Lindungi Warga dari Ancaman Banjir, Pemko Padang Pacu Normalisasi Batang Kandis Hingga Tuntas
Pemko Padang Lakukan Rapat Terkait Pembebasan Lahan Proyek Batang Kandis
D'On, Padang — Pemerintah Kota Padang tak tinggal diam menghadapi ancaman banjir yang selama ini menjadi momok bagi ribuan warga di kawasan Koto Tangah. Salah satu langkah nyata yang kini terus dikebut adalah proyek normalisasi Batang Kandis—sebuah program strategis yang diproyeksikan rampung akhir tahun 2025.
Progres fisik proyek ini per Juni 2025 telah mencapai 65 persen. Namun Pemko Padang bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V serta Kementerian ATR/BPN, memastikan bahwa bukan hanya angka capaian yang jadi fokus, melainkan juga dampaknya terhadap perlindungan jangka panjang bagi masyarakat.
Fadly Amran: Ini Soal Nyawa dan Kenyamanan Warga
Wali Kota Padang, Fadly Amran, menyebut proyek ini sebagai bukti nyata bahwa negara hadir untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya. Dalam rapat koordinasi lintas sektor yang digelar di Rumah Dinas Wali Kota, Selasa (24/6/2025), Fadly menekankan pentingnya menyelesaikan proyek ini tepat waktu, dengan mempercepat penyelesaian berbagai kendala terutama masalah pengadaan lahan.
“Normalisasi Batang Kandis ini bukan proyek biasa. Ini soal keselamatan warga, soal hak atas rasa aman dari banjir yang sudah bertahun-tahun menghantui mereka. Kita tidak akan biarkan persoalan ini berlarut. Semua pihak harus bahu membahu," ujar wali kota yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Seattle, Amerika Serikat tersebut.
Ia menyampaikan bahwa Pemko Padang bersama BWS Sumatera V, ATR/BPN, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis terus memperkuat koordinasi. Tujuannya jelas: tidak ada pekerjaan yang tertunda, tidak ada masalah yang dibiarkan menumpuk. Target besar telah ditetapkan: Desember 2025, proyek harus selesai dan siap mengurangi risiko banjir secara signifikan.
PUPR Padang: Lahan Jadi Tantangan, Tapi Kami Tak Menyerah
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Padang, Tri Hadiyanto, menyampaikan bahwa proses teknis di lapangan terus diawasi secara ketat. Tim dari Dinas PUPR setiap hari mendampingi pelaksanaan, memastikan bahwa tidak ada detail yang terlewat.
Namun Tri juga tak menampik bahwa kendala pengadaan lahan masih menjadi batu sandungan utama. Beberapa titik lokasi proyek masih belum bebas dari kepemilikan warga, dan proses administrasi di BPN butuh waktu. Meski begitu, komunikasi aktif terus dilakukan, baik kepada warga maupun lembaga terkait.
“Kami sadar betul ini bukan proyek yang bisa dikerjakan setengah hati. Kami pastikan tidak ada celah yang membahayakan keselamatan warga. Untuk itu, kami terus berdiskusi dengan warga, melakukan pendekatan yang humanis, dan bekerja sama dengan BWS serta BPN agar semua berjalan sesuai rencana,” jelasnya.
Proyek Strategis Nasional, Harapan Baru bagi Koto Tangah
Normalisasi Batang Kandis bukan hanya upaya teknis, tapi juga bentuk kehadiran negara dalam kehidupan warga. Kawasan Koto Tangah dikenal sebagai salah satu wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi di Kota Padang. Dalam satu dekade terakhir, kawasan ini berulang kali dilanda banjir akibat meluapnya aliran Batang Kandis saat curah hujan tinggi.
Proyek ini mencakup pelebaran sungai, pengerukan sedimentasi, pembangunan tanggul pengaman, hingga pembuatan saluran drainase pendukung. Harapannya, Batang Kandis dapat kembali menjalankan fungsinya sebagai saluran air utama yang aman dan terkendali.
Dalam jangka panjang, normalisasi ini juga membuka peluang pembangunan lainnya seperti jalur inspeksi, ruang terbuka hijau, hingga revitalisasi kampung yang selama ini terdampak banjir.
Kolaborasi, Kunci Sukses Pembangunan
Keberhasilan proyek ini tak lepas dari kolaborasi lintas sektor. Pemerintah kota, instansi pusat, dan masyarakat harus berjalan dalam irama yang sama. Fadly Amran mengajak seluruh pihak untuk melihat proyek ini bukan hanya sebagai pekerjaan konstruksi, tapi sebagai investasi sosial jangka panjang.
“Yang kita kerjakan hari ini akan dirasakan anak cucu kita nanti. Maka kita harus bekerja dengan penuh tanggung jawab, transparansi, dan kecepatan,” tegas Fadly.
Dengan progres 65 persen dan tenggat waktu Desember 2025, masyarakat Padang kini menaruh harapan besar. Normalisasi Batang Kandis bukan sekadar proyek pembangunan fisik, melainkan ikhtiar bersama menuju kota yang lebih aman, tangguh, dan manusiawi.
(Mond)
#Padang #BatangKandis #BWSVPadang #BPN