Breaking News

Ade Armando Sebut Gibran Wapres Terbaik Sepanjang Sejarah: Pujian, Kontroversi, dan Tantangan terhadap Kritik Publik

ADE ARMANDO DAN GIBRAN -- (kiri) Ade Armando dan (kanan) Gibran Rakabuming Raka. Ade Armando menyebut Gibran sebagai Wapres terbaik dalam sejarah, ia menantang pihak-pihak yang meragukan kemampuan Gibran

D'On, Jakarta
 — Dalam sebuah pernyataan yang langsung memantik perdebatan luas di ruang publik, politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ade Armando, mengklaim bahwa Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka adalah “wakil presiden terbaik sepanjang sejarah Indonesia.” Klaim yang dilontarkan dalam program Siniar Gaspol Kompascom pada Selasa (21/5) itu sontak menjadi bahan diskusi hangat, tidak hanya di media sosial tetapi juga di berbagai kanal pemberitaan politik nasional.

Pernyataan ini muncul di tengah sorotan publik yang masih tajam terhadap peran dan legitimasi Gibran sebagai orang nomor dua di Republik, terutama pasca kemenangannya yang kontroversial dalam Pemilu 2024.

“Bukan Sekadar Anak Jokowi”

Dalam sesi wawancara tersebut, Ade Armando secara tegas menolak anggapan bahwa Gibran hanyalah produk dari dinasti politik Presiden Joko Widodo. Ia mendorong publik untuk melihat Gibran bukan sebagai “anak dari siapa,” melainkan sebagai sosok politisi muda yang memiliki kapasitas dan karakter tersendiri.

“Gibran bukan sekadar anak Jokowi. Ia punya kemampuan nyata dan gaya komunikasi yang kuat, terutama di media sosial,” kata Ade, sambil menyoroti bagaimana Gibran mampu merangkul segmen pemilih muda melalui strategi digital yang luwes dan cerdas.

Ade juga memuji gaya kepemimpinan Gibran yang disebutnya pragmatis, gesit, dan adaptif terhadap isu-isu terkini. Menurutnya, kepiawaian Gibran dalam membaca arus zaman merupakan nilai tambah yang tidak dimiliki oleh banyak pemimpin generasi sebelumnya.

Debat Cawapres Jadi Sorotan

Salah satu momen yang dijadikan tolok ukur oleh Ade adalah penampilan Gibran dalam debat calon wakil presiden pada Pemilu 2024. Dalam forum yang disaksikan jutaan pasang mata itu, Gibran tampil tenang, percaya diri, bahkan kerap ofensif dalam beradu gagasan dengan tokoh-tokoh senior seperti Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar.

Ade menyebut bahwa keberanian Gibran mengajukan argumen tanpa canggung menghadapi tokoh yang jauh lebih berpengalaman adalah bukti kematangan berpikir dan keberanian politik yang patut diapresiasi.

“Banyak yang meremehkan Gibran karena usianya. Tapi lihat bagaimana ia mengelola debat berani, argumentatif, dan menguasai panggung,” ujar Ade, yang juga dikenal sebagai akademisi komunikasi.

Tantangan untuk Para Pengkritik

Pernyataan Ade Armando tidak berhenti pada pujian. Ia juga melontarkan tantangan kepada pihak-pihak yang masih meragukan kompetensi Gibran. Ia meminta agar kritik terhadap Gibran tidak berhenti pada asumsi politik identitas atau stigma dinasti, tetapi harus dibuktikan dengan data dan fakta konkret mengenai kinerja Gibran.

“Sampai saat ini, saya belum melihat satu pun argumen kuat yang menyatakan Gibran tidak layak menjadi wapres. Kalau memang ada, silakan tunjukkan. Jangan hanya bersembunyi di balik sentimen,” tegasnya.

Ade juga membantah bahwa pandangannya adalah bentuk loyalitas politik semata. Menurutnya, pujian terhadap Gibran dilandasi oleh penilaian objektif terhadap rekam jejaknya sebagai Wali Kota Solo hingga kini menjabat sebagai wakil presiden.

Reaksi dan Polemik di Balik Pernyataan

Tak pelak, pernyataan Ade segera menimbulkan reaksi pro dan kontra. Para pendukung Gibran menganggap klaim tersebut sebagai pengakuan yang sah terhadap generasi muda yang mampu tampil dan bersaing dalam politik nasional. Namun di sisi lain, kritik pun bermunculan menyoroti bahwa karier Gibran tidak dapat dilepaskan dari bayang-bayang pengaruh ayahnya yang menjabat dua periode sebagai presiden.

Sebagian pengamat menilai bahwa pernyataan semacam ini bisa menjadi bumerang politik, terutama jika tidak disertai dengan capaian konkret dalam beberapa tahun mendatang. Sejauh ini, belum banyak kebijakan besar yang dapat dikaitkan langsung dengan peran Gibran sebagai wakil presiden dalam waktu singkat masa jabatannya.

Arah Politik Gibran: Antara Harapan dan Ujian

Meski masih dini untuk menilai efektivitas Gibran di kursi wapres, tidak dapat dipungkiri bahwa langkah politiknya akan terus menjadi sorotan. Pernyataan Ade Armando bisa dilihat sebagai sinyal dari PSI yang ingin memantapkan dukungan terhadap Gibran, sekaligus memosisikan partai tersebut dalam orbit kekuasaan yang lebih strategis.

Di tengah polarisasi dan skeptisisme publik, Gibran kini berdiri di persimpangan: membuktikan kapasitasnya sebagai pemimpin muda yang mampu membawa perubahan, atau justru terperangkap dalam narasi politik warisan.

Yang jelas, pernyataan Ade Armando telah membuka kembali kotak pandora perdebatan soal meritokrasi, legitimasi, dan masa depan kepemimpinan Indonesia.

(Mond)

#Politik #Nasional #AdeArmando #GibranRakabumingRaka