Dentuman Bumi di Aceh: Gempa M 5,0 Guncang Nagan Raya, Dipicu Geseran Sesar Besar Sumatera
D'On, Aceh - Sabtu siang yang semula tenang di wilayah Nagan Raya, Aceh, mendadak berubah menjadi momen kepanikan. Tepat pukul 11.56 WIB, Sabtu (25/10/2025), bumi di kawasan barat Sumatera itu berguncang hebat. Menurut laporan resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sumber gempa tersebut berada di darat, dengan magnitudo (M) 5,0 dan kedalaman 10 kilometer kategori gempa dangkal yang potensial menimbulkan getaran kuat di permukaan.
Pusat Gempa di Darat, Bukan di Laut
Data BMKG menunjukkan, episentrum gempa terletak di koordinat 4,43 derajat Lintang Utara dan 96,51 derajat Bujur Timur, tepat di daratan Nagan Raya. Posisi ini berada di jalur aktif Sesar Besar Sumatera (Sumatran Fault Zone) salah satu sistem patahan paling aktif di dunia yang membentang lebih dari 1.900 kilometer dari Aceh hingga Lampung.
“Gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas Sesar Besar Sumatera, tepatnya di segmen Aceh Selatan. Analisis mekanisme sumber menunjukkan adanya pergerakan geser atau strike-slip,” jelas Daryono, Direktur Gempa dan Tsunami BMKG, dalam keterangan resminya.
Jenis sesar strike-slip biasanya menimbulkan getaran horizontal yang kuat karena dua blok batuan bumi bergeser saling melintang. Pergerakan inilah yang menjadi sumber utama guncangan terasa di permukaan, meski tidak sampai menimbulkan tsunami karena pusat gempa berada jauh dari laut.
Getaran Terasa di Banyak Daerah
Laporan dari berbagai wilayah menunjukkan bahwa guncangan dirasakan cukup luas. Di Nagan Raya dan Aceh Utara, masyarakat merasakan getaran dengan intensitas III MMI (Modified Mercalli Intensity) — cukup kuat untuk membuat barang-barang di rumah bergoyang dan kaca jendela bergetar.
Sementara itu, warga di Aceh Tengah dan Bener Meriah merasakan getaran lebih ringan, pada skala II-III MMI, yang oleh BMKG digambarkan seperti getaran truk besar yang melintas di dekat rumah.
“Awalnya saya pikir ada truk besar lewat di jalan depan rumah,” ujar Rizal (38), warga Jeuram, Nagan Raya. “Tapi setelah terasa lebih lama dan beberapa benda di rak jatuh, baru sadar kalau itu gempa.”
Belum Ada Laporan Kerusakan
Hingga Sabtu siang, belum ada laporan kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat peristiwa ini. Meski demikian, beberapa warga sempat berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri begitu getaran terasa semakin kuat.
BMKG memastikan, hasil pemodelan tsunami menunjukkan tidak ada potensi gelombang besar yang menyertai gempa. Artinya, masyarakat pesisir Aceh Barat dan Nagan Raya tidak perlu khawatir akan ancaman tsunami seperti yang pernah terjadi di masa lalu.
Tidak Ada Gempa Susulan, Tapi Tetap Waspada
Hingga pukul 12.25 WIB, sistem monitoring seismik BMKG belum mendeteksi adanya aktivitas gempa susulan (aftershock). Namun, lembaga tersebut mengingatkan agar masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan gempa berikutnya yang bisa muncul beberapa jam atau hari setelah kejadian utama.
“Masyarakat diimbau tetap tenang, tidak terpengaruh oleh isu atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Pastikan sumber informasi berasal dari BMKG,” tegas Daryono.
BMKG juga mengingatkan agar warga menghindari bangunan yang retak atau rusak, serta memastikan struktur rumah aman sebelum kembali beraktivitas di dalamnya. Bagi wilayah rawan, edukasi kesiapsiagaan gempa menjadi hal penting untuk meminimalisir risiko di masa mendatang.
Aceh dan Jalur Patahan Aktif
Sebagai daerah yang berada di atas jalur patahan aktif dan subduksi megathrust, Aceh termasuk wilayah dengan seismic hazard tinggi. Sejarah mencatat, provinsi ini telah berulang kali diguncang gempa kuat, dari gempa dahsyat 2004 yang memicu tsunami, hingga gempa-gempa skala menengah yang kerap terjadi di sepanjang patahan darat Sumatera.
Gempa Nagan Raya kali ini menjadi pengingat bahwa aktivitas geologis di wilayah barat Indonesia masih sangat dinamis. “Kita hidup di atas lempeng yang terus bergerak,” ujar Daryono. “Kuncinya adalah kesiapsiagaan mengenali risiko, memperkuat bangunan, dan tidak panik saat gempa terjadi.”
Informasi Resmi Hanya dari BMKG
BMKG menegaskan, seluruh informasi resmi mengenai gempa bumi dan peringatan dini tsunami hanya disampaikan melalui kanal komunikasi resmi lembaga tersebut baik website, aplikasi Info BMKG, akun media sosial terverifikasi, maupun siaran resmi di media massa.
“Jangan percaya pada pesan berantai yang tidak jelas sumbernya,” imbau Daryono.
(Mond)
#BMKG #GempaBumi #GempaHariIni #Peristiwa
