Breaking News

Permintaan Terakhir Balita yang Tewas di Tangan Remaja NF Sawah Besar


D'On, Jakarta,- Kepergian bocah A (5) yang tewas di tangan gadis remaja NF (15), pada Kamis (5/3) lalu, masih meninggalkan luka yang mengiris hati kedua orang tua korban.
Kepada , ayah korban, Kartono (40), mengungkapkan penyesalan belum memenuhi permintaan putrinya yang kini telah pergi untuk selama-lamanya. 

Menurut Kartono, anaknya ingin punya tas dan sepatu bergambar tokoh Elsa dalam film Frozen.

"Rencana tahun ini kami ingin masukan ke TK, dia senang banget bahkan berkali-kali sudah minta tas Frozen, tapi," ujar Kartono tak kuasa meneruskan kalimatnya.

1. Dipasangi garis polisi, pintu kamar pelaku terbuka

Saat menelusuri lokasi kejadian, Senin (9/3) siang, suasana gang di Sawah Besar, Jakarta Pusat tampak lengang. Hanya ada beberapa orang yang lalu lalang. Setengah meter dari jalan masuk gang, sebuah garis polisi berwarna kuning membentang di sebuah rumah.

Rumah kayu bertingkat dua tersebut terkunci. Terlihat beberapa jemuran baju masih bergantungan di atas.

Di samping sebelah kiri rumah pelaku NF, terdapat rumah korban. Tampak beberapa orang naik tangga kayu, kecil, dan curam menuju lantai dua tempat korban tinggal. Dari lantai dua rumah korban, terlihat jelas kondisi rumah pelaku di lantai atas.

Pintu kamar pelaku terbuka, keadaan gelap dan hanya ada jemuran baju tidur perempuan berwarna merah muda yang membentang di depan mata.

2. Ibu korban berusaha tegar dan ikhlas

Tiga perempuan berusia sekitar 30-an duduk di lantai kayu rumah korban.
"Ikhlaskan ya, putrinya akan jadi bidadari di surga," ujar seorang perempuan berkerudung merah berusaha menenangkan ibu korban, Ratnawati (35).

Meski menyambut ramah, Ratnawati dengan halus menolak diwawancara, dia menyerahkan semua pada suaminya.
"Maaf saya kalau wawancara ndak bisa, silakan pada suami saja di bawah," ujarnya sambil berusaha tersenyum.

3. Cerita ayah korban, ada beberapa luka lebam di perut putrinya

Ayah korban, Kartono, duduk bersama para tetangga dan mertua di belakang rumahnya. Kartono tersenyum saat mengenalkan diri.

Kartono mengatakan, sampai saat ini dia dan istrinya masih belajar menerima kenyataan pahit. Kartono tidak percaya pelaku NF yang merupakan tetangganya, tega melakukan hal keji pada putrinya.

"Saya melihat sendiri bagaimana kondisi jenazah putri saya yang seperti itu, ada beberapa luka lebam terutama di perutnya," ceritanya.

4. Korban biasa main dengan adik pelaku

Kartono kemudian menceritakan kedekatan istri dan putrinya pada keluarga pelaku. Istrinya sehari-hari datang ke rumah pelaku karena bekerja membuat makanan pesanan dari usaha milik mertua ibu pelaku.

"Jadi dah biasa keluar masuk rumah, main sama anak yang kecilnya (anak dari ibu pelaku) yang sama usia dengan anak saya, jadi gak main sama pelaku," ujarnya.

5. Kartono dibantu masyarakat sempat mencari korban dan lapor polisi

Kartono mengungkapkan, menurut penuturan istrinya, anak bungsu mereka pergi bermain ke rumah pelaku usai dimandikan, pada Kamis (5/3).   

Sang ibu mulai resah ketika pada pukul 19.00 WIB, anaknya belum kembali ke rumah. Istrinya pun menelepon Kartono yang tengah bekerja untuk segera pulang.

"Saat itu keluarga dibantu masyarakat mencari keberadaan anak saya, tidak hanya keliling gang tapi juga masuk rumah warga termasuk rumah pelaku, tapi emang gak sampai lemari-lemari. Saya memutuskan untuk lapor polisi jam 23.00 WIB karena saya pikir anak saya diculik atau hilang kesasar," cerita Kartono.

Alangkah kagetnya Kartono, polisi menemukan jenazah putrinya dalam lemari pelaku pada Jumat (6/3) pukul 11.00 WIB.

"Istri saya sampai histeris dan tidak sadarkan diri, saya berusaha tegar tapi tetap saya gak bisa sembunyikan," ujarnya lirih.

6. Ayah korban menyesal belum sempat membelikan tas bermotif Elsa Frozen

Saat ini, orang tua korban berusaha menerima kenyataan meski merasa sangat kehilangan.

"Dia (korban) anak yang ceria, suka fesyen dan bergaya, apalagi saat malam hari saat semuanya tidur dia malah sibuk selfie sama main tik-tok," ujar Kartono mengenang tingkah laku si kecil.

Kini, suara tawa dan ceria putrinya tidak terdengar lagi. Kartono dan istri tidak lagi bisa melihat gaya centil putrinya di depan kamera. Kartono pun menyesal belum sempat membelikan tas Elsa Frozen yang diminta putrinya.

(mond/IDN)