Breaking News

Sulap Jalan Suliki Jadi Pasar Kuliner Jati: Strategi Pemko Padang Dorong UMKM Naik Kelas dan Tertibkan PKL

Pemko Padang Sulap Jalan Suliki jadi Pusat Kuliner Kawasan Jati (Dok: Diskominfo Padang)

D'On, Padang –
Upaya Pemerintah Kota Padang dalam menata kawasan kota sembari mendorong pelaku UMKM agar naik kelas kembali terlihat nyata. Kali ini, Jalan Suliki di Kelurahan Jati Baru, yang sebelumnya hanya jalan penghubung biasa, resmi disulap menjadi Pasar Kuliner Jati—sebuah sentra kuliner baru yang dirancang khusus untuk mewadahi para pedagang kaki lima (PKL) secara tertib dan representatif.

Peresmian kawasan ini dilakukan langsung oleh Wali Kota Padang, Fadly Amran, pada Selasa, 15 Juli 2025, yang ditandai dengan pengguntingan pita sebagai simbol dibukanya secara resmi pusat kuliner tersebut. Momentum ini disambut antusias, baik oleh masyarakat maupun para pedagang yang kini mendapatkan ruang usaha yang lebih layak.

Dari Trotoar ke Tempat Layak: Relokasi 37 Pedagang

Sebanyak 37 pedagang yang sebelumnya berjualan di sepanjang trotoar Jalan Perintis Kemerdekaan akhirnya direlokasi ke kawasan Pasar Kuliner Jati. Langkah ini bukan sekadar pemindahan tempat, tetapi bagian dari strategi besar dalam penataan kota dan pemberdayaan ekonomi berbasis rakyat kecil.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada para pedagang yang bersedia direlokasi ke Pasar Kuliner Jati ini. Ini adalah langkah menuju ruang usaha yang lebih tertib, representatif, nyaman, dan tidak mengganggu hak pengguna jalan,” ujar Fadly Amran dalam sambutannya.

Pemerintah Kota Padang tidak hanya memindahkan, tetapi juga menyediakan tenda dagang yang layak bagi para pelaku usaha. Hal ini menunjukkan komitmen Pemko untuk tidak sekadar menggusur, tetapi membangun ruang ekonomi baru yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Pasar Kuliner yang Ramah Lingkungan dan Berbasis Komunitas

Tak hanya menjadi tempat berjualan, Pasar Kuliner Jati diharapkan menjadi role model dalam pengembangan kawasan usaha berbasis komunitas. Fadly menekankan bahwa kawasan ini bukan hanya untuk menggugah selera lewat ragam kuliner lokal, tetapi juga menjadi simbol budaya bersih, tertib, dan ramah lingkungan.

“Sesuai kesepakatan, seluruh pedagang wajib menjaga kebersihan. Kita ingin tunjukkan bahwa kawasan kuliner ini bisa indah, tidak kumuh, dan bisa jadi destinasi favorit. Kalau Kuliner Jati berhasil, saya yakin kawasan lain akan meniru,” ujarnya penuh optimisme.

Kebersihan dan kerapian bukan sekadar aturan teknis, tetapi menjadi bagian dari narasi besar UMKM naik kelas—yakni ketika usaha mikro bukan lagi sekadar bertahan hidup, tetapi tampil sebagai kekuatan ekonomi yang percaya diri, profesional, dan siap berkembang.

Dukungan Indosat: Branding UMKM untuk Masa Depan

Menariknya, pengembangan kawasan kuliner ini juga mendapat dukungan dari pihak swasta, salah satunya adalah Indosat, yang turut andil dalam mendukung branding dan promosi para pelaku usaha.

Head of Region Central Sumatra Indosat, Mgs. Mohd. Ali Savitri, menyatakan bahwa keterlibatan pihaknya sejalan dengan misi Indosat dalam memberdayakan masyarakat dan mengakselerasi transformasi digital UMKM.

“Kami punya banyak program yang bersinggungan langsung dengan UMKM. Di Pasar Kuliner Jati ini, kami ingin para pedagang bisa semakin percaya diri dan tampil menarik, tidak hanya secara fisik tetapi juga di ranah digital,” ucapnya.

Kehadiran Indosat tidak hanya membantu dari sisi promosi, tapi juga membuka peluang untuk membekali para pedagang dengan keterampilan digital yang bisa membawa usaha mereka ke pasar yang lebih luas.

Dari Pinggir Jalan Menuju Harapan Baru

Sementara itu, Raju, Ketua Ikatan Pedagang PKL Pasar Kuliner Jati, menyampaikan apresiasi mendalam kepada Pemko Padang atas relokasi yang dilakukan dengan pendekatan humanis dan solutif.

"Dulu kami berdagang di trotoar, rawan digusur, dan sering kena teguran. Sekarang kami lebih tenang berjualan karena tempatnya sudah disediakan, lebih tertata, dan aman. Semoga Pasar Kuliner Jati bisa menjadi tempat favorit bagi para pecinta kuliner dari mana pun,” harapnya.

Menuju Kota yang Tertib dan UMKM yang Berdaya

Transformasi Jalan Suliki menjadi Pasar Kuliner Jati bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap rakyat kecil. Penataan ini mencerminkan strategi pembangunan kota berbasis inklusif dan kolaboratif: pemerintah, masyarakat, dan swasta bekerja bersama untuk menciptakan ruang yang produktif, aman, dan berkelanjutan.

Jika berhasil, Pasar Kuliner Jati tidak hanya akan menjadi pusat kuliner baru di Kota Padang, tapi juga akan dikenang sebagai contoh bagaimana sebuah kota bisa bertumbuh sambil tetap memeluk para pelaku usaha kecil yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat.

(Mond)

#Padang #UMKM #Kuliner