Breaking News

1.120 KK di Kelurahan Kuranji Terima Bantuan Beras: Dorongan Swasembada Pangan dan Upaya Kendalikan Inflasi


D'On, Padang –
Sebanyak 1.120 Kepala Keluarga (KK) di Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji, Kota Padang menerima bantuan pangan berupa beras dari pemerintah pusat. Bantuan ini merupakan bagian dari program ketahanan pangan nasional yang mengusung semangat Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan di Indonesia.

Bantuan beras ini dialokasikan untuk bulan Juni dan Juli 2025, dengan masing-masing KK mendapatkan 20 kilogram beras dibagikan dalam dua karung berisi masing-masing 10 kilogram. Penyerahan bantuan dilaksanakan pada Rabu, 30 Juli 2025, di halaman Kantor Lurah Kuranji, disaksikan oleh sejumlah pejabat penting dan unsur masyarakat.

Momentum Berbagi di Tengah Ancaman Inflasi Pangan

Kegiatan ini dihadiri oleh Pemimpin Perum Bulog Wilayah Sumatera Barat, Darma Wijaya; Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir; Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Kota Padang, Alfiadi; Camat Kuranji, Rido Satria; jajaran Kelurahan Kuranji, serta ratusan masyarakat penerima bantuan.

Dalam sambutannya, Darma Wijaya menjelaskan bahwa program bantuan beras ini adalah bagian dari langkah strategis pemerintah pusat dalam menjamin ketersediaan pangan masyarakat sekaligus menjadi stimulus untuk memperkuat ketahanan pangan di level rumah tangga.

"Bantuan pangan beras ini bukan hanya bentuk kehadiran negara di tengah masyarakat, tapi juga merupakan implementasi dari visi besar Presiden Prabowo untuk mencapai swasembada pangan. Di Sumatera Barat, lebih dari 332 ribu KK mendapat bantuan ini, dan di Kota Padang sendiri jumlahnya sekitar 35 ribu penerima," jelas Darma.

Lebih lanjut, ia merinci bahwa di Kecamatan Kuranji, jumlah penerima mencapai sekitar 5.000 KK, dan Kelurahan Kuranji menjadi salah satu titik terbanyak dengan 1.120 KK penerima.

Bukan Sekadar Bantuan, Tapi Stimulus Produktivitas

Sementara itu, Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, dalam arahannya menekankan bahwa bantuan ini jangan hanya dimaknai sebagai santunan, melainkan harus menjadi pemicu semangat baru bagi warga untuk bangkit secara mandiri melalui usaha produktif, terutama di sektor pertanian rumah tangga.

"Orang tua kita dahulu hidup dari bertani dan bisa membesarkan anak-anak menjadi orang sukses. Kita hari ini juga bisa mengulang sejarah itu. Bertani tak harus di sawah, kita bisa manfaatkan pekarangan rumah untuk menanam kebutuhan harian," ujar Maigus Nasir.

Ia menyampaikan bahwa salah satu penyumbang inflasi tertinggi di Sumbar adalah cabai, dan kondisi ini bisa ditekan jika masyarakat mulai membudidayakan cabai di pekarangan masing-masing.

"Cabai, sayuran, bahkan tanaman obat keluarga seperti jahe, kunyit, kencur, dan lengkuas bisa ditanam di rumah. Dengan begitu, pengeluaran dapur bisa ditekan, dan itu bentuk nyata kontribusi kita terhadap kestabilan ekonomi keluarga dan daerah," tegasnya.

Sinergi Pusat dan Daerah dalam Menjaga Rantai Pangan

Program bantuan ini juga mencerminkan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam menjaga kesinambungan distribusi pangan di tengah ancaman krisis global. Apalagi, tahun-tahun belakangan, fluktuasi harga bahan pokok kerap menjadi tantangan tersendiri bagi keluarga berpenghasilan rendah.

Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Kota Padang, Alfiadi, menambahkan bahwa upaya seperti ini akan terus dikembangkan, tak hanya melalui distribusi bantuan, tetapi juga edukasi dan pendampingan warga agar lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya.

"Kita juga memiliki program urban farming, bank pangan, serta pelatihan pertanian hidroponik yang bisa diikuti oleh masyarakat. Kami ingin keluarga tak hanya jadi penerima bantuan, tapi juga jadi produsen pangan, setidaknya untuk kebutuhan sendiri," ucap Alfiadi.

Harapan dari Warga: Bantuan Tepat Sasaran dan Berkelanjutan

Salah satu penerima bantuan, Ibu Rosni (45), warga RT 02 RW 04, mengaku bersyukur atas bantuan beras yang diterimanya. Ia yang sehari-hari bekerja sebagai buruh cuci merasa sangat terbantu dengan ketersediaan beras selama dua bulan ke depan.

"Alhamdulillah, beras ini cukup untuk kebutuhan kami sekeluarga. Saya harap bantuan seperti ini bisa terus ada, dan lebih banyak warga yang mendapatkannya. Tapi kalau bisa, juga ada pelatihan supaya kami bisa mandiri," ujarnya penuh haru.

Catatan Redaksi

Bantuan pangan seperti yang dilaksanakan di Kelurahan Kuranji bukan hanya solusi jangka pendek atas ketimpangan pangan, tetapi juga jembatan menuju kemandirian ekonomi rumah tangga. Dalam konteks global yang rentan krisis dan harga bahan pokok yang fluktuatif, inisiatif swasembada pangan dari pekarangan rumah bisa menjadi benteng terakhir ketahanan masyarakat bawah.

Langkah sederhana seperti menanam cabai di pot atau membudidayakan jahe di belakang rumah jika dilakukan secara kolektif dan berkelanjutan bisa membawa dampak besar. Dan bantuan seperti ini adalah langkah awal menuju cita-cita besar: Indonesia yang mandiri secara pangan.

(Mond)

#Padang #KetahananPangan