Mabes TNI Luruskan Isu BAIS Ditangkap Brimob Saat Demo: Klarifikasi Kronologi dan Hoaks yang Beredar
Konferensi Pers Mabes TNI terkait kabar hoaks terkait TNI selama gelombang kerusuhan di Indonesia pada Jumat (5/9/2025). Foto: Dok. Puspen TNI
D'On, Jakarta – Isu panas merebak di jagat maya pasca aksi demonstrasi di Jakarta akhir pekan lalu. Sebuah foto beredar luas, menampilkan seorang pria yang disebut-sebut anggota Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI ditangkap oleh aparat Brimob Polri. Narasi yang menyertainya bahkan menyebut anggota intelijen itu diamankan karena menjadi provokator.
Kabar ini sontak memantik spekulasi liar. Namun, Mabes TNI segera angkat bicara untuk meluruskan. Kapuspen TNI, Brigjen (Mar) Freddy Ardianzah, menegaskan bahwa meskipun sosok dalam foto memang benar anggota BAIS, narasi yang berkembang adalah keliru dan menyesatkan.
“Foto itu benar anggota BAIS TNI, jelas terlihat identitasnya. Tetapi narasi yang menyebut ditangkap Polri dan menjadi provokator demo, itu tidak benar,” tegas Freddy dalam konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (5/9).
Kronologi Sebenarnya: Mayor SS dan Pertemuan dengan Brimob
Freddy kemudian membeberkan kronologi peristiwa yang menimpa Mayor SS, anggota BAIS yang fotonya viral itu.
-
Sabtu (30/8), sore hingga malam hari – Mayor SS bersama beberapa rekannya bertugas melakukan pemantauan aksi demo di kawasan DPR RI. Situasi kala itu memanas, massa aksi dan pasukan Brimob berhadapan di bawah flyover Slipi sejak pukul 15.25 WIB.
-
Pukul 17.05-22.00 WIB – Massa dipukul mundur menuju Jalan Raya Pejompongan. Situasi semakin riuh, asap gas air mata memenuhi udara.
-
Pukul 22.30-23.15 WIB – Saat Brimob memperkuat pasukan di arah Pejompongan, Mayor SS beserta rekannya mengikuti dari belakang untuk tetap melakukan monitoring.
-
Pukul 23.25 WIB – Mayor SS terpisah dari rekan-rekannya sejauh 50 meter akibat kepulan gas air mata. Ia terlihat duduk di atas sepeda motor yang terparkir di dekat pom bensin. Pada saat itu, rombongan Brimob bermotor patroli tiba di lokasi.
Salah satu komandan Brimob kemudian menghampiri Mayor SS dan menariknya ke arah mobil rantis. Sempat terjadi dialog singkat sebelum Mayor SS menunjukkan kartu tanda anggota (KTA) BAIS. Setelah identitasnya jelas, suasana langsung mencair.
“Selanjutnya saling berjabat tangan, kartu tugas dikembalikan, dan pasukan Brimob kembali bergabung dengan rekan-rekannya. Jadi tidak ada penangkapan, apalagi disebut provokator,” jelas Freddy.
Rentetan Hoaks Lain yang Ditepis TNI
Kasus Mayor SS ternyata hanya satu dari serangkaian kabar bohong yang beredar pasca demonstrasi. Mabes TNI menegaskan ada pihak-pihak yang sengaja memframing isu untuk membenturkan TNI dengan Polri maupun aparat dengan masyarakat.
Beberapa kabar yang diluruskan antara lain:
-
Anggota TNI Diamankan Brimob Polda Sumsel
Sebuah video memperlihatkan Pratu Handika Novaldo dipiting Brimob di DPRD Sumsel (31/8). Ternyata, kejadian itu hanyalah kesalahpahaman. Handika saat itu tidak ikut demo, melainkan sedang membeli makan dan mengisi BBM. Kapolda dan Dansat Brimob Sumsel sudah meminta maaf atas insiden tersebut. -
Pria Mengaku TNI di DPRD Sumut
Seorang pria bernama Fajri Buhang sempat mengaku anggota TNI saat diamankan massa aksi di DPRD Sumut (1/9). Setelah diperiksa polisi, ia terbukti warga sipil, bukan prajurit. -
Pelajar 16 Tahun di Ternate Dituduh TNI Provokator
Seorang remaja dituding massa aksi sebagai anggota TNI. Setelah dicek kepolisian dan orang tuanya, terbukti ia hanyalah seorang pelajar biasa, bukan prajurit. -
Pria Ngaku Diperintah Anak Anggota TNI Serang Markas Brimob
Di Bogor, seorang pria berinisial M membuat pengakuan palsu bahwa ia disuruh anak anggota TNI untuk menyerang markas Brimob di Cikeas. Hasil pemeriksaan polisi menunjukkan, pengakuan itu hanya akal-akalan untuk menghindari jeratan hukum.
Penegasan Mabes TNI: Tidak Ada Prajurit yang Ditangkap
Dengan sederet klarifikasi tersebut, Mabes TNI menegaskan bahwa tidak ada satu pun prajurit TNI yang ditangkap Polri karena menjadi provokator aksi.
“Sampai dengan saat ini tidak ada anggota TNI yang ditangkap oleh Polri. Itu supaya digarisbawahi,” tegas Freddy.
Ia juga mengingatkan adanya potensi adu domba antara aparat TNI dan Polri melalui isu-isu liar di media sosial. Karena itu, ia menekankan pentingnya sinergi kedua institusi.
“TNI-Polri tetap solid menjaga stabilitas keamanan nasional. Jangan sampai isu-isu semacam ini memecah belah persatuan bangsa,” tandas Freddy.
Menangkal Framing Negatif
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa dalam suasana politik dan sosial yang memanas, hoaks kerap dimanfaatkan untuk memperkeruh keadaan. Mabes TNI menilai framing negatif semacam itu bukan hanya menyerang institusi, tetapi juga berpotensi memecah belah masyarakat.
Klarifikasi yang disampaikan TNI sekaligus menjadi pesan bahwa setiap kabar yang beredar di media sosial perlu diverifikasi dengan seksama sebelum dipercaya atau disebarkan lebih lanjut.
- Foto anggota BAIS dengan Brimob adalah benar, tapi narasi penangkapan provokator adalah hoaks.
- Kronologi menunjukkan bahwa Mayor SS hanya berkoordinasi dan menunjukkan identitas.
- Beberapa hoaks lain yang menyebut TNI ditangkap atau jadi provokator juga sudah dibantah.
- TNI menegaskan tidak ada prajurit yang diamankan Polri.
- TNI-Polri tetap solid menjaga keamanan dan menolak upaya adu domba.
(K)
#BAIS #TNI #Polri #Hoaks #Nasional