Breaking News

LPS Kurao Pagang Genjot Layanan Sampah: Perkuat Operator, Bangun Kolaborasi, dan Bidik Dukungan TJSL BUMN

LPS Kurao Pagang (Dok: Ist)

D'On, Padang -
Komitmen kuat dalam menata lingkungan yang bersih dan sehat terus digelorakan oleh Lembaga Pengelolaan Sampah (LPS) Kelurahan Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang. Bertempat di Aula Kantor Camat Nanggalo, Minggu (13/7/2025), LPS Kurao Pagang menggelar rapat koordinasi bersama para pemangku kepentingan di tingkat kelurahan.

Rapat ini melibatkan berbagai unsur kelembagaan masyarakat mulai dari Ketua RT dan RW, LPM, LKK hingga perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, sebagai langkah strategis untuk memperkuat pelayanan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

Menjawab Tantangan Lapangan dengan Kolaborasi

Ketua LPS Kurao Pagang, Zulkifli, menegaskan bahwa kehadiran LPS bukan sekadar formalitas kelembagaan, melainkan solusi konkret untuk mengurai persoalan sampah di perkotaan. Menurutnya, LPS Kurao Pagang telah berperan aktif menjemput persoalan hingga ke akar rumput, termasuk menanggapi aduan warga dengan cepat.

"Petugas kami selalu siaga. Baik pengaduan dari warga, kelurahan, kecamatan, maupun DLH  semua ditanggapi tanpa tunda. Meskipun fasilitas kami belum lengkap, kami berkomitmen untuk tetap memberi pelayanan terbaik," ujar Zulkifli dengan penuh semangat.

Keterbatasan seperti belum adanya kendaraan operasional khusus seperti bentor (becak motor) tidak menyurutkan langkah para petugas. Bahkan, Zulkifli menyebut bahwa pihaknya sedang menyusun rencana besar: meningkatkan LPS dari sekadar pengangkut sampah menjadi lembaga pengelola sampah mandiri, dengan membuka ruang kolaborasi bersama BUMN melalui skema Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Dari Lima ke Sepuluh Operator: Jawaban atas Luasnya Wilayah

Dalam perjalanannya, LPS Kurao Pagang semula hanya memiliki lima orang operator. Namun seiring berkembangnya kesadaran dan meluasnya wilayah layanan, jumlah itu terbukti tidak cukup. Zulkifli menceritakan bagaimana evaluasi pelayanan berbasis laporan masyarakat mendorong penambahan personel secara bertahap.

"Awalnya lima orang. Kami ajukan penambahan dan disetujui tujuh orang, dengan gaji di atas UMP. Namun, aduan warga tetap tinggi, akhirnya kami tambah lagi tiga orang hingga total kini sepuluh operator," jelasnya.

Langkah ini menunjukkan bahwa penguatan SDM menjadi kunci utama dalam menjaga kualitas pelayanan, terutama di daerah dengan kepadatan permukiman tinggi seperti Kurao Pagang.

DLH Padang: Kurao Pagang Punya Kinerja Cukup Baik

Penilaian positif juga datang dari DLH Kota Padang. Fuad Syukri, Kabid Program Pengembangan Komunikasi dan Kemitraan Lingkungan DLH Padang, menyebut bahwa LPS Kurao Pagang termasuk yang paling minim menerima keluhan dari masyarakat.

"Dari evaluasi kami, Kurao Pagang masuk kategori LPS yang cukup baik. Keluhan masyarakat sangat minim. Ini indikator bahwa mereka bekerja dengan pendekatan pelayanan yang menyentuh," puji Fuad.

Sinergi Sosial dan Kepemimpinan Musyawarah

Sementara itu, Lurah Kurao Pagang, Apri Moliza Pane, mengapresiasi langkah LPS yang telah mampu membangun kebersamaan dalam menyelesaikan persoalan lingkungan. Baginya, musyawarah adalah fondasi utama dalam menangani masalah sosial seperti pengelolaan sampah.

"Kami dorong semua pihak tidak mengedepankan ego sektoral. Semua persoalan kita selesaikan dengan duduk bersama, mencari jalan keluar melalui musyawarah. Itu kunci dari keberhasilan program," tegas Apri.

Kegiatan ini pun menjadi bukti konkret bahwa pendekatan partisipatif bukan hanya jargon, tapi nyata diimplementasikan hingga ke tingkat kelurahan.

Harapan Camat: Jadikan LPS Pilar Kota Bersih

Dari sisi kecamatan, Kasi Trantib Kecamatan Nanggalo, Juheri, menyampaikan harapan besarnya agar DLH dan LPS terus bersinergi, tidak hanya dalam operasionalisasi pengangkutan sampah, namun juga dalam membangun kesadaran kolektif masyarakat.

"Buang sampah sembarangan, apalagi ke sungai, itu masih jadi kebiasaan. Peran DLH harus kuat dalam edukasi. Tapi LPS juga penting sebagai ujung tombak di masyarakat," ujar Juheri.

Ia menambahkan bahwa Pemko Padang sebenarnya telah menyediakan sumber daya yang cukup, tinggal bagaimana semua elemen bisa mengelolanya secara efektif dan sinergis.

"Pak Wali Kota sudah memulai. SDM kita punya, anggaran ada, dan LPS berjalan. Maka tinggal bagaimana kita menyatukan langkah menjadikan Padang kota yang bersih dari sampah," tegasnya.

Menuju Masa Depan: Ekonomi Sirkular dan Lingkungan Berkelanjutan

Zulkifli menutup pertemuan dengan menyampaikan harapan besar bahwa pengelolaan sampah tak lagi sekadar beban, tetapi bisa menjadi peluang ekonomi baru bagi masyarakat.

"Kami ingin kelola sampah dari rumah, bukan hanya mengangkut. Kita ingin libatkan BUMN, kita ingin bangun pusat daur ulang. Ini bisa ciptakan lapangan kerja dan bantu ekonomi warga," katanya optimis.

Langkah ini sejalan dengan konsep ekonomi sirkular yang kini menjadi arah pembangunan lingkungan global bahwa sampah bukan lagi akhir dari rantai konsumsi, melainkan awal dari peluang-peluang baru.

Catatan Redaksi:
LPS Kurao Pagang menjadi potret kecil dari perubahan besar yang bisa dimulai dari tingkat kelurahan. Jika gerakan seperti ini tumbuh di banyak titik, bukan tidak mungkin, Kota Padang ke depan bisa menjadi percontohan nasional dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

(Mond)

#LPSKuraoPagang #DLH #Padang #Sampah