Tim Belmawa Diktisaintek Tinjau Langsung Program PPK Ormawa Unand di Pasia Nan Tigo: Mahasiswa dan Warga Bersinergi Jaga Ketahanan Pesisir
D'On, Padang — Langit pagi di Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, tampak cerah ketika rombongan Tim Belmawa Diktisaintek bersama Tim PPK Ormawa BEM KM Universitas Andalas (Unand) tiba untuk melakukan visitasi lapangan, Rabu (…). Kunjungan ini bukan sekadar formalitas, tetapi menjadi momentum penting dalam rangka monitoring dan evaluasi (monev) capaian program Pemberdayaan dan Penguatan Kapasitas (PPK) Ormawa yang telah berjalan selama beberapa bulan terakhir di kawasan pesisir tersebut.
Program ini berada di bawah koordinasi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Tujuannya sederhana tapi berdampak besar: menghadirkan peran nyata mahasiswa dalam membangun dan memberdayakan masyarakat pesisir.
Sinergi Awal: Penandatanganan Komitmen Bersama
Kegiatan visitasi diawali di Kantor Kelurahan Pasia Nan Tigo, tempat berlangsungnya penandatanganan Implementation Arrangement (IA) antara Universitas Andalas dan pihak kelurahan. Dokumen ini menjadi simbol komitmen bersama untuk memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah dalam menggali potensi, melestarikan ekosistem, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Acara penandatanganan tersebut turut disaksikan oleh perwakilan reviewer Belmawa Diktisaintek, yang datang langsung untuk meninjau hasil dan dampak dari program mahasiswa di lapangan. Setelah sesi sambutan dan diskusi hangat, rombongan melanjutkan perjalanan menuju lokasi-lokasi kegiatan yang menjadi fokus utama pemberdayaan.
Dari Cemara Laut hingga Mangrove: Menjaga Ketahanan Alam dari Abrasi
Lokasi pertama yang dikunjungi adalah area penanaman cemara laut, hasil kolaborasi mahasiswa dan masyarakat. Deretan pohon cemara yang tumbuh di sepanjang bibir pantai itu bukan hanya memperindah pemandangan, tetapi juga menjadi benteng alami dalam menghadapi ancaman abrasi laut.
Dari sana, perjalanan berlanjut ke kawasan mangrove dan pinago dua jenis vegetasi pesisir yang menjadi fokus utama pelestarian ekosistem laut dan darat. Di lokasi ini, rombongan didampingi oleh Pati Hariyose, pendiri Konservasi Penyu Pasir Jambak, mitra yang aktif memberikan pendampingan teknis sejak awal program.
“Mahasiswa datang bukan hanya menanam, tapi juga belajar bersama warga tentang bagaimana menjaga ekosistem tetap hidup,” ujar Pati, sembari memperlihatkan bibit mangrove yang baru ditanam.
Inovasi dari Limbah Ikan: Ketika Sampah Menjadi Sumber Rezeki
Salah satu titik paling menarik dalam kunjungan ini adalah rumah warga yang menjadi pusat budidaya maggot dan pengolahan kompos dari limbah ikan. Program ini menjadi inovasi unggulan mahasiswa PPK Ormawa BEM KM Unand dalam mengubah limbah organik menjadi produk bernilai ekonomi.
Di rumah sederhana milik Bu Farida, bau amis limbah ikan yang dulu sering mengganggu kini berubah menjadi aroma tanah yang subur dari pupuk kompos. Ia tersenyum sambil memperlihatkan hasil olahannya kepada tamu yang datang.
“Awalnya saya tidak tahu kalau limbah ikan bisa diolah lagi. Sekarang kami bisa bikin pupuk kompos dan maggot yang bermanfaat. Selain mengurangi bau, hasilnya juga bisa dijual. Jadi ada tambahan untuk keluarga,” tutur Bu Farida dengan mata berbinar.
Cerita Bu Farida menjadi bukti nyata bagaimana ilmu pengetahuan dan inovasi sederhana mampu menghadirkan perubahan sosial yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Kolaborasi yang Menghidupkan Semangat Pesisir
Tak hanya warga, berbagai komunitas lokal juga turut merasakan semangat baru dari kolaborasi ini. Zumirdah, S.H, perwakilan Komunitas Palito, mengaku bahwa keterlibatan mahasiswa menghadirkan energi positif dan ide segar bagi masyarakat pesisir.
“Kami sudah lama bergerak di kegiatan sosial, tapi kehadiran mahasiswa membuat kerja sama ini jadi lebih hidup. Banyak ide baru yang bisa langsung diterapkan,” ungkapnya.
Kegiatan visitasi juga dihadiri oleh berbagai pihak yang selama ini menjadi mitra penting dalam pelaksanaan program, di antaranya Dinas Koperasi dan UKM Kota Padang (diwakili oleh Mujacel Wanantonio Syamaran, S.Kom), Dinas Pariwisata Kota Padang (Diko Riva Utama, S.Stp., M.M. dan Dio Kharisma Fianda, S.Par), Komunitas Gugah Nurani Indonesia (GNI), Laskar Nirwana, Taratak Bahari, Koperasi Merah Putih, serta unsur RT, RW, dan Karang Taruna setempat.
Dari pihak kampus, turut hadir dosen pembimbing PPK Ormawa BEM KM Unand dan perwakilan Bidang Kemahasiswaan Unand. Mereka menilai bahwa keberhasilan program di Pasia Nan Tigo tidak hanya diukur dari hasil kegiatan yang tampak di lapangan, tetapi juga dari tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap mahasiswa sebagai mitra perubahan.
Penutup yang Menginspirasi di Naturavita Beach
Visitasi hari itu ditutup di Naturavita Beach, yang kini menjadi pusat kegiatan komunitas pesisir binaan PPK Ormawa Unand. Di bawah semilir angin laut, tim bersama warga dan mitra berdiskusi tentang rencana keberlanjutan program agar dampaknya terus meluas.
Diskusi berjalan hangat dan penuh harapan. Semua pihak sepakat bahwa visitasi bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tahap lanjutan monitoring dan pengembangan program.
“Program ini akan kami lanjutkan bersama warga dan mitra. Tujuannya sederhana—agar hasil yang sudah baik bisa terus tumbuh dan memberi manfaat jangka panjang,” tutup salah satu anggota Tim PPK Ormawa dengan senyum optimis.
Mengakar, Bukan Sekadar Menyapa
Kunjungan Tim Belmawa Diktisaintek ke Pasia Nan Tigo membuktikan bahwa peran mahasiswa tidak berhenti di ruang kuliah. Melalui PPK Ormawa, mereka menjadi penggerak perubahan yang nyata mendampingi masyarakat, menghadirkan inovasi, dan membangun kesadaran lingkungan.
Dari penanaman cemara laut hingga pengolahan limbah ikan, setiap langkah kecil yang dilakukan bersama warga Pasia Nan Tigo adalah bukti bahwa ilmu, kolaborasi, dan kepedulian dapat berjalan seiring demi masa depan pesisir yang tangguh dan berkelanjutan.
(Mond)
#UniversitasAndalas #Ormawa #Padang
