Breaking News

PBNU: Usut Siapa yang Mengajarkan Ortu Pencongkel Mata Anak Demi Pesugihan!


D'On, Jakarta,-
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU mengecam orang tua (ortu) di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang mencungkil mata anaknya untuk pesugihan. PBNU menegaskan tindakan yang dilakukan itu kejam dan sesat.

"Ini jelas sesat, ini menyalahi, tidak pernah ada agama manapun yang mengajarkan yang begini," kata Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini kepada wartawan, Minggu (5/9/2021).

Helmy menekankan pendidikan agama itu penting. Dia menegaskan menghalalkan segala cara dengan cara pesugihan merupakan hal yang sesat.

"Ini perbuatan kejam, biadab, tidak berperikemanusiaan, maka untuk itu pendidikan agama menjadi penting. Jadi di Al-Qur'an ada kefakiran, kemiskinan itu bisa membawa pada kekufuran yang menyebabkan orang itu gelap mata. Termasuk menghalalkan segala cara dengan pesugihan yang kemudian sesat," kata dia.

Helmy berhadap polisi menindak pelaku dengan tegas. Selain itu, anak yang menjadi korban diminta agar memperoleh pendampingan dengan baik.

"Kita harapkan tentu aparat keamanan untuk menindak tegas yang bersangkutan, selanjutnya menjadi tanggung jawab kita semua untuk diberikan pendampingan karena ini trauma yang berkepanjangan tentunya," kata dia.

Dalang dari pengcungkilan ini, kata Helmy harus ditangkap. Dia menduga ada korban lain dari pencungkilan ini sehingga harus diusut tuntas.

"Menurut saya ini kalau dia belajar dari seorang, katakanlah dukun, orang ini harus diambil ini. Ini siapa yang mengajari, siapa yang menyuruh yang bersangkutan untuk mencongkel mata anaknya ini harus segera diambil. Berarti bukan satu ini korbannya, sangat mungkin ada korban-korban lain," tutur Sekjen PBNU itu.

Seperti diketahui, seorang anak perempuan AP (6) harus dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Syekh Yusuf, Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). AP menjadi korban penganiayaan oleh orang tua (ortu) sendiri.

Polisi telah menangkap 4 orang terkait kasus ini. Mereka ialah ayah, ibu, paman dan kakek korban sendiri.

"Terduga pelaku total ada 4 orang," ujar Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Boby Rachman saat dikonfirmasi, Minggu (5/9).


(detik.com)