Breaking News

Normalisasi Batang Kandis: Kinerja BWS Sumatera V Jadi Harapan Baru Atasi Banjir di Padang


D'On, Padang
Upaya Pemko Padang dalam menuntaskan permasalahan banjir yang selama ini menjadi momok bagi warga kota kembali menunjukkan titik terang. Salah satu proyek strategis yang kini menjadi fokus utama adalah normalisasi Sungai Batang Kandis, sebuah langkah besar yang tidak hanya mengandalkan komitmen pemerintah kota, tetapi juga melibatkan peran vital Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V Padang.

Dibalik proyek ini, BWS Sumatera V tampil sebagai aktor utama dalam menggerakkan roda perubahan. Dengan skema pengerjaan multi-years 2023–2025 dan nilai kontrak yang menembus angka Rp120 miliar, proyek ini menjadi salah satu program pengendalian banjir terbesar di Sumatera Barat saat ini.

BWS V: Motor Penggerak Normalisasi Sungai

Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Wilayah Sungai Indragiri-Akuaman, Kampar-Rokan (WS IAKR), Arlendenovega Satria Negara yang mewakili Kepala BWS Sumatera V menyampaikan bahwa proyek normalisasi ini menyasar aliran sungai sepanjang 3,2 kilometer, membentang dari hulu ke hilir di kawasan rawan banjir Kecamatan Koto Tangah, mencakup Batipuh Panjang, Lubuk Buaya, dan Pasie Nan Tigo.

"Target tahun ini pengerjaan fisik harus selesai. Normalisasi Batang Kandis kami rancang agar menjadi solusi jangka panjang bagi masyarakat terdampak, bukan sekadar proyek sesaat," tegas Arlendenovega dalam pertemuan koordinasi di Aula Dinas PUPR, Kamis (15/5/2025).

Proyek ini, lanjutnya, tidak hanya mencakup pengerukan dan pelebaran sungai, tetapi juga menciptakan sistem drainase yang terintegrasi untuk menahan luapan air saat curah hujan tinggi.

Kendala Pembebasan Lahan: Tantangan Bersama

Namun di balik ambisi besar ini, terdapat tantangan krusial: pembebasan lahan. Dari total panjang sungai yang akan dinormalisasi, masih terdapat sekitar 800 meter yang belum dibebaskan. Proses ini berjalan simultan dengan pekerjaan fisik di lapangan dan menjadi titik krusial dalam keberlangsungan proyek.

"Jika pembebasan lahan tidak selesai paling lambat akhir Juni 2025, maka keterlambatan konstruksi tidak bisa dihindari. Ini akan berdampak pada seluruh tahapan proyek," ujar Arlendenovega. Ia juga menegaskan bahwa ketepatan waktu sangat penting agar dana proyek tidak sia-sia dan manfaatnya segera bisa dirasakan masyarakat.

Pemko Padang Dorong Dukungan Masyarakat

Di sisi lain, Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, menegaskan bahwa pemerintah kota tidak tinggal diam. Pemko terus mendorong percepatan pembebasan lahan dengan melibatkan berbagai unsur, termasuk Forkopimda, tokoh adat, tokoh agama, hingga pendekatan persuasif kepada masyarakat yang lahannya terdampak.

"Kami telah menemukan akar permasalahan banjir selama ini. Batang Kandis menjadi titik strategis yang harus dituntaskan. Saat ini masih ada sepuluh titik lahan yang harus diselesaikan, dan kami berharap masyarakat bisa mendukung penuh proses ini," ujarnya.

Maigus pun mengapresiasi komitmen dan kerja keras BWS Sumatera V, yang menurutnya telah menjadi mitra utama dalam upaya mengurangi kerentanan Padang terhadap bencana banjir.

Menata Ulang Harapan Lewat Sungai

Normalisasi Batang Kandis bukan hanya proyek infrastruktur, melainkan juga proyek kemanusiaan. Di balik aliran sungai yang kini mulai tertata kembali, terselip harapan puluhan ribu warga yang selama ini hidup dalam ancaman banjir tahunan.

Dengan target penyelesaian tahun ini, masyarakat menanti hasil nyata dari kolaborasi antara pemerintah kota dan BWS Sumatera V. Jika tantangan pembebasan lahan dapat diselesaikan tepat waktu, proyek ini diyakini akan menjadi penanda era baru dalam penanganan banjir di Padang era di mana sinergi antara pusat dan daerah benar-benar bekerja untuk rakyat.

(Mond)

#BWSSVPadang #ProyekBatangKandis #Padang