Breaking News

Mabuk, Emosi, dan Darah yang Tumpah: Pertikaian Dua Sahabat Berakhir Tragis

Polres Morowali Utara menangkap pelaku pembunuhan di Morowali Utara. (./Istimewa)

D'On, Morowali Utara
— Suasana malam yang seharusnya menjadi momen kebersamaan di sebuah desa kecil berubah menjadi tragedi berdarah. Dua pria yang awalnya duduk bersisian sambil menenggak minuman keras, justru terlibat dalam pertikaian yang berujung maut. Salah satu dari mereka, Muhammad Said Sigalea (39), meregang nyawa akibat luka tusukan di dada yang dalam dilayangkan oleh teman sendiri.

Peristiwa memilukan ini terjadi pada Jumat malam, 20 Juni 2025, di Desa Koromatantu, Kecamatan Petasia Barat, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Pelakunya, seorang pria berinisial S alias A (29), kini telah diamankan dan meringkuk di balik jeruji besi. Ia dijerat dengan Pasal 338 KUHP subsider Pasal 351 ayat (3) tentang pembunuhan, dengan ancaman hukuman penjara hingga 15 tahun.

Kapolres Morowali Utara, AKBP Reza Khomeini, mengonfirmasi kejadian ini dan menyampaikan bahwa pihaknya bergerak cepat menangkap pelaku hanya dalam waktu lima jam setelah kejadian. “Korban mengalami luka tusuk di dada dan meninggal dunia saat dilarikan ke RSUD Kolonodale. Kami mengapresiasi kecepatan personel dalam penanganan kasus ini,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (21/6/2025).

Dari Gelas ke Golok: Malam Sial yang Bermula dari Alkohol dan Emosi

Menurut penyelidikan awal dan keterangan sejumlah saksi, peristiwa nahas itu bermula dari hal yang tampaknya sepele: adu mulut antara dua orang yang sedang dalam pengaruh alkohol. S dan Said bersama beberapa rekan mereka menghabiskan malam dengan menenggak minuman keras. Tak ada yang menyangka, percakapan yang awalnya bersahabat berubah menjadi konfrontasi panas.

Perdebatan memanas, dan puncaknya terjadi saat korban menampar pelaku di tengah suasana yang kian tidak kondusif. Rekan-rekan lain yang menyadari tensi semakin meninggi memilih untuk pergi meninggalkan tempat kejadian. Situasi semakin tidak terkendali ketika pelaku, yang tampaknya menyimpan dendam dalam diam, mengambil pisau dari bagasi sepeda motornya dan menyelipkannya di pinggang.

Beberapa saat kemudian, pertikaian kembali pecah. Kali ini, tak hanya dengan kata-kata pisau itu akhirnya digunakan. Dalam satu gerakan mendadak, pelaku menusuk dada Said. Darah mengucur deras, dan tubuh korban langsung ambruk, tak sadarkan diri. Sontak, pelaku melarikan diri, meninggalkan korban terkapar.

Usaha Penyelamatan yang Terlambat

Warga yang mengetahui insiden itu segera membawa korban ke Puskesmas Kolonodale. Melihat kondisi yang kritis, korban lalu dirujuk ke RSUD Kolonodale. Namun, upaya penyelamatan tak membuahkan hasil. Luka tusuk yang dalam di bagian dada telah merenggut nyawa Muhammad Said Sigalea.

“Korban meninggal saat dalam perjalanan ke rumah sakit. Ini menjadi peringatan keras bagi kita semua bahwa konsumsi alkohol berlebihan dapat memicu tragedi,” kata seorang warga yang enggan disebut namanya.

Pelarian Singkat, Penangkapan Kilat

Pelarian S tak berlangsung lama. Tim Buru Sergap Elang Tokala dari Satuan Reskrim Polres Morowali Utara, bekerja sama dengan anggota Polsek Petasia, langsung melakukan pengejaran intensif. Dalam waktu kurang dari lima jam, pelaku berhasil diringkus di sebuah lokasi yang tidak jauh dari tempat kejadian.

“Kami komit menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Kasus ini menjadi pelajaran bahwa emosi sesaat bisa menghancurkan dua kehidupan sekaligus: korban yang meninggal dan pelaku yang kehilangan masa depan,” ujar AKBP Reza Khomeini.

Jeruji Besi Menanti

Kini, S harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum. Polisi menjeratnya dengan pasal pembunuhan sebagaimana diatur dalam Pasal 338 KUHP, dengan ancaman pidana penjara maksimal 15 tahun. Alternatifnya, pasal penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian juga disiapkan sebagai landasan hukum.

Sementara itu, keluarga korban masih dalam suasana duka. Mereka berharap agar proses hukum berjalan adil dan memberi rasa keadilan bagi almarhum.

Catatan Kelam tentang Alkohol dan Emosi Tak Terkendali

Kejadian ini menambah daftar panjang kasus kekerasan yang dipicu oleh konsumsi minuman keras di daerah-daerah pedesaan. Ketika emosi tidak dikendalikan dan alkohol membakar rasa amarah, tragedi mudah sekali terjadi.

Peristiwa berdarah di Koromatantu menjadi pengingat keras bahwa bahaya tak selalu datang dari orang asing. Kadang, ia muncul dari dalam lingkaran terdekat bahkan dari tangan seorang sahabat.

(Mond)

#Kriminal #Penikaman