Breaking News

5 Sikap Teladan dari Usman bin Affan, Sahabat Nabi Paling Pemalu dan Sangat Dermawan


Dirgantaraonline.co.id,- Sebagai muslim, belum sempurna rasanya kalau kita gak mengenal para sahabat Nabi dan menjadikan akhlaknya sebagai panutan. 

Sikap teladan yang dibahas kali ini adalah khulafaur rasyidin yang menjadi khalifah ketiga, dialah Usman bin Affan.
Usman termasuk salah satu sahabat yang selalu mendampingi dan menyertai perjuangan Rasulullah SAW. Berikut beberapa sikap mulia dari sosok Usman bin Affan yang bisa kita jadikan panutan.

1. Sifatnya yang lembut dan pemalu membuat Ustman disegani Rasullullah dan malaikat 

Siti Aisyah RA meriwayatkan bahwa suatu hari Abu Bakar ingin bertemu Rasulullah SAW yang saat itu tengah berbaring dengan baju yang agak tersingkap hingga betisnya terlihat. Selesai berbincang, Abu Bakar pun pulang dan kemudian datanglah Umar. Tak lama usai berdiskusi, Umar pun pulang.

Lalu datanglah Usman meminta izin bertemu Rasulullah SAW. Mendengar Usman yang datang, Rasulullah segera duduk dan merapikan pakaiannya. Setelah Usman pulang, Aisyah pun bertanya kenapa Nabi menyambut Usman dengan cara lebih santun. Rasulullah menjawab,
“Usman seorang pemalu. Kalau dia masuk sedang aku masih berbaring, dia pasti malu untuk masuk dan akan cepat-cepat pulang sebelum menyelesaikan keperluannya. Hai, Aisyah, tidakkah aku patut malu kepada seorang yang disegani para malaikat?”(HR. Ahmad)

Dari riwayat itu, Rasulullah telah mengajarkan akhlak malu sebagai teladan bagi kita. Malu gak bakal memberimu sesuatu selain kebaikan. Sebaliknya, kamu bakal sulit mendapatkan kebaikan kalau hilang rasa malu.

2. Selalu merasa sungkan kalau sampai tak menolong kaumnya yang kesulitan

Ketika kaum muslimin hijrah dari Makkah ke Madinah, mereka mengalami masalah kesulitan air. Di sana ada sebuah sumur milik seorang Yahudi yang airnya sengaja diperdagangkan, sedangkan kaum muslim telah meninggalkan harta bendanya di Makkah.

Usman pun pergi ke rumah Yahudi itu untuk membeli separuh sumurnya, yakni sehari milik muslimin dan sehari hak milik orang Yahudi itu. Saat tiba giliran hak Usman, umat muslim bergegas mengambil air untuk kebutuhan dua hari. Karena perdagangan airnya tak lagi berkembang, Yahudi itupun menjual sumur itu sepenuhnya pada Usman.

Itulah salah satu contoh kedermawanan Usman bin Affan yang tak segan menyumbang harta untuk mengeluarkan umat muslim dari kesusahan.

3. Kekayaan melimpah di tangan Ustman, memberi dukungan besar pada agama  

Kedermawanan Usman bin Affan tak hanya dikenal di kalangan umat miskin, tapi Usman juga tak segan memberikan hartanya dalam perjuangan agama Islam. Seperti saat kaum muslimin dilanda krisis ekonomi dan mengalami kesulitan mempersiapkan perang Tabuk karena kurangnya perbekalan dan senjata.

Di tengah kesedihan itulah Usman bin Affan memberikan 200 ekor unta lengkap dengan persenjataanya. Rasulullah SAW tersenyum menerima bantuan itu sambil berdoa, “Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu, wahai Ustman. Dosa yang kamu rahasiakan maupun dosa yang kamu nyatakan” (HR Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf)

Beginilah kalau harta berada di tangan orang yang saleh. Manfaatnya terasa bagi kemanusiaan dan kemajuan agama.

4. Punya gagasan brilian dalam membukukan Al-Qur'an menjadi mushaf pertama kali

Pemikiran cerdas ini muncul di masa kekhalifahan Usman bin Affan. Ayat-ayat Al-Qur'an yang sebelumnya ditulis dalam lembaran-lembaran terpisah, disimpan di rumah Hafshah binti Umar, istri Rasulullah SAW. Setelah Umar RA wafat, Usman mengambilnya untuk kemudian dibukukan dengan membentuk panitia.

Terpilihlah Zaid bin Tsabit sebagai ketua yang menyalin lembaran ayat menjadi mushaf. Setelah tugas besar itu selesai, Usman mengembalikan lembaran Al-Qur'an pada Hafshah. "Al Musshaf" pertama itu disimpan pada khalifah Usman di Madinah, empat buah lagi dikirim ke Makkah, Syria, Basrah dan Kufah untuk disalin dan diperbanyak.

Kalau tak ada pemikiran cerdas dan kepedulian akan keutuhan kitab suci, mungkin tak akan lahir mushaf Al-Qur'an yang bisa kita baca dan amalkan hingga saat ini.

5. Sabar dan berserah diri pada Allah SWT saat fitnah besar menimpanya di penghujung hayat

Pada akhir tahun 34 Hijriah, daulah Islam mulai dilanda fitnah berupa tuduhan-tuduhan palsu terhadap pemerintahan Usman. Pemberontak dari Mesir berperan utama dalam perang propaganda melawan kekhalifahan. Pada masa ini, Usman banyak menangis dan bertaubat pada Allah SWT.

Pemberontakan kian memanas sampai kediaman Usman dikepung oleh musuh. 
Pendukung Usman yang kalah jumlah dari pemberontak, meminta pada Usman untuk membiarkan mereka berperang melawan musuh. Tapi karena kesabarannya, Usman mencegah karena tak ingin ada pertumpahan darah sesama muslim.

Suatu hari, para pendurhaka menyerbu rumah Usman dan membunuhnya. Mereka tak menaruh sedikit pun belas kasihan pada Usman RA yang telah berjuang dan menginfakkan hartanya demi kemajuan Islam.

Itulah beberapa sikap teladan yang bisa dipetik dari perjalanan hidup khalifah Usman bin Affan. Semoga uraian di atas bisa menambah kecintaan kita sebagai muslim pada para sahabat Rasulullah SAW.

(Abu Khalil)