87 Titik Panas Terpantau di Sumatera: Sumbar Penyumbang Titik Panas Terbanyak Sebanyak 26 Titik, Ancaman Karhutla Bayangi Musim Kemarau
Ilustrasi hotspot atau titik panas kembali terdeteksi di Riau (foto/int)
D'On, Pekanbaru – Potensi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menghantui Pulau Sumatera seiring dengan meningkatnya jumlah titik panas atau hotspot yang terdeteksi oleh satelit. Dalam laporan terbaru yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, sebanyak 87 titik panas tercatat menyebar di berbagai wilayah Sumatera hingga pukul 23.00 WIB.
Sumatera Barat Paling Terdampak, Riau Tetap Waspada
Menurut penuturan Deby, petugas BMKG Stasiun Pekanbaru, Sumatera Barat menjadi wilayah dengan sebaran titik panas terbanyak, yakni sebanyak 26 titik, mengindikasikan meningkatnya aktivitas suhu permukaan yang berpotensi memicu kebakaran.
“Selain Sumatera Barat, Sumatera Selatan juga mencatat jumlah signifikan dengan 19 titik panas, disusul oleh Sumatera Utara sebanyak 12 titik,” ujar Deby saat diwawancarai, Senin malam.
Wilayah lain yang turut menyumbang titik panas antara lain:
- Bengkulu: 7 titik
- Jambi: 7 titik
- Bangka Belitung: 6 titik
- Lampung: 5 titik
- Aceh: 1 titik
Meskipun tidak berada di urutan teratas, Provinsi Riau yang selama ini dikenal sebagai salah satu daerah rawan karhutla, tercatat memiliki empat titik panas. Rinciannya:
- Kabupaten Indragiri Hilir: 3 titik
- Kota Dumai: 1 titik
Musim Kemarau: Ancaman Senyap yang Mengintai
Titik panas yang terdeteksi BMKG merupakan indikator awal adanya peningkatan suhu permukaan yang abnormal, dan biasanya mengindikasikan potensi munculnya api atau pembakaran terbuka di lokasi tersebut. Meski belum semuanya dapat dipastikan sebagai karhutla, keberadaan titik-titik ini menjadi peringatan dini yang tidak bisa diabaikan, terutama menjelang musim kemarau yang rawan kekeringan.
“Walau jumlah titik panas di Riau masih tergolong rendah dibanding provinsi lain, kita tetap mengimbau masyarakat untuk tidak lengah. Jangan melakukan pembakaran lahan atau semak, karena sedikit saja api bisa menjalar dengan cepat, apalagi jika angin kencang ikut berperan,” ujar Deby memperingatkan.
Imbauan untuk Semua Pihak
Dalam beberapa tahun terakhir, Riau telah menjadi sorotan nasional akibat kabut asap yang melumpuhkan aktivitas, bahkan berdampak hingga ke negara tetangga. Oleh karena itu, antisipasi dini dan kesadaran kolektif masyarakat menjadi kunci utama dalam mencegah bencana yang berulang.
Pemerintah daerah, instansi terkait, serta masyarakat diharapkan bersinergi untuk memantau wilayah masing-masing. Deteksi dini, pelaporan cepat, serta penindakan terhadap praktik pembakaran ilegal harus dilakukan secara tegas agar Sumatera, khususnya Riau, tidak kembali dilanda krisis kabut asap seperti tahun-tahun sebelumnya.
(Mond)
#BMKG #TitikPanas #PulauSumatera