Breaking News

Bripka RR Buka Skenario Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Dibalik Penembakan Brigadir J

D'On, Jakarta,- Ricky Rizal alias Bripka RR dipertemukan dengan istri dan anak-anaknya di Rutan Bareskrim Polri. Sang istri meminta Bripka RR membongkar peristiwa yang sebenarnya terjadi saat penembakan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo.


Momen ini jadi momen titik balik Bripka RR hingga akhirnya jujur mengatakan yang dia ketahui terkait insiden kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah Ferdy Sambo.

Tim Kuasa Hukum Bripka RR, Zena Dinda Defega menjelaskan, kliennya telah mengubah keterangan atas insiden penembakan Brigadir J yang di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7).

"Ingat keluarga, masih ada keluarga, anak-anaknya juga masih kecil dan meminta Brigadir RR untuk terus terang karena masih ada keluarga yang dia miliki," kata Zena Dinda.

"Ada tiga, kembar usia tujuh tahun, setengah tahun," tutur Zena Dinda.

Kejaksaan pun mengembalikan berkas perkara Bripka RR ke penyidik Polri. Jaksa meminta penyidik melengkapi beberapa keterangan yang tertuang di dalam BAP RR.

Berikut keterangan lengkap pengacara Bripka RR terkait pemeriksaan dengan penyidik Polri melengkapi kekurangan sesuai arahan Jaksa dalam peristiwa penembakan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo:

Pengacara Zena Dinda:

Memang anak kandung Bripka RR ada berapa?

Ada tiga, kembar usia tujuh tahun dan dua setengah tahun.

Posisinya dimana?
Di Tegal, Ibunya di sana.

Pengacara Erman Umar:

Pertengkaran seperti apa?

Entah ada pertengkaran apa antara Yoshua dan ibu atau di balik itu kita (Bripka RR) enggak tahu.

Nah, ternyata RR si Richard (BHarada E) di luar (tidak berada di rumah). Di luar rumah dia mengurus sekolah anaknya Sambo nah setelah dia balik dipanggil ibu, setelah dia balik ternyata di bawah kan sepi dan dia naik ke atas itulah dia mendapat info Kuat (Kuat Maruf) kok agak panik, sementara Susi nangis. Disampaikan ditanya ada apa nih om, dia bilang yang saya sampaikan selama ini dia ya itu si anu turun naik ditegur ya dia menghindar, kemudian dia dipaksa lagi naik saya bawa pisau, dia khawatir karena kuat ngeri ada apa-apa, akhirnya dia masuk dan dia lihat ibu ada di kamar terbaring dari bantal tinggi sudah ditanya Bu ada apa Bu, kemudian dia telpon Richard dia jawab, kok dia enggak menjawab, tapi dia malah tanya dimana Yoshua, panggil Yoshua, dia panggil Yoshua ke bawah. Yoshua malah mencak-mencak, ada apa kata si RR jawaban Yoshua iya tuh om, kenapa tuh om kuat marah-marah sama saya, jadi di mata dia kan ke situ sebenarnya.

Dia (Bripka RR) naik lagi ke atas, dibujuk, Yoshua pertama enggak mau, dia bilang tadi saya datang ke kamar ibu ditanyain ayo kita ke sana. Enggak mau awalnya. Dibujuk, ayolah.

Yaudah, naik dia. Pintunya memang enggak ditutup, terbuka, duduklah si Yoshua di bawah. Ibu di atas sambil baring setengah itu. Tapi si Richard, RR keluar. Tapi dia enggak mendengar apa isi pembicaraan antara 10-15 menit.

Setelah selesai baru dipanggil lagi si ibu manggil RR, RR masuk lagi tarik Yosua turun. Di bawah ditanya lagi, 'Yosua tadikan dia marah-marah, ada apa sih sebenarnya?' 'Enggak bang, enggak ada apa apa'

Jadi si RR tidak ada lagi niat, yaudalah. Jadi kalau ditanya yang di jakarta kejadian di Saguling, sampai di saguling RR diminta ke atas. 'kamu tahu enggak kejadian di Magelang?' 'saya enggak tahu pak'

Tapi dilihat posisi Pak Sambo ini tegang dan nangis kayak terguncang kaget juga dia.

'Kamu tahu enggak ibu dilecehkan?' 'Enggak tahu pak' 'yaudah kalau gitu berani enggak kamu tembak?'

Jadi dia belum, dia bilang tidak berani saya pak. Di pikiran dia, apa benar, tentunya diklarifikasi dulu dong. Bertanya kepada beberapa pihak atau saksi walaupun dia tidak mengetahui tapi kan ada Kuat Maruf ada Susi.

Setelah itu disuruh oleh Pak Sambo pergi panggil si Richard. Panggil Richard, dia pun juga enggak ngomong ke si anu, dia khawatir di bawah itu kan ada Romer, ajudan-ajudan ya, ada Kuat Maruf juga ada siapa lagi ajudan. Jadi dia enggak kepikiran menyampaikan kita disuruh nembak. Jadi enggak ini pikiran dia, dan pikiran dia juga hanya ingin klarifikasi dulu.

Yaudah si Richard dibisikkan 'kamu dipanggil bapak ke atas' sudah naik si Richard yaudah, enggak berapa lama dia sudah enggak tahu lagi. Dia ngecek karena dia tetap di bawah sama teman-teman itu.

Enggak berapa lama ibu keluar mau ke garasi terus disamperin sama si RR. 'bu ada apa bu' dia kayak memanggil, 'kita ke rumah Duren Tiga dalam rangka isolasi' karena memang kebiasaan kalau pulang dari luar kota mereka PCR di saguling isolasinya menunggu hasilnya di Duren Tiga.

Naiklah mereka, ibu, RR bawa mobil, ada Yoshua, ada Kuat Maruf, ada Richard. Kalau Susi tidak, Susi tinggal di rumah itu, Saguling.

Sampai di sana dia turunin semua penumpang, dia sambil parkir mobil. Kalau tidak salah hampir berpapasan juga dengan Pak Sambo, karena Pak Sambo sampai juga terus naik ke atas.

Setelah itu di bawah dia tidak melihat lagi, yang dia ingat duduk terakhir di bawah itu si Romer, Yoshua di taman, Richard mungkin sudah di atas sama ibu mungkin.

Setelah itu enggak berapa lama mungkin hitungan menit, Kuat memanggil RR, 'om-om' walaupun sebenarnya Kuat Maruf lebih tua ya. Di Panggil Bapak, Joshua juga. Sudah berjalanlah mereka bertiga, depan J tengah K. RR karena pakai sepatu karena masuk rumah harus pakai sandal (rumah), harus buka sepatu. Jadi, saat sudah masuk ke dalam rumah dia sudah melihat posisi tembak, 'tembak' perintah FS.

Sudah terjadi (perintah). Dia (RR) tidak begitu ingat lah, yang jelas dia syookkk membayangkan apakah ini perintah dinas, atau apalah pikiran dia.

Kemudian ada HT, terima HT dia. Dari temannya dia juga, ajudan yang di luar. Jadi, walaupun keadaan seperti itu, dia orang dia kan, dia juga pasti berharap kan, ada perasaan menyampaikan, dia berbalik gini, dekat pintu, dia enggak melihat. Masih di sana, di luar atau di samping.

Akhirnya dia balik lagi ketempat kejadian. Pada saat itu dia melihat FS menembak-nembak dinding, kayak TV dan tangga. Dan dia, menurut dia tidak melihat dia Pak FS menembak (J).

Kan menurut Richard karena dia di dalam kan, utuh. Menurut Richard, Bapak di ruangan sebelum nembak-nembak dinding, itulah yang mungkin berbeda dengan Richard ya.

Tapi tadi saya tanya pak, bila perlu jadikan saksi si Romer dalam kesaksian, supaya apa yang saya omongkan itu benar. Itu intinya.

Jadi berbeda pada saat pertamakan seolah dia, dalam skenario kan, dia ngumpet itu kan skenario pertama. Itu sudah diubah.

Kemudian pak, yang kabarnya Bripka RR mengumpat di balik kulkas itu bagaimana?

Itu yang skenario

Alasan Bripka RR menyatakan mengumpat di balik kulkas itu berarti siapa yang menyuruh?

Itukan anu pertama, mereka dikumpulkan di Provos, terus pemeriksaan Jakarta Selatan. Tapi bukan maunya dia. Orang kejadian itukan pasti banyak berdatangan itu semua orang Propam. Mana mungkin dia berdaya bisa menanyakan kebenaran apa, pasti dikumpulkan mereka kemudian baru diperiksa satu-satu.

Inisitif atau disuruh?

Enggak, itu mungkin enggak tahu, saya enggak sampai sejauh itu. Saya ini kan baru masuk belum ada saya bertanya. Ini mungkin masukan, pertanyaan saya akan saya tanyakan. Tapi inisiatif yang pokok rekayasa itu bukan dari dia, itu intinya.

Tetapi sewaktu memberi keterangan di Polres Jaksel apakah ada tekanan?

Tekanan itu tidak tahu, mereka dikumpulkan dulu, mungkin dibriefing sama Sambo dibriefing sama tim lain, itu yang disampaikan. Ya malah kita dengar belum tahu kepastiannya malah pertanyaan jawaban udah ada yang menyiapkan. Tapi enggak tahu siapa kan.

Berarti yang dia bilang mengumpat di balik kulkas itu ada di BAP? BAP tingkat mana?

Ada (di-BAP). Di Jaksel itu.

Soal pelecehan, apakah Bripka RR melihat itu?

Tidak. Makanya dia kaget waktu Pak Sambo bilang gitu.

Bisa diungkap keterangan Bripka RR bilang Kuat Maruf saat di Magelang panik, Brigadir J sendiri bagaimana?

Marah. Marah saja. Pas ditanya J jawab "Garau tuh si om Kuat (Maruf) marah marah ke saya", tapi setelah kluar dari ibu baru enggak mau menceeitakan apa yang terjadi. dan juga mereka malamnya itu enggak ada masalah, sudah tenang. Malah si RR sebenarnya melihat pertama pertengkaran dan ada yang bilang pisau itu. Mereka kan bagaimanapun Joshua punya senajta, ada senjata, laras panjang dan pendek.

Dia berinisiatif jangan sampai terjadi nih si KM udah bawa pisau jangan-jangan sakit hati J berantemlah mereka terjadilah penembakan. Dia berinisiatif ambil senjata si J, simpan di kamarnya anaknya Sambo di atas. Itu inisiatifnya dan itu terlacak waktu lie detector, itu pertanyaan inti di sana.

Sebelum bertemu ibu PC keduanya (Kuat Maruf dan Brigadir J) dalam keadaan marah ya pak?

Iya

Lantas, setelah ibu PC bertemu Brigadir J sekitar 10-15 menit di dalam kamar, bagaimana reaksi Kuat Maruf?

Saya lihat karena enggak ada anu lagi (pertikaian) maka biasa aja. Pas tidur di kamar R sama J, kemudian Kuat Maruf sama RR di ruang tengah. Besok paginya mereka sudah siap siap dan sudah dingatktan untuk ke Jakarta.

Ibu bilang ke RR, tolong antarin saya, karena saya kurang sehat. Sebenarnya RR ini tidak akan ke Jakarta karena dia tinggal di Magelang untuk mengurus anaknya yang sekolah. Karena dia adcnya/ajudannya diperuntukan untuk itu. Jadi bukan mendampingi Pak Sambo di Jakarta atau di apa.

Bripka RR memang ditempatkan di Magelang?

Iya khusus di Magelang, untuk mengurus anak dari Sambo. Karena dua anaknya di sana.

Terus kenapa diajak ke Jakarta?

Karena saya kurang sehat kata ibu (pc) tolong kamu bantu antarkan. Sebenarnya cukup kan satu mobil, kira-kira gitu. Atau dia enggak perlu berangkat karena dia tugasnya di sana.

Soal kejadian di Duren Tiga, apakah RR melihat PC ikut menembak Brigadir J?

Tidak ada. Karena kejadian itu dia bilang setelah dia balik arah pas Pak Sambo nembak- nembak berapa lama kan Sambo membuka pintu kamar dan posisi ibu di kamar terus nangis dibawa keluar trus dipanggil Ricki untuk antarkan ke Saguling.

Saat ke Saguling dari rumah dinas, apa pembicaraan RR dan PC?

Orang (PC) menangis. Apalagi disebut pelecehan enggak adalah enggak berani ngobrol atau nanya.

(mdk/rhm)

#BripkaRR #FerdySambo #PutriCandrawathi #PembunuhanBrigadirJ