Belawan Memanas Lagi: Tawuran Brutal Lukai Kapolsek, Wajah Terkena Lemparan Batu
Ilustrasi Tawuran
D'On, Medan, Sumatera Utara – Ketegangan kembali membara di Kecamatan Medan Belawan. Pada Selasa malam (6/5), kawasan pesisir Kota Medan itu kembali jadi saksi aksi tawuran brutal antar kelompok pemuda yang semakin mengkhawatirkan. Tak hanya mengganggu ketertiban umum, kali ini aksi kekerasan tersebut bahkan melukai aparat kepolisian.
Kapolsek Belawan, AKP Ponijo, yang turun langsung ke lokasi demi meredam kekacauan, justru menjadi korban. Ia terkena lemparan batu yang diduga diarahkan secara sengaja ke aparat. Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa wajah Ponijo mengalami luka akibat serangan tersebut.
“Benar, Kapolsek Belawan mengalami luka-luka. Ia terkena lemparan batu saat mencoba membubarkan massa yang tawuran,” ujar Kompol Siti Rohani, Kasubbid Penmas Polda Sumut, saat dikonfirmasi pada Rabu (7/5).
Namun hingga kini, polisi masih menutup rapat detail kronologi peristiwa tersebut, termasuk identitas dan motif kelompok yang terlibat dalam tawuran malam itu. Kondisi terbaru AKP Ponijo pun belum dirinci lebih lanjut oleh pihak berwenang.
Bukan Tawuran Pertama: Belawan Jadi Zona Rawan
Tawuran pada Selasa malam hanyalah lanjutan dari rentetan kekerasan yang telah lebih dulu memanas. Pada Minggu malam (4/5), kawasan yang sama juga dilanda bentrokan antar kelompok pemuda. Parahnya, dalam kejadian itu terjadi insiden serius yang menyeret nama mantan Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Josua Tampubolon alias Oloan.
Oloan yang saat itu masih aktif menjabat, memimpin patroli rutin untuk mencegah tawuran. Namun saat melewati lokasi bentrokan, ia justru diadang dan diserang oleh sekelompok pemuda. Merasa terancam dan demi keselamatan dirinya serta anggota, Oloan melepaskan tiga tembakan peringatan yang kemudian mengenai salah satu remaja pelaku tawuran.
Remaja tersebut tewas di tempat. Insiden itu memicu kontroversi dan mengguncang institusi kepolisian. Sebagai respons, Polda Sumut langsung mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan AKBP Oloan dari jabatannya selama sebulan, guna menjalani proses pemeriksaan terkait prosedur penggunaan senjata api.
Kondisi Kian Mencekam, Warga Resah
Aksi tawuran yang makin sering terjadi di Belawan menciptakan suasana mencekam di tengah masyarakat. Warga setempat mulai khawatir akan keselamatan diri dan keluarganya, apalagi bentrokan kerap terjadi pada malam hari saat sebagian besar orang beristirahat.
“Kami sudah resah, tiap malam harus waspada. Anak-anak takut keluar rumah. Polisi datang pun malah ikut jadi korban, kami makin takut,” ungkap seorang warga sekitar, yang meminta identitasnya disembunyikan.
Polisi kini berjanji akan meningkatkan patroli dan melakukan pendekatan yang lebih menyeluruh, termasuk menggandeng tokoh masyarakat dan pemuda untuk mencari akar masalah.
Belawan Perlu Solusi Jangka Panjang
Para pengamat menilai bahwa maraknya tawuran di Belawan bukan hanya masalah keamanan, tetapi juga persoalan sosial yang kompleks. Faktor kemiskinan, pengangguran, minimnya ruang ekspresi bagi anak muda, hingga lemahnya pengawasan keluarga menjadi pemicu utama.
Pihak kepolisian diharapkan tidak hanya mengedepankan pendekatan represif, tetapi juga memperkuat upaya preventif dan edukatif, agar generasi muda tidak terus-menerus terseret dalam siklus kekerasan jalanan.
(Mond)
#Tawuran #Kriminal