HUT ke-80 TNI: Delapan Dekade Pengabdian, Kekuatan Militer Indonesia Bertengger di Peringkat 13 Dunia

Tema menggambarkan visi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto agar institusi pertahanan ini senantiasa profesional, responsif, integratif, modern, dan adaptif. (merdeka.com/Arie Basuki
D'On, Jakarta — Lima Oktober 2025 menjadi hari istimewa bagi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Di usianya yang ke-80 tahun, TNI tak hanya merayakan perjalanan panjangnya menjaga kedaulatan bangsa, tetapi juga menegaskan eksistensinya sebagai salah satu kekuatan militer terbesar di dunia.
Dalam peringatan HUT ke-80 TNI tahun ini, Indonesia patut berbangga. Berdasarkan data Global Firepower Index (GFI) 2025, kekuatan militer Indonesia menempati peringkat ke-13 dari 145 negara. Dengan skor PwrIndx 0.2557, posisi ini menegaskan stabilitas kekuatan pertahanan nasional yang kompetitif di kancah global satu peringkat di bawah Pakistan, dan dua di bawah Brasil.
Sementara itu, negara-negara besar seperti Jerman, Israel, dan Australia justru berada di bawah Indonesia, masing-masing di posisi 14, 15, dan 18. Capaian ini menjadi bukti bahwa TNI terus berkembang sebagai institusi pertahanan yang tidak hanya disegani di kawasan Asia Tenggara, tetapi juga di tingkat dunia.
Kekuatan Militer yang Tumbuh dari Kemandirian
Di balik peringkat tersebut, terdapat kerja panjang dan kolaborasi strategis antara TNI dan industri pertahanan dalam negeri. Melalui Holding BUMN Industri Pertahanan (DEFEND ID), Indonesia terus berupaya memperkuat kemandirian alutsista — mulai dari senjata, kendaraan taktis, hingga pesawat tempur dan kapal perang.
DEFEND ID yang dipimpin oleh PT Len Industri (Persero) menjadi payung besar bagi industri pertahanan nasional. Di dalamnya, tergabung sejumlah pemain utama seperti:
- PT Dirgantara Indonesia (PTDI), yang fokus pada pengembangan pesawat dan sistem aviasi,
- PT Pindad, yang dikenal dengan produksi senjata, amunisi, dan kendaraan taktis seperti Maung MV3,
- PT Dahana, yang berperan dalam produksi bahan peledak untuk kepentingan militer dan industri.
Kendaraan taktis Maung, misalnya, menjadi salah satu simbol keberhasilan industri pertahanan nasional. Bahkan, versi modifikasinya Maung Limousine kini digunakan sebagai mobil kenegaraan Presiden Prabowo Subianto. Produk ini menjadi wujud nyata sinergi antara BUMN pertahanan dan kekuatan militer dalam negeri.
“Ketahanan nasional bukan hanya soal memiliki senjata canggih, tetapi juga soal kemampuan bangsa memproduksi dan menguasai teknologinya sendiri,” ujar seorang analis pertahanan nasional.
HUT ke-80 TNI: Semangat Baru di Era Modern
Peringatan HUT ke-80 TNI tahun ini mengusung tema besar “TNI Prima – TNI Rakyat – Indonesia Maju”, yang bukan sekadar slogan seremonial. Tema ini memuat filosofi mendalam tentang arah dan visi besar TNI di era modern: menjaga kedaulatan bangsa dengan profesionalisme dan kedekatan pada rakyat.
Perayaan puncak akan digelar megah di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, menampilkan pawai alutsista terbaru, demonstrasi pasukan elit, hingga atraksi udara spektakuler. Rangkaian kegiatan telah dimulai sejak akhir September, melibatkan ribuan prajurit dari tiga matra darat, laut, dan udara serta masyarakat umum.
Makna Mendalam Tema HUT ke-80: “TNI Prima – TNI Rakyat – Indonesia Maju”
1. TNI Prima
Frasa ini merupakan akronim dari Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif.
Maknanya jelas: TNI harus siap menghadapi berbagai bentuk ancaman, mulai dari peperangan konvensional, ancaman siber, hingga tantangan geopolitik global yang kian dinamis.
Kesiapan itu mencakup modernisasi alutsista, peningkatan kapasitas prajurit, dan integrasi sistem pertahanan nasional berbasis teknologi digital.
2. TNI Rakyat
TNI lahir dari rakyat dan berjuang untuk rakyat. Frasa ini menjadi pengingat bahwa kekuatan sejati TNI bersumber dari kemanunggalan dengan masyarakat. Dalam berbagai bencana alam, operasi kemanusiaan, dan kegiatan sosial, TNI selalu hadir di garda depan — membuktikan bahwa militernya Indonesia bukan hanya penjaga batas, tetapi juga penjaga nurani bangsa.
3. Indonesia Maju
Inilah tujuan akhir sinergi antara kekuatan militer dan rakyat. Dengan TNI yang profesional dan berkarakter rakyat, Indonesia diharapkan melangkah menuju masa depan yang berdaulat, mandiri, dan berdaya saing global.
Sebagaimana pesan Panglima TNI dalam amanatnya, “TNI yang kuat bukan hanya karena senjatanya, tetapi karena rakyatnya percaya dan berdiri di belakangnya.”
Delapan Dekade Pengabdian Tanpa Lelah
Sejak kelahirannya pada 5 Oktober 1945, TNI telah melewati berbagai fase sejarah: mempertahankan kemerdekaan, menumpas pemberontakan, menjaga perdamaian dunia, hingga kini bertransformasi menjadi kekuatan pertahanan modern.
Delapan dekade pengabdian itu menjadi catatan emas tentang dedikasi tanpa henti untuk bangsa dan negara. Kini, di usia ke-80, TNI tidak hanya menatap masa lalu dengan bangga, tetapi juga menatap masa depan dengan tekad menjaga Indonesia agar tetap kokoh di tengah guncangan dunia yang terus berubah.
Dengan peringkat ke-13 dunia dan semangat “TNI Prima – TNI Rakyat Indonesia Maju”, Tentara Nasional Indonesia menegaskan diri bukan sekadar kekuatan tempur, melainkan simbol ketangguhan bangsa.
(Mond)
#HUTTNI #TNI #Militer