Tragedi di Simalungun: Siswa SMP Ditemukan Tewas dengan Kepala Terbungkus Plastik, Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian
Polisi mendatangi rumah pelajar SMP di Kabupaten Simalungun yang ditemukan tewas dengan kepala terbungkus plastik dan tangan seolah-olah terikat. Foto: Dok. Polres Simalungun
D'On, Simalungun, Sumatera Utara — Suasana tenang di sebuah perumahan di Kecamatan Bandar Selamat, Kabupaten Simalungun, mendadak berubah mencekam pada Rabu (6/8) siang. Seorang pelajar SMP berusia 14 tahun, Frans Stevenly, ditemukan tewas di dalam kamar rumahnya. Yang membuat warga gempar, korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan: kepala tertutup plastik bening dan tangannya memegang tali seolah-olah terikat.
Kematian tragis Frans sontak menyebar cepat melalui media sosial, memicu spekulasi liar, termasuk dugaan pembunuhan. Narasi yang beredar menyebutkan bahwa korban diduga dibunuh dan dalam kondisi terikat. Namun, pihak kepolisian langsung bergerak cepat untuk menenangkan kegaduhan publik dan meluruskan informasi.
“Informasi yang menyebutkan korban dalam kondisi terikat itu tidak benar. Yang benar adalah kepala korban memang tertutup plastik,” tegas Kasi Humas Polres Simalungun, AKP Very Purba, saat dikonfirmasi pada Kamis (7/8).
Rumah Terkunci dari Dalam, Dugaan Pembunuhan Masih Lemah
Meski kondisi jasad Frans menimbulkan kecurigaan, pihak kepolisian belum menemukan indikasi kuat bahwa remaja tersebut menjadi korban tindak kriminal. AKP Very menjelaskan bahwa saat ditemukan, rumah dalam keadaan terkunci rapat dari dalam, yang mengindikasikan tidak adanya orang asing yang masuk.
“Sampai saat ini, indikasi dibunuh belum ditemukan, karena situasi rumah semua tertutup rapat dari dalam. Tapi kami masih menunggu hasil autopsi untuk memastikan penyebab kematian,” tambahnya.
Kronologi Penemuan Jasad: Ditinggal Ibunya ke Luar Kota
Frans diketahui tinggal bersama ibunya dan kakaknya. Namun sejak awal pekan itu, ia ditinggal sendirian di rumah karena ibunya pergi ke luar kota. Sang ibu menitipkan Frans kepada pamannya, yang tinggal tak jauh dari rumah mereka.
“Hari Senin, korban masih beraktivitas normal, bahkan masih masuk sekolah,” ungkap AKP Very. “Namun pada Selasa, diduga korban sudah meninggal dunia.”
Kecurigaan mulai muncul ketika sang ibu tak berhasil menghubungi Frans sepanjang hari. Merasa khawatir, ia meminta tolong kepada pamannya untuk memeriksa keadaan anaknya. Betapa terkejutnya sang paman saat menemukan Frans sudah tidak bernyawa di dalam kamar.
“Pintu kamar tertutup. Saat dibuka, korban ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia dengan kondisi kepala dibungkus plastik,” kata AKP Very.
Masih Menunggu Hasil Autopsi
Pihak kepolisian kini menunggu hasil autopsi dari rumah sakit untuk memastikan apakah kematian Frans murni disebabkan oleh faktor lain — seperti bunuh diri — atau ada unsur kekerasan yang mungkin belum terdeteksi.
Kasus ini kini tengah ditangani dengan hati-hati oleh penyidik Polres Simalungun. Tim forensik juga telah diturunkan untuk mengumpulkan bukti-bukti dari lokasi kejadian.
Respons Publik: Masyarakat Harap Polisi Transparan
Warga sekitar mengaku terkejut dengan insiden ini. Beberapa mengaku mengenal korban sebagai anak yang pendiam dan tidak pernah terlibat masalah.
“Anaknya pendiam, sopan juga. Kami nggak nyangka bisa kejadian kayak gini,” kata seorang tetangga yang tak ingin disebutkan namanya.
Media sosial pun dipenuhi komentar warganet yang menuntut transparansi dan penyelidikan menyeluruh dari aparat kepolisian. Tidak sedikit yang berharap agar kematian Frans segera terungkap, apakah itu disebabkan oleh faktor psikologis, kelalaian orang dewasa, atau justru ada unsur tindak pidana tersembunyi.
Catatan redaksi:
Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Untuk menghormati privasi korban dan keluarganya, serta demi keakuratan informasi, publik diminta menunggu pernyataan resmi dari pihak berwenang dan tidak menyebarkan spekulasi atau hoaks di media sosial.
(Mond)
#Peristiwa