Breaking News

Irwan Basir: Kepedulian Membantu Sesama Dalam Kesusahan Merupakan Wujud Panggilan jiwa

D'On, Padang,- Dalam menghadapi wabah pandemi corona virus deseases atau covid 19, banyaknya regulasim. Sehingga membuat semua aktifitas diliburkan atau dialihkan kerumah (stay at home) atau work from home. Baik itu, kegiatan belajar mengajar dari SD sampai ke perguruan tinggi, pekerjaan kantor dan lainnya.

Ditambah memasuki masa Pembatasan Skala Besar- Besaran (PSBB), membuat semua sektor lumpuh total. Tentunya berdampak dengan perekonomian dan bermuara pada pendapatan masyarakat.

Dimasa PSBB dan menghadapi wabah virus corona (Covid 19) ini, tidak banyak yang bisa dilakukan, bantuan yang sudah digagas, siang dan malam anggota dewan serta dinas terkait membicarakan soal pendataan.

Namun, sudah hampir memasuki bulan kedua Sumatera Barat (Sumbar) dilanda pandemi wabah virus corona (Covid-19) dan hampir habisnya masa PSBB tersebut, namanya bantuan tak kunjung tersalurkan sampai ke tangan warga.

Berangkat dari semakin menderitanya penderitaan masyarakat, banyak organisasi masyarakat, kelompak bahkan pribadi orang perorangan terpanggil jiwanya, terenyuh hatinya. Sehingga dengan rasa empati yang tinggi mereka turun tangan saling merangkul untuk berbagi. Berbagi itu indah, tak selamanya berbagi itu kaya, namun sebuah panggilan jiwa.

Ya, sebut saja sosok Irwan Basir Datuk Rajo Alam dan M. Fikar Datuk Rajo Magek, duo tokoh masyarakat Kuranji ini saling bersinergi berbagi, berbuat terpanggil hatinya turun kebawah ditengah- tengah pandemi. Tak kenal lelah yang mendera, siang malam tak hentinya berbuat dan berbagi. Bahkan waktunya banyak dilapangan ketimbang bersama keluarga.

Sikap dan perbuatan positif dan berbagi yang bersumber dari biaya pribadinya pun bahkan ada juga pihak yang menuding yang bukan-bukan. Hujatan, cemoohan, pandangan sinis maupun miring menerpa kepada niat baik Duo Datuk ini.

Dengan sikap seorang pemimpin dan panutan adat dengan santai beliau menyikapi, namun riak itu akhirnya pecah jua dibatu karang dihempa angin dan ombak kencang. Sekali lagi, dengan nilai seni yang tinggi memimpin, sehingga tidak ada benang kusut yang tak terurai, selagi dengan kepala dingin dan jiwa yang tenang, semua permasalahan bisa terselesaikan.

Namun banyak jua pujian, motifasi bahkan jadi inspirasi bagi sebahagian orang. Perlu di ingat, jangan salah menilai, jangan ada suuzon, jangan ada dusta diantaranya. Mestinya dalam situasi kondisi saat ini saling merangkul, berfikiran positiflah membuat kita jadi besar, jadi kuat dan bersatu.

Hilangkan sak sangka, jika belum mampu dan mau untuk berbagi lebih baik diam, mendoakan bahkan mensupportnya, bukan sebaliknya. Semoga jadi inspirasi, jadi renungan dan jadi pembelajaran buat kita semua, terakhir memberi tidak mesti menunggu kaya, menjadi orang hebat dan besar atau orang terpandang, namun memberi itu panggilan jiwa.

(***)