Breaking News

Strain Colombus, Varian Baru Virus Corona Dari AS

D'On, Washington DC (AS),- Dua Varian baru virus corona Covid-19 kembali ditemukan. Kali ini di Ohio Amerika Serikat (AS) dan diumumkan peneliti dari The Ohio State University Waxner Medical Center pada Rabu (13/1/2021) waktu setempat. Salah satu variannya dijuluki dengan nama "strain Colombus" memiliki tiga mutasi gen yang sebelumnya belum pernah terlihat bersama di SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Mutasi ini terjadi pada apa yang disebut sebagai potein lonjakan, yang digunakan virus untuk menempel pada sel.

The Ohio State University Waxner Medical Center mengatakan strain ini dengan cepat menjadi varian virus corona yang dominan di Colombus, Ohio, dalam tiga minggu pada akhir Desember 2020 hingga awal Januari 2021.

"Strain Colombus baru ini memiliki tulang punggung genetik yang sama seperti kasus sebelumnya yang telah kami pelajari, tetapi ketiga mutasi ini mewakili evalusi yang signifikan," ujar Dan Jones, pemimpin penelitian ini dari Wexner Medical Center.

"Kami tahu pergeseran ini tidak datang dari virus di Inggris atau Afrika Selatan," tambahnya, seperti dikutip dari Live Science, Jumat (15/1/2021).

Para peneliti Ohio secara teratur mengurutkan genom SARS-CoV-2 dari sampel pasien sejak Maret 2020 untuk memantau evolusi virus.

Seperti varian virus corona lain yang ditemukan di seluruh dunia, termasuk varian Inggris, mutasi pada strain Columbus terjadi pada "protein lonjakan" virus, yang memungkinkan virus memasuki sel.

Ada kemungkinan mutasi ini membuat virus lebih mudah menular, menurut para peneliti. Namun sejauh ini, tidak ada bukti bahwa mutasi ini akan berdampak pada efektivitas vaksin COVID-19.

"Penting agar kami tidak bereaksi berlebihan terhadap varian baru ini sampai kami mendapatkan data tambahan," tambah Peter Mohler, salah satu penulis penelitian ini dan kepala petugas ilmiah di Wexner Medical Center.

Varian kedua yang ditemukan oleh peneliti Ohio memiliki mutasi yang disebut 501Y yang identik dengan yang terlihat pada varian Inggris. Mutasi ini mempengaruhi domain pengikat reseptor, atau bagian dari protein lonjakan virus yang menempel pada reseptor ACE2 dalam sel manusia; dalam percobaan lab-dish, domain pengikat reseptor yang bermutasi mengikat lebih erat ke reseptor ACE2, demikian temuan penelitian sebelumnya.

Tetapi para peneliti percaya varian Ohio secara independen mengembangkan mutasi itu dari strain yang sudah ada di AS. Itu ditemukan pada satu pasien dari Ohio, jadi para peneliti belum tahu seberapa lazimnya itu dalam populasi secara keseluruhan.

Seorang juru bicara Center for Disease (CDC) mengatakan kepada CNBC International bahwa badan tersebut sedang meninjau penelitian baru.

(LJC)