Bupati Dharmasraya Mantapkan Langkah Penguatan Sektor Perkebunan: Bahas Pabrik Sawit hingga Program 2.000 Hektare Kopi Bersama Dirjen Perkebunan

Perkuat Perkebunan Bupati Dharmasraya Annisa Suci Ramadhani Sambangi Dirjen Perkebunan (Dok: Ist) 
D'On, Jakarta — Dalam upaya memperkuat fondasi ekonomi berbasis perkebunan, Bupati Dharmasraya Annisa Suci Ramadhani melakukan pertemuan strategis dengan Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Abdul Roni Angkat, di Jakarta, Rabu (30/10/2025).
Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi Dharmasraya untuk meneguhkan posisinya sebagai salah satu daerah dengan potensi perkebunan terbesar di Sumatera Barat, sekaligus mendorong industrialisasi hasil pertanian rakyat.
Enam Agenda Strategis untuk Perkebunan Dharmasraya
Dalam dialog yang berlangsung hangat dan produktif tersebut, Bupati Annisa memaparkan enam agenda besar yang disiapkan Pemerintah Kabupaten Dharmasraya untuk memperkuat sektor perkebunan mulai dari hulu hingga hilir.
Salah satu agenda utama adalah rencana pendirian pabrik kelapa sawit daerah yang akan didorong melalui dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Menurut Bupati, Pemkab Dharmasraya kini tengah memfinalisasi proposal lengkap beserta data teknis yang dibutuhkan.
“Kita ingin petani sawit di Dharmasraya tidak hanya menjual TBS (Tandan Buah Segar), tetapi juga mendapatkan nilai tambah dari proses pengolahan di daerah sendiri,” ujar Bupati Annisa. “Dengan adanya pabrik sawit, kita bisa membuka lapangan kerja baru, memperkuat rantai nilai lokal, dan menjaga stabilitas ekonomi masyarakat.”
Selain BPDPKS, Bupati juga menyinggung rencana penjajakan kerja sama dengan PTPN untuk pembangunan pabrik kelapa sawit di wilayah Dharmasraya. Kolaborasi ini diharapkan menjadi titik balik bagi penguatan hilirisasi industri sawit rakyat, sekaligus memperluas kontribusi sektor perkebunan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah.
Dorong Keberlanjutan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)
Masalah produktivitas kebun rakyat juga mendapat perhatian serius. Dalam pertemuan itu, Bupati Annisa mengusulkan pembaruan data program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) agar penyalurannya lebih tepat sasaran.
Ia menegaskan bahwa target replanting minimal 1.000 hektare per tahun menjadi langkah realistis untuk menjaga keberlanjutan hasil kebun sawit di daerah tersebut.
“Kita ingin data PSR benar-benar berbasis umur tanam. Dengan data yang akurat, dukungan peremajaan bisa diarahkan tepat ke petani yang membutuhkan,” jelas Annisa.
Langkah ini dinilai krusial karena sebagian kebun sawit di Dharmasraya sudah memasuki masa produktivitas menurun, sementara potensi peningkatan hasil masih terbuka lebar jika dilakukan replanting dengan bibit unggul dan pola tanam yang tepat.
Pastikan Keberlanjutan Pengelolaan Lahan Perkebunan
Dalam kesempatan yang sama, Bupati juga menyerahkan surat resmi kepada Ditjen Perkebunan terkait Surat Keputusan Menteri ATR/BPN tentang perpanjangan Hak Guna Usaha (HGU) di sejumlah wilayah Dharmasraya.
Surat tersebut dimaksudkan agar Ditjen Perkebunan dapat melakukan telaah dan sinkronisasi data bersama tim teknis Pemkab Dharmasraya.
Langkah ini penting untuk memastikan pengelolaan lahan perkebunan berjalan legal, berkelanjutan, dan berpihak pada masyarakat lokal. Pemerintah daerah menekankan bahwa penyelesaian persoalan HGU bukan hanya soal administrasi, tetapi juga upaya menjaga keseimbangan antara investasi, lingkungan, dan kepentingan rakyat.
Perkuat SDM dan Sarana Perkebunan
Selain persoalan industri dan legalitas, Bupati Annisa juga mengajukan program peningkatan sumber daya manusia (SDM) perkebunan, termasuk dukungan sarana-prasarana serta bantuan pupuk dan pelatihan teknis melalui BPDPKS.
Tujuannya sederhana namun berdampak besar: meningkatkan kapasitas petani agar mampu beradaptasi dengan teknologi dan tuntutan pasar global.
“Kalau petani kuat, produktivitas naik, otomatis kesejahteraan masyarakat ikut meningkat. Kita ingin membangun kemandirian petani dari akar rumput,” ujarnya.
Diversifikasi Komoditas: 2.000 Hektare Kopi Jadi Fokus Baru
Tak hanya sawit, sektor perkebunan Dharmasraya juga diarahkan untuk diversifikasi komoditas unggulan.
Dalam pertemuan itu, Bupati memaparkan proposal pengembangan kopi seluas 2.000 hektare, yang akan dimulai dengan bantuan bibit dan pendampingan teknis. Program ini menjadi bagian dari upaya memperluas basis ekonomi masyarakat tani dan menciptakan identitas baru bagi Dharmasraya sebagai daerah penghasil kopi unggulan Sumatera Barat.
Dukungan Penuh dari Kementerian Pertanian
Menanggapi berbagai usulan tersebut, Dirjen Perkebunan Abdul Roni Angkat menyambut positif langkah-langkah yang ditempuh Bupati Annisa.
Ia menilai, potensi perkebunan Dharmasraya sangat besar dan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun ekonomi berbasis komoditas rakyat.
“Dharmasraya memiliki potensi besar di sektor perkebunan. Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, berbagai program ini akan menjadi penggerak utama ekonomi rakyat,” ujar Abdul Roni.
Membangun Fondasi Ekonomi Berbasis Perkebunan
Pertemuan ini bukan sekadar agenda koordinasi birokratis, melainkan langkah nyata Pemerintah Kabupaten Dharmasraya dalam meneguhkan arah pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan, produktif, dan berdaya saing tinggi.
Melalui strategi yang terintegrasi mulai dari pembangunan industri pengolahan, peremajaan kebun rakyat, hingga penguatan SDM dan diversifikasi komoditas Bupati Annisa berupaya memastikan bahwa petani menjadi pusat dari pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kita ingin Dharmasraya tidak hanya dikenal sebagai daerah penghasil sawit, tapi juga sebagai daerah yang mampu mengelola potensi perkebunannya secara mandiri, berkelanjutan, dan modern,” tutup Bupati Annisa.
(Papa Juan)
#Perkebunan #Sawit #Kopi #Dharmasraya
 
 
 
