Aquarium Mini, Tren Baru Pelepas Stres yang Didukung Kajian Ilmiah
Aquarium Mini (Dok: Yubi)
Dirgantaraonline – Di tengah rutinitas padat dan tekanan hidup perkotaan, masyarakat semakin kreatif mencari cara untuk mengurangi stres. Salah satu tren yang belakangan banyak digemari adalah memelihara aquarium mini. Bukan sekadar hobi, aquarium berukuran kecil ini mulai dipandang sebagai sarana stress release yang memiliki dasar ilmiah.
Menatap Ikan, Turunkan Stres
Sejumlah penelitian di bidang psikologi lingkungan menunjukkan bahwa keberadaan elemen alam di sekitar manusia dapat memberi dampak positif pada kesehatan mental. Gerakan ikan yang tenang, suara gemericik air, serta kehadiran tanaman air terbukti mampu memicu relaksasi.
"Fenomena ini dikenal dengan soft fascination. Perhatian kita tersedot secara ringan pada gerakan ikan tanpa menguras energi mental, sehingga otak lebih cepat pulih dari kelelahan," jelas seorang psikolog lingkungan, seperti dikutip dari beberapa kajian akademis.
Secara fisiologis, menatap aquarium juga dapat merangsang sistem saraf parasimpatis yang menurunkan detak jantung, menstabilkan tekanan darah, hingga menekan produksi hormon stres kortisol.
Tren di Ruang Kerja dan Rumah
Kini, aquarium mini mulai banyak ditemui di meja kerja, ruang tunggu, hingga sudut rumah minimalis. Bagi sebagian orang, aquarium ini bukan hanya dekorasi, melainkan “obat penenang” visual yang bisa dinikmati kapan saja.
“Setelah seharian menatap layar, saya cukup duduk lima menit di depan aquarium. Rasanya pikiran lebih ringan,” ujar Rini (29), seorang karyawan swasta di Jakarta yang sudah setahun memelihara aquarium mini di ruang kerjanya.
Bukan Sekadar Gaya, Perlu Etika
Meski digemari, para ahli mengingatkan bahwa aquarium mini tidak boleh dipandang sebagai hiasan semata. Hewan yang dipelihara tetap membutuhkan ruang, air bersih, dan perawatan rutin.
Ukuran terlalu kecil justru berisiko menimbulkan stres bagi ikan, yang berbalik menjadi sumber masalah bagi pemiliknya. Idealnya, aquarium mini minimal berkapasitas 10–20 liter agar kondisi lebih stabil.
“Sering orang berpikir semakin kecil semakin praktis, padahal justru berbahaya bagi ikan. Kalau aquarium tidak terawat, bukannya mengurangi stres, malah menambah beban pikiran,” ujar seorang pehobi aquascape di komunitas Jakarta Aquatic.
Panduan Praktis Agar Efektif
Untuk benar-benar berfungsi sebagai pelepas stres, ada beberapa hal yang direkomendasikan para pakar:
- Gunakan aquarium minimal 10 liter dengan filter sederhana.
- Pilih spesies ikan kecil yang ramah, seperti guppy, platy, atau cupang tunggal.
- Tambahkan tanaman air hidup agar suasana lebih natural.
- Gunakan lampu LED dengan timer 8–10 jam sehari.
- Lakukan perawatan rutin seperti mengganti air sebagian setiap minggu.
Dengan perawatan yang benar, aquarium mini dapat menjadi titik fokus latihan relaksasi. Bahkan, beberapa terapis merekomendasikannya sebagai pendukung latihan mindfulness, misalnya dengan mengombinasikan observasi ikan dan teknik pernapasan dalam.
Bukan Pengganti Terapi Profesional
Meski memberi manfaat nyata, para ahli menegaskan bahwa aquarium mini tidak boleh dianggap sebagai pengganti terapi medis atau psikologis. Untuk stres ringan hingga sedang, keberadaannya efektif membantu pemulihan suasana hati. Namun, untuk gangguan kecemasan berat atau depresi, tetap diperlukan penanganan profesional.
Fenomena aquarium mini sebagai pelepas stres kini menjadi bukti bahwa hobi sederhana bisa memiliki dampak besar bagi kesehatan mental. Selama dijalankan dengan komitmen merawat dan memperhatikan etika pemeliharaan, aquarium mini bukan hanya memperindah ruangan, tetapi juga menjadi “oase kecil” yang menenangkan pikiran di tengah riuhnya kehidupan modern.
(***)
#Gayahidup #Aquarium #Lifestyle