6 Kebiasaan Sepele yang Memicu & Memperparah Jerawat dan Cara Praktis Mengatasinya
Ilustrasi perempuan memencet jerawat. Foto: Pormezz/Shutterstock
Dirgantaraonline - Jerawat sering muncul ketika kita paling tak mengharapkannya: sebelum kencan, pada hari presentasi, atau setelah tidur panjang. Padahal, banyak pemicu jerawat ada di sekitar rutinitas harian yang terasa sepele sampai noda merah mulai berdatangan. Di bawah ini saya perinci enam kebiasaan paling umum yang sering jadi biang keladi jerawat, kenapa mereka berbahaya, dan langkah-langkah praktis (mudah diterapkan) untuk mencegahnya.
Mengapa kebiasaan kecil bisa berujung jerawat?
Secara singkat: jerawat muncul ketika pori tersumbat oleh campuran minyak (sebum), sel kulit mati, dan bakteri (misalnya Cutibacterium acnes). Faktor luar kuman dari benda yang kita pegang, pakaian atau sarana perawatan yang kotor, pola makan, hingga kebiasaan higienis bisa memicu peradangan atau membuat produksi minyak jadi berlebihan. Perubahan kecil pada kebiasaan sehari-hari seringkali cukup untuk membuat kulit lebih tenang.
1) Membiarkan ponsel kotor
Masalah: Ponsel menyentuh permukaan yang beragam (meja, tas, dompet) dan menjadi gudang minyak + bakteri. Saat ditekan ke pipi, kuman ini menempel ke kulit dan dapat memicu jerawat.
Solusi praktis:
- Bersihkan layar dan casing setiap hari dengan tisu beralkohol 70% atau lap mikro-serat.
- Saat ngobrol lama, gunakan speaker atau earphone.
- Hindari meletakkan ponsel di permukaan kotor (mis. toilet, meja kafe) tanpa alas.
2) Terlalu sering mencuci muka
Masalah: Mencuci muka berlebihan (lebih dari 2–3x/hari, atau menggunakan sabun keras) dapat merusak lapisan pelindung kulit kulit jadi kering, lalu bereaksi memproduksi lebih banyak minyak (rebound), sehingga berisiko jerawat. Dokter kulit Whitney Bowe pernah menegaskan bahwa salah satu mitos terbesar adalah “Wajah saya kotor, jadi saya harus mencucinya terus-menerus.”
Solusi praktis:
- Cuci muka cukup dua kali sehari: pagi dan malam.
- Gunakan pembersih lembut, pH seimbang, dan air hangat—not hot.
- Setelah cuci, tepuk kering dengan handuk bersih dan oleskan pelembap non-komedogenik (meski kulit berminyak, pelembap tetap penting).
3) Memencet jerawat
Masalah: Memencet seringkali mendorong isi pori lebih jauh ke kulit, menyebabkan inflamasi lebih dalam, infeksi, dan bekas/ jaringan parut. Seperti dikatakan Joshua Zeichner: tindakan memencet “ali h-alih membersihkan penyumbatan, Anda malah mendorongnya lebih jauh ke bawah.”
Solusi praktis:
- Jangan memencet. Gunakan kompres hangat 5–10 menit beberapa kali sehari untuk membantu membuka pori secara alami.
- Oleskan obat spot treatment yang mengandung salicylic acid atau benzoyl peroxide (produk OTC) sesuai petunjuk.
- Untuk jerawat besar atau menimbulkan nyeri, minta dokter kulit melakukan ekstraksi steril — jangan coba-coba sendiri.
4) Menggunakan handuk kotor untuk wajah
Masalah: Handuk yang lembap atau jarang diganti jadi tempat berkembang biak bakteri dan jamur. Mengusap wajah dengan handuk semacam itu justru memindahkan kuman ke kulit.
Solusi praktis:
- Ganti handuk wajah setidaknya setiap 2–3 hari; jika Anda berkeringat banyak atau berjerawat aktif, ganti tiap hari.
- Cuci dengan deterjen biasa dan jemur sampai benar-benar kering.
- Jangan gunakan handuk yang sama untuk badan dan muka; pisahkan.
5) Konsumsi gula dan tepung olahan berlebih
Masalah: Makanan tinggi gula sederhana dan tepung olahan (roti putih, kue, camilan manis) cenderung menaikkan kadar insulin dan hormon tertentu yang dapat merangsang produksi minyak dan peradangan faktor yang berkontribusi pada jerawat.
Solusi praktis:
- Kurangi makanan olahan berindeks glikemik tinggi; gantikan dengan sumber karbohidrat kompleks (gandum utuh, sayur, buah utuh).
- Perbanyak sayur, buah, protein tanpa lemak, dan sumber lemak sehat (mis. ikan berlemak, kacang).
- Nikmati makanan manis tapi dalam porsi wajar — bukan larangan total.
6) Tidur tanpa menghapus makeup
Masalah: Makeup menutup pori dan bercampur dengan kotoran dan minyak saat dibiarkan semalaman pori tersumbat lebih lama, produksi minyak dan peradangan meningkat, dan riasan juga mengotori sprei/bantal yang membuat masalah berulang.
Solusi praktis:
- Selalu bersihkan makeup di malam hari. Metode double cleansing (minyak pembersih atau micellar water → pembersih berbasis air) efektif untuk membersihkan sisa makeup.
- Bila lelah, gunakan pembersih micellar atau tisu pembersih sebagai langkah awal — tetapi jangan tidur tanpa mencuci wajah jika memungkinkan.
- Cuci kuas/pon makeup setiap 1–2 minggu dan ganti sarung bantal minimal 2× seminggu (lebih sering bila berminyak/berjerawat).
Rutinitas singkat untuk kulit rentan jerawat
Pagi: cuci muka lembut → pelembap non-komedogenik → sunscreen.
Malam: double cleanse jika pakai makeup → pengobatan spot/topikal (salicylic/benzoyl) → pelembap ringan → (retinoid hanya bila direkomendasikan dokter).
Tambahan: eksfoliasi kimiawi ringan (salicylic acid 1–2%) 1×–2×/minggu, hindari scrub kasar.
Kapan harus ke dokter kulit?
Jika jerawat sudah berdarah, terasa sangat nyeri, berjenis nodul atau kistik, muncul jaringan parut, atau tidak merespon perawatan OTC selama beberapa bulan sebaiknya konsultasikan ke dokter kulit. Dokter dapat memberikan terapi yang lebih efektif seperti antibiotik topikal/oral, retinoid resep, atau tindakan in-office.
Banyak pendorong jerawat justru tersembunyi di kebiasaan kecil: ponsel kotor, cara mencuci muka yang keliru, handuk atau bantal yang jarang diganti, pola makan, dan malas membersihkan makeup. Mengubah beberapa rutinitas sederhana membersihkan ponsel, mencuci muka dengan benar, mengganti handuk, dan memperhatikan makanan seringkali sudah membawa perbedaan besar.
Catatan: Artikel ini berisi informasi umum. Jika kondisi jerawat Anda berat atau memburuk, konsultasikan ke dokter kulit untuk penanganan yang tepat.
(***)
#Jerawat #PerawatanKulit #Gayahidup #Lifestyle