Breaking News

Misteri Insiden Tol Belmera: Kapolres Belawan Nonaktif Dipatsus, Remaja Tewas Usai Tembakan Lepas

Kapolres Belawan AKBP Oloan Siahaan.

D'On, Medan
Sorotan tajam kini tertuju pada sosok AKBP Oloan Siahaan, Kapolres Belawan nonaktif, yang tengah menjalani penempatan khusus (patsus) di Divisi Propam Mabes Polri. Statusnya masih sebagai terperiksa dalam pusaran kasus yang mengguncang kepercayaan publik terhadap aparat: insiden tembak-menembak di Tol Belmera, Medan Belawan, yang berujung pada tewasnya seorang remaja.

Penempatan khusus itu menjadi titik terbaru dari perkembangan penyelidikan intensif yang dilakukan oleh Mabes Polri. Penegasan soal adanya dugaan pelanggaran prosedur datang dari Komisioner Kompolnas, Khoirul Anam, usai dirinya melakukan pemantauan langsung ke Polda Sumut pada Jumat (9/5).

“Terdapat dugaan pelanggaran terhadap penerapan SOP, bagaimana respons situasi yang ada dengan tindakan yang diambil, dugaannya ada,” ujar Anam.

Namun, Anam belum bersedia mengungkap secara rinci bentuk dugaan pelanggaran tersebut. Ia hanya memastikan bahwa Oloan kini tengah berada dalam pengawasan ketat Divisi Propam dan belum ditetapkan sebagai tersangka.

“Di Propam Mabes Polri, ya masih sama statusnya itu (terperiksa),” tegasnya.

Detik-detik Mencekam di Tol Belmera

Insiden memilukan ini terjadi pada Minggu malam, 4 Mei 2025, usai Oloan melaksanakan patroli di kawasan Medan Belawan. Berdasarkan informasi yang dihimpun, saat melintas di Tol Belmera, Oloan tiba-tiba dihadang dan diserang oleh sekelompok pemuda. Belum jelas motif di balik aksi anarkis itu, namun situasi mendadak berubah tegang.

Dikatakan bahwa Oloan sempat melepaskan tembakan peringatan ke udara sebagai bentuk pengendalian situasi. Bukannya mundur, kelompok pemuda justru membalas dengan menyerang menggunakan batu dan petasan.

Dalam kondisi pencahayaan yang minim dan situasi yang disebut tak kondusif, Oloan kemudian melepaskan tiga tembakan ke arah bawah, diduga ke arah kaki para pemuda. Namun, peluru nyatanya mengenai dua orang remaja: MS (usia belum disebut) terkena tembakan di bagian perut, dan B (17) mengalami luka tembak di tangan. MS kemudian dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit.

Merasa situasi semakin tidak terkendali, Oloan memutuskan mundur dari lokasi dan meminta penguatan kepada Wakapolres Belawan, Kompol Dedy Dharma.

Penyelidikan Melebar: 20 Remaja Diamankan, 17 Positif Ganja

Insiden ini rupanya membuka lembaran baru dalam penyelidikan yang lebih luas. Polisi mengamankan 20 orang remaja yang berada di sekitar lokasi kejadian. Setelah menjalani pemeriksaan urine, 17 di antaranya dinyatakan positif mengonsumsi ganja. Fakta ini menambah kerumitan persoalan dan memberi sinyal kuat bahwa insiden di Tol Belmera tak hanya sekadar soal penembakan.

Namun, publik tetap menuntut kejelasan—apakah tindakan Oloan sudah sesuai prosedur atau melampaui batas? Apakah penggunaan senjata api dalam situasi itu bisa dibenarkan secara hukum dan moral?

Menanti Transparansi dan Akuntabilitas

Kasus ini menjadi ujian besar bagi komitmen Polri dalam menegakkan profesionalisme dan akuntabilitas. Di satu sisi, aparat memang memiliki kewenangan untuk mengambil tindakan tegas dalam situasi darurat. Namun di sisi lain, ketika nyawa sipil, apalagi remaja, melayang dalam sebuah operasi yang dilakukan oleh aparat bersenjata, maka pertanggungjawaban hukum harus dijunjung tinggi.

Penempatan AKBP Oloan di ruang khusus Propam Mabes Polri bisa dibaca sebagai langkah awal menuju proses evaluasi mendalam. Namun, publik menanti lebih dari sekadar langkah administratif. Yang dituntut kini adalah transparansi, keadilan, dan kepastian hukum bagi semua pihak yang terlibat.

Apakah insiden ini akan menjadi cermin reformasi kultural di tubuh Polri? Ataukah justru berakhir sebagai satu dari sekian kasus yang perlahan dilupakan?

Waktu akan menjawabnya.

(Mond)

#Polri #AKBPOloanSiahaan #Penembakan