Breaking News

Irwan Basir Tanamkan “Raso Banagari” di Tapian Lubuk Lintah


D'On, Padang (Sumbar),-
Selaku Ketua Majelis Pertimbangan Adat (MPA) KAN Pauh IX Kecamatan Kuranji, Irwan Basir Dt. Rajo Alam selalu menanamkan “raso banagari” kepada segenap anak nagari Pauh IX di sembilan tapian yang ada. Termasuk di Tapian Malayu Lubuk Lintah.


“Yang kito jadikan tolak ukur atau momentum adolah suatu peristiwa bahwasonyo kampuangko bapanghuni. Kalau indak, jalan dialih urang lalu cupak dialih urang panggaleh. Awak manjadi tamu di nagari awak kalau tidak hati-hati. Contohnyo Betawi,” ungkap Irwan Basir ketika memberikan sambutan pada acara silaturrahmi dengan Ikatan Pemuda Lubuk Lintah dan sekitarnya (IPLS) Kecamatan Kuranji, Sabtu (26/9/2020) malam.


Untuk itu, Irwan Basir mengaku bangga dan mengucapkan terimakasih kepada Ketua IPLS, Adri Simon beserta jajarannya karena mampu menjaga dan mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal meskipun saat ini masyarakat Lubuk Lintah pada khususnya dan Kecamatan Kuranji sudah bercampur dan berbaur dengan masyarakat pendatang. Sehingga suasana kondusif tetap terpelihara sampai saat ini.


“Kemudian kita banggakan, seluruh stake holder yang hadir pada malam hari ini, ada saudara Awang, dedengkotnya Pemuda Pancasila yang sering berkomunikasi dengan saya. Datang dan minta apa inovasi dan kreatifitas yang harus diapungkan di nagari kita Pauh IX. Pertama sekali di daerah Lubuk Lintah ini, secara komunitas bapak-bapak dan saudara-saudara kita sudah maju dibanding daerah pinggiran yang ada di Kecamatan Kuranji. Contoh kesenian grup musik akuistik ini, mungkin satu-satunya di Kecamatan Kuranji. Ini perlu kita berikan apresiasi,” ucap Ketua DPD LPM Kota Padang itu sembari disambut applus hadirin.


Irwan Basir juga menyinggung soal peranan pemuda dan tokoh masyarakat bagaimana bisa bersinergi dan bersama-sama memajukan kampung halaman tercinta. Ketika Toad (panggilan akrab Adri Simon, red) menjadi Ketua Pemuda Lubuk Lintah misalnya, harus ada terobosan, ide dan gagasan yang dibuatnya demi memajukan nagari. Begitu pula peranan ketua RT dan RW serta tokoh-tokoh masyarakat lainnya harus saling mendukung demi kemajuan bersama.


“Inilah dinamika yang harus kita presentasikan dalam suatu instusi pemikiran kita bersama-sama. Kita boleh saja berbeda pendapat dalam satu hal tapi ketika berada dalam suatu sistim tentu kita memberikan kontribusi pemikiran positif energinya untuk kepentingan orang banyak. Oleh sebab itu, embrio kebersamaan ini tidak hanya retorika tapi kita jadikan momentum. Tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar. Kenapa? Adat mengatakan, sasek diujuang kembali ka pangka. Dan itulah rumusan kebersamaan itu sendiri,” paparnya menjelaskan.


Ia pun tidak ingin ada anak nagari Pauh IX yang menjadi pecundang dalam kampung dan suka membuat keonaran. Sehingga membuat masyarakat menjadi tidak nyaman dengan ulah dan prilaku buruknya tersebut.


“Bak istilah pepatah urang saisuak, dari Tiku ka Lubuk Basuang, singgah sabanta di Manggopoh. Iko diadu, iko diasuang, supayo urang jadi heboh. Sifat devide et impera seperti ini harus kita buang jauh-jauh karena bisa merusak tatanan kehidupan masyarakat,” tukasnya mengingatkan.


Berbicara dalam konteks banagari dalam sistem pemerintahan kota, khususnya di Nagari Pauh IX Kecamatan Kuranji, tidak ada istilah “Kacak langan bak langan dan kacak batiah bak batiah”. Semua harus menyatu dalam persamaan yakni sama-sama anak nagari Pauh IX.


“Jadi tidak ada istilah saya orang Lubuk Lintah, saya orang Anduring, saya orang Kuranji, saya orang Gunung Sarik dan lain sebagainya. Yang jelas, kita sama-sama anak nagari Pauh IX. Ini yang harus kita utamakan karena adat dan asal-usul kita sama. Di sinilah letak raso banagari tersebut,” tegasnya sembari memberikan pencerahan.


Ditambahkannya, jika setiap anak nagari Pauh IX sudah menyadari tupoksinya masing-masing maka tidak akan pernah terjadi benturan antara satu dengan yang lain. Maka akan terjadilah kehidupan yang harmonis, “Sadanciang bak basi, saciok bak ayam”, alam takambang dijadikan guru.


Pada kesempatan itu, Irwan Basir juga memberikan bantuan spontanitas sebesar Rp2 juta sebagai bentuk apresiasi atas kegiatan positif yang dilakukan segenap pemuda Lubuk Lintah bersama tokoh-tokoh masyarakat setempat.


Sebelumnya, Ketua Pemuda IPLS, Adri Simon alias Toad dalam sambutannya juga mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga atas kehadiran Dt. Irwan Basir beserta rombongan dalam memenuhi undangan mereka.


“Terus-terang, kami agak cemburu juga melihat kegiatan bapak Datuk Irwan Basir yang tidak pernah habis-habisnya membantu masyarakat di mana-mana. Makanya, kami coba pula menghubungi beliau agar bisa pula hadir bersama kami di Lubuk Lintah. Alhamdulillah, sekarang keinginan tersebut terkabul. Untuk itu, kita ucapkan terimakasih kepada beliau dan semoga sukses selalu,” ujar Toad sembari memberikan pujian.


Hal senada juga disampaikan Andi, salah seorang tokoh masyarakat dan senior pemuda Lubuk Lintah. Diakuinya, dari dulu sosok Irwan Basir memang selalu aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemasyarakatan. Sehingga tidak heran kalau Dt. Irwan Basir menjadi salah satu tokoh panutan di Nagari Pauh IX Kecamatan Kuranji.


“Insya Allah, kalau nanti pak Datuk Irwan Basir maju menjadi pemimpin di Kota Padang atau di mana saja, kami masyarakat Lubuk Lintah sudah siap memberikan dukungan penuh kepada beliau,” tegasnya ketika dimintai komentarnya usai acara. 

(noa)