Breaking News

Kelompok Flores Pukul Mundur Forum Betawi Rempug Dalam Kerusuhan di Apartemen City Park

D'On, Jakarta,- Komplek Apartemen City Park, Cengkareng, Jakarta Barat digeruduk massa berpakaian preman hingga terjadi bentrok dengan kelompok lainnya.

Dua kelompok yang terlibat bentrok diketahui dari Forum Betawi Rempug (FBR) dan Kelompok dari Indonesia Timur.

Keributan itu bermula dari masalah kepengurusan pengelolaan apartemen antara Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS) yang selama ini menggandeng FBR dan pihak pengembang yang meminta bantuan kepada kelompok yang disebut-sebut dari Flores.

Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Ady Wibowo mengatakan, kelompok FBR awalnya mendatangi kelompok Flores berada di dalam tower.

Keduanya kemudian terlibat adu mulut, hingga aksi saling serang pun tak terhindarkan.

Dalam rekaman video yang beredar, kelompok Flores berhasil memukul mundur puluhan orang dari FBR yang sebelumnya mendatangi mereka.

Para anggota FBR pun berlarian saat kelompok Flores mulai maju dan mengejar hingga area parkir sisi luar.

Klarifikasi Pihak FBR

Korwil FBR Jakarta Barat Mujamil menampik telah menjadi biang kerok dari keributan di Apartemen City Park, Cengkareng, Jakarta Barat.

Mujamil menyebut bahwa pihaknya FBR sebagai pemegang keamanan di apartemen tersebut diserang terlebih dahulu oleh sekelompok pria.

Hal itu diungkapkan Mujamil saat dikonfirmasi terkait kerusuhan yang mengkaitkan FBR di kawasan Apartemen City Park.

"Kami memang pemegang keamanan di Apartemen City Park Cengkareng. Itu sudah di Bawah Kendali Operasi (BKO) kami," ujar Mujamil dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (30/1/2021).

Tiba-tiba saja kata Mujamil, pihaknya diserang oleh sekelompok pria yang membawa senjata. Mereka menimpuk kelompok FBR dan merusak beberapa kendaraan FBR.

Dari penyerangan tersebut, kelompok FBR menyerang balik para pria tersebut.

Mujamil mengaku tidak mengenal para pria yang menyerang FBR.

Namun, diduga penyerangan itu terkait dengan pengamanan yang mereka lakukan.

"Kami menyatakan dengan tegas, Ini rumah kami. Ini wilayah kerja kami di mana kami telah mendapatkan mandat secara resmi untuk BKO dan melakukan pengamanan kawasan Apartemen City Park," terang Mujamil.

Namun demikian, Mujamil tidak menerangkan dari mana mandat pengamanan itu diberikan.

Penjelasan Warga

Seorang warga Apartemen City Park berinisial E mengungkapkan akar masalah keributan yang memicu insiden berdarah, Jumat (29/1/2021).

Ia menyebut bahwa permasalahan itu bermula dari ormas FBR yang mulai berkuasa di lingkungan apartemen tersebut.

Ormas itu disebut mulai meresahkan warga apartemen karena memegang Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) Apartemen City Park.

Menurutnya, warga sudah mulai geram dan resah dengan hal tersebut. Sebab saat ini P3SRS bukan dikelola oleh warga asli melainkan oleh orang yang diduga dikendalikan oleh ormas tersebut.

"Sebab saat ini tiga pengelola P3SRS bukan warga kami. Bahkan ada yang KTP dan unit saja tidak punya," ungkap wanita yang tidak mau disebutkan namanya itu, Sabtu (30/1/2021).

Berangkat dari situ kata E, pihak pengembang berencana mengambil alih aset mereka yang berada di tower makro, tower B, dan tower A.

Negosiasi alot sempat terjadi antara pihak pengembang Rekarumanda dan pihak P3SRS. Namun, akhirnya pihak P3SRS mengaku mau memberikan aset tersebut kepada pihak pengembang. Asalkan mereka diberi waktu selama tiga hari.

"Ternyata waktu tiga hari itu dipakai pihak P3SRS untuk blokir sertifikat itu ke BPN dan ditolak. Berarti pengembang berhak ambil aset," ujarnya.

Akhirnya pihak pengembang memberi somasi kepada P3SRS. Namun, demikian dari somasi pertama dan kedua tidak digubris sehingga pihak pengembang pada Jumat (29/1/2021) memutuskan masuk mengambil aset.

Kedua belah pihak sempat negosiasi saat pengambilan aset. Pihak P3SRS juga sudah mau menyerahkan aset tersebut ke pihak pengembang.

Namun demikian, perjanjian itu memang belum di atas hitam dan putih. Melainkan hanya masih dalam pembicaraan dan disaksikan oleh Kapolsek Cengkareng.

"Tapi Jumat siang saat pengembang mau ambil aset sudah penuh saja itu massa FBR menghalangi," terang E.

Menurutnya, beberapa massa FBR terlihat membawa senjata tajam, besi panjang dan bambu. Ternyata tim pengembang juga sudah menyiapkan beberapa pria yang diduga preman untuk menyerang FBR.

Terjadilah pertikaian tersebut yang kemudian viral di media sosial. Beberapa motor yang terparkir di luar apartemen diduga milik FBR dirusak oleh orang-orang suruhan Tim Pengembang.

Namun, satu orang dari tim pengembang disebut alami luka robek di bagian perutnya akibat sayatan benda tajam. Sejak Jumat siang itu, para penghuni pun terpaksa terkurung di dalam unit masing-masing karena kerusuhan tersebut.

Pihak aparat polisi meminta mereka agar tidak keluar unit karena suasana masih berbahaya. Para penghuni baru dapat keluar pukul 20.00 WIB ketika situasi sudah mulai kondusif. 

Warga sendiri menyayangkan peristiwa tersebut. Mereka mengaku trauma atas insiden berdarah itu.

"Jadi permasalahan ini ada tiga kelompok. Kelompok sana, kelompok sini, dan kelompok tengah," bebernya.

Saat ini kata E, pihak Polisi, Kodim 0503/JB, dan Pemkot Jakarta Barat sudah turun langsung untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Ketiga pilar itu membentuk P3SRS sementara yang dipegang oleh Kelurahan Cengkareng Timur. Rencananya, para warga apartemen akan dipanggil ke Kantor Wali Kota Jakarta Barat untuk melanjutkan pembicaraan soal P3SRS.

Sebagai warga, E mengaku tidak berkeinginan yang muluk-muluk. Ia dan ribuan warga lain yang menghuni Apartemen City Park hanya ingin hidup tenang terbebas dari kendali ormas.

Sebab kata E, selama P3SRS itu dikendalikan ormas, kerap ada permasalahan dalam pengelolaan di apartemen. Khususnya masalah parkir.

"Jadi kami mohon disini kepada pemerintah agar mengembalikan P3SRS ke warga asli. Berdayakan warga sendiri seperti yang tertuang dalam Pergub," harapnya.

Warga juga berharap pihak Kepolisian dapat adil dalam permasalahan ini. Saat ini E sendiri mengapresiasi kepolisian yang dinilai sudah cukup adil dalam melindungi warga.

Pun dengan Dandim 0503/JB dan Wali Kota Jakarta Barat sudah memberi jalan keluar untuk masalah yang tengah dihadapi warga.

Mereka hanya berharap kedepannya kepengelolaan Apartemen City Park Cengkareng dapat lebih baik. Sehingga tidak lagi memberatkan warga di satu sisi.

"Gara-gara hal kemarin penghuni banyak yang trauma. Apalagi disini banyak lansia. Jadi mudah-mudahan ribut-ribut kemarin yang terakhir," tandasnya.

Penjelasan Polisi

Diketahui sebelumnya viral video sebuah komplek apartemen di Cengkareng, Jakarta Barat digeruduk massa berpakaian preman.

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Ady Wibowo membenarkan adanya peristiwa keributan di Apartemen City Park, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (29/1/2021).

Keributan itu kata Ady terjadi pukul 14.00 WIB. Meski begitu Ady memastikan pihaknya sudah turun sejak usai salat Jumat untuk menengahi keributan tersebut.

"Alhamdulilah semua permasalahannya sudah bisa kami kendalikan. Situasi saat ini kondusif," kata Ady dikonfirmasi Jumat (29/1/2021).

Ady mengatakan keributan itu dipicu dari pengelolaan apartemen. Meski begitu Ady enggan merinci apa permasalahan yang membuat apartemen itu digeruduk pria berpakaian preman.

Ady memastikan pihaknya bersama camat dan seluruh warga apartemen sudah melakukan mediasi.

Mereka membentuk Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPP3SRS) sementara untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

Sementara untuk penyelesaian jangka panjang, Ady menjamin pihaknya akan menyelesaikannya dengan cara-cara demokratis khususnya dalam pemilihan pengurusan PPP3SRS yang solid.

"Tadi kami sama-sama panggil seluruh warga perwakilan ke ruangan bersama pengelola. Akhirnya kami bisa menyepakati itu semuanya sehingga situasi bisa dikendalikan dan sudah kondusif," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya sudah menyiagakan personel polisi untuk menjaga warga apartemen tersebut. Ady memastikan pihak kepolisian siaga selama 24 jam di kawasan apartemen tersebut.

Ady juga menjamin akan menindak tegas pihak-pihak yang terlibat dalam kekerasan pada insiden tersebut. Terlebih seperti dalam video viral terlihat ada perkelahian yang juga dibarengi pengroyokan.

Sehingga nantinya polisi akan lakukan penegakan hukum dengan tegas kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kekerasan dan pengrusakan tersebut.

"Kemudian berkaitan dengan permasalahan yang memicu perkelahian tersebut akan ditindaklanjuti. Kebetulan di sini ada hadir bapak camat, kami tadi sudah memediasi," terangnya.

Ady sendiri masih enggan mengungkap adanya keterlibatan ormas tertentu dalam insiden penyerangan tersebut.

Kata Ady, saat ini Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat masih mendalami kasus penyerangan tersebut. Diketahui sebelumnya sebuag video viral memperlihatkan  keributan di Apartement City Park, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (29/1/2021) sore.

Dalam rekaman itu sekelompok pria saling baku hantam. Melalui rekaman video yang tersebar di whatsapp terlihat pria berpakaian preman saling serang dan menghancurkan sejumlah kendaraan yang ada disana.

Mereka merusak kawasan parkir menggunakan tongkat dan bambu panjang. Mereka kemudian membabi buta merusak segalannya, termasuk sepeda motor, serta pintu parkir otomatis serta pos keamanan yang berada di kawasan itu.

Beberapa penghuni kemudian ketakutan. Mereka kemudian berlarian masuk ke dalam tower hingga tak berani keluar. Mereka kemudian memilih diam di unit sambil berteriak ketakutan.


(PKC/mond)