Breaking News

Fakta Baru, Korban Guru Perkosa Santriwati di Bandung Ternyata Ada 21 Santriwati

D'On, Bandung (Jabar),- Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut, Diah Kurniasari mengatakan bahwa anak-anak yang menjadi korban kejahatan seksual HW (36) tidak hanya 12 orang. Dari informasi yang diterimanya, jumlah korban mencapai 21 orang.

Pelaku Cabul HW

Dari 21 orang tersebut, diungkapkannya, 11 orang korban berasal dari dua kecamatan di Kabupaten Garut.

"Mereka rata-rata dipergauli itu umur 13-an, ya mulai (pesantren) rata-ratakan ada yang 2 (atau) 3 tahun itu. Nah itu bukan hanya orang Garut ya, ada orang Cimahi, Bandung. Semuanya sebenarnya ada 21 lah, gitu seperti itu," ungkapnya, Jumat (10/12).

Selain itu, disebut Diah, seluruh korban yang hamil saat ini sudah melahirkan. Terakhir yang melahirkan adalah korban yang berusia 14 tahun di bulan November kemarin.

"(Dari 11 korban) 8 (anak dilahirkan), semua dari kita (Garut). Jadi 8, (ada) satu (orang korban) sampai ada dua anak. Tapi dari semua sekarang selama 6 bulan semua sudah lahir. Jadi kan tadi di-TV, saya melihat dua sedang hamil, tidak, sekarang semua sudah dilahirkan, semua (bayinya) ada di ibunya mereka masing-masing," sebutnya.

Pihaknya, diakui Diah sempat menawarkan kalau korban tidak sanggup merawat bayi tersebut akan dibantu oleh P2TP2A Garut. Penawaran tersebut dilakukan karena melihat kondisi perekonomian korban yang rata-rata buruh harian lepas, penjual kitab, petani, hingga pembuat jok.

Kondisi perekonomian tersebut juga yang menjadikan para korban dari Garut bisa berada di tempatnya HW, karena ingin anaknya sekolah dengan gratis.

"Jadi posisi anak-anak (korban dan bayinya) sekarang ada di orang tua mereka, dan akhirnya Alhamdulillah yang rasanya mereka (awalnya) tidak menerima, ya namanya juga anak bayi, cucu darah daging mereka, akhirnya mereka merawat. Walaupun saya menawarkan kalau yang tidak sanggup saya siap gitu ya membantu.
Tapi mereka akhirnya merawat cucu mereka, ya (bisa disebut) cucu-lah," jelasnya.

Untuk kondisi para korban, saat ini menurutnya sudah lebih kuat karena pihaknya sudah mempersiapkan segalanya begitu menerima kabar warga Garut yang dieksploitasi oleh HW. Kesiapan yang kini dihadapi para korban juga tidak lepas dari pendampingan, hingga trauma healing yang dilakukan kepada korban dan orang tuanya.

"Insya Allah mereka sudah lebih kuat, karena kami telah mempersiapkan seperti inilah karena kalau ini akhirnya kebuka, mereka harus siap menghadapi para media seperti ini. Kita beri ini psikolog kami yang ada di P2TP2A Kabupaten Garut, kami melakukan trauma healingTrauma healing ini bukan untuk anak-anak saja, (tapi) kepada orang tua (juga)," katanya.

(mdk/rhm)