Breaking News

5 Daerah dengan Pengangguran Tertinggi di Sumatera Barat: Peringkat Satu Dipimpin Wali Kota Terkaya di Sumbar

Ilustrasi Pengangguran 

D'On, Sumatera Barat -
kembali menjadi sorotan setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru terkait tingkat pengangguran terbuka (TPT) di daerah tersebut. Dari 12 kabupaten/kota yang ada, lima di antaranya masuk ke deretan daerah dengan tingkat pengangguran tertinggi. Fakta ini kian menarik karena posisi puncak justru ditempati oleh daerah yang dipimpin sosok yang dikenal sebagai Wali Kota terkaya di Sumbar, Fadly Amran.

Menurut BPS, tingkat pengangguran terbuka Sumbar pada tahun terbaru tercatat berada di angka 5,62 persen  lebih tinggi dari rata-rata nasional yang berada di 4,85 persen. Angka ini menjadi alarm bagi berbagai pihak, mengingat kondisi ekonomi masyarakat tak lepas dari dinamika tenaga kerja di masing-masing daerah.

Lantas, daerah mana saja yang menyumbang angka pengangguran tertinggi di Sumatera Barat? Berikut ulasan lengkapnya:

1. Kota Padang – 9,70%

Kota Padang menempati posisi teratas sebagai daerah dengan tingkat pengangguran tertinggi di Sumatera Barat. BPS mencatat, 9,70 persen angkatan kerja di kota ini belum memperoleh pekerjaan.

Ironisnya, kota dengan jumlah pengangguran tertinggi ini dipimpin oleh sosok yang dikenal sebagai Wali Kota terkaya di Sumbar, yakni Fadly Amran. Total kekayaannya mencapai Rp 81.137.439.60, menjadikannya figur dengan harta paling besar di antara kepala daerah lainnya di provinsi itu. Perbedaan kontras antara tingginya kekayaan pemimpin dan tingginya pengangguran menjadi sorotan tersendiri bagi masyarakat.

2. Kabupaten Padang Pariaman – 6,48%

Di posisi kedua, terdapat Kabupaten Padang Pariaman dengan tingkat pengangguran mencapai 6,48 persen. Kabupaten ini dipimpin oleh John Kenedy Azis, seorang kepala daerah yang memiliki total harta kekayaan sebesar Rp 13,3 miliar.

Meski tidak setinggi Kota Padang, angka ini tetap menunjukkan bahwa persoalan tenaga kerja masih menjadi tantangan besar. Sebagai daerah yang memiliki potensi pertanian, pariwisata, dan industri rumah tangga, tingginya pengangguran menjadi PR besar untuk pemerintah setempat.

3. Kabupaten Pasaman Barat – 5,95%

Posisi ketiga ditempati Kabupaten Pasaman Barat dengan tingkat pengangguran 5,95 persen. Bupati Yulianto, yang memiliki kekayaan sebesar Rp 5,32 miliar, memimpin daerah yang dikenal kaya akan sumber daya alam, khususnya kelapa sawit dan pertambangan.

Meski demikian, besarnya potensi ekonomi tersebut belum sepenuhnya mampu menyerap tenaga kerja lokal secara optimal. Ketergantungan pada sektor-sektor tertentu membuat percepatan pembangunan ekonomi setempat berjalan tidak secepat yang diharapkan.

4. Kabupaten Dharmasraya – 5,51%

Kabupaten Dharmasraya berada di urutan keempat dengan tingkat pengangguran 5,51 persen. Dipimpin oleh Bupati Annisa Suci, yang memiliki kekayaan hingga Rp 10,89 miliar, Dharmasraya merupakan daerah yang tengah berkembang pesat terutama di sektor perkebunan dan perdagangan.

Namun, perkembangan ekonomi tidak selalu berjalan sejalan dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan. Tantangan peningkatan skill tenaga kerja lokal masih menjadi kendala utama di kabupaten ini.

5. Kabupaten Pasaman – 5,29%

Di posisi kelima terdapat Kabupaten Pasaman, dengan tingkat pengangguran 5,29 persen. Kabupaten ini dipimpin oleh Bupati Welly Suhery yang memiliki total kekayaan Rp 1,32 miliar  menjadikannya kepala daerah dengan kekayaan paling rendah di antara lima daerah dalam daftar ini.

Meski angkanya lebih kecil dibanding empat daerah sebelumnya, persentase ini tetap menjadi indikator penting bahwa Pasaman membutuhkan dorongan pada sektor industri kecil, UMKM, dan peningkatan kompetensi tenaga kerja untuk menekan angka pengangguran.

Respons Pemerintah Provinsi Sumbar

Menanggapi data BPS ini, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sumbar, Firdaus Firman, menegaskan bahwa pihaknya menjadikan data tersebut sebagai dasar dalam merumuskan strategi besar untuk menekan angka pengangguran.

Menurut Firdaus, berbagai pelatihan terus digencarkan demi meningkatkan keterampilan masyarakat, mulai dari:

  • pelatihan pengelasan,
  • pelatihan bengkel,
  • pembuatan kue bagi ibu-ibu,
  • pelatihan barista,
  • hingga pelatihan konten kreator.

Kami terus mengadakan pelatihan, baik melalui balai vokasi maupun BLK Padang. Tujuannya agar masyarakat punya kemampuan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja sekarang,” jelas Firdaus.

Langkah ini menjadi harapan baru agar angka pengangguran Sumbar bisa ditekan secara signifikan.

Fenomena tingginya angka pengangguran di beberapa daerah di Sumatera Barat menunjukkan bahwa persoalan kualitas tenaga kerja, pemerataan ekonomi, dan penyediaan lapangan pekerjaan masih menjadi tantangan besar. Dengan komitmen pemerintah daerah serta dukungan program pelatihan dari Disnakertrans, diharapkan kondisi ini dapat berubah menuju arah yang lebih baik.

(Mond)

#Pengangguran #SumateraBarat