Breaking News

Baphomet, Kerap Dianggap Simbol Satanic hingga Para Penyembahnya Ditangkapi, Siapa Sebenarnya Sosok Itu?

Dirgantaraonline.co.id,- Tahun 2018 lalu, kelompok pemuja setan The Satanic Temple membawa patung perunggu Baphomet setinggi 2,5 meter ke Little Rock di Arkansas, AS dalam aksi unjuk rasa pertama kalinya.

Kelompok The Satanic Temple mendukung Amandemen Pertama dan keberagamaan agama di AS.


Mereka menuntut perlakuan yang sama sebagai respons atas berdirinya monumen 10 Perintah Tuhan di kota itu.

Siapa sebenarnya Baphomet yang sering diasosiasikan sebagai simbol satanic?

Sejarah Baphomet berasal dari masa Perang Salib, ketika anggota Ksatria Templar didakwa dengan bid'ah karena diduga hidup bersama dengan Muslim.

Baphomet adalah simbol ketidaksesuaian gender, perubahan seksual, dan penyimpangan agama hingga abad ke-20, menjadi sangat terkait dengan Setanisme modern setelah Gereja Setan menciptakan simbolnya pada 1960-an.

Penyebutan Baphomet sendiri pertama yang diketahui adalah dalam sebuah surat yang ditulis pada tahun 1098 oleh Anselmus dari Ribemont yang menjelaskan Pengepungan Antiokhia selama Perang Salib Pertama.

Anselmus menyatakan bahwa orang Turki “menyeru Baphomet dengan keras.”

Kebanyakan cendekiawan percaya bahwa kata itu merujuk pada Muhammad.

Pada tahun 1307, Philip IV dari Prancis menangkap setiap Ksatria Templar di Prancis.

Ia menuduh mereka melakukan tindakan sesat seperti penyembahan berhala dari kepala laki-laki berjanggut yang disebut Baphomet.

Pada abad ke-19 Freemason juga (secara keliru) dikatakan menyembah Baphomet.

Dalam bukunya Dogme et ritual de la haute magie(1861; Transendental Magic: Its Doctrine and Ritual ), okultis Prancis yang berpengaruh Eliphas Levi menciptakan Baphomet yang telah menjadi ikon okultisme yang diakui.

Bagian depan buku itu adalah gambar Baphomet yang dibayangkan sebagai “Kambing Sabat”—sosok manusia bersayap hermafrodit dengan kepala dan kaki kambing yang dihiasi berbagai simbol esoteris.

Levi menjelaskan arti dari setiap elemen gambar, yang ditentukan oleh dualitasnya yang mendalam.

Okultis Inggris, Aleister Crowley juga mengadopsi Baphomet, terutama dalam "Misa Gnostik"-nya. 

Muflika Nur Fuaddah