Breaking News

BGN Lakukan Investigasi Mendalam Kasus Temuan Belatung di Program Makan Bergizi Gratis SPPG Klamasen, Papua Barat Daya

Petugas berjalan di dalam gedung Satuan Pelayanan Makan Bergizi, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (26/10/2024). Satuan Pelayanan Makan Bergizi di Kota Magelang menjadi percontohan nasional yang bertanggung jawab mengoordinasikan penyaluran makan bergizi kepada 3.000 orang di wilayahnya, yakni ibu hamil, ibu menyusui, anak Balita, anak sekolah dari PAU - SMA termasuk santri dan sekolah keagamaan lainnya di kota Magelang. ANTARA FOTO

D'On, Sorong
— Sebuah insiden mengejutkan mengguncang pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Pengelola Program Gizi (SPPG) Klamasen, Sorong, Papua Barat Daya. Pada Jumat (8/8/2025), ditemukan belatung dalam paket makanan MBG yang seharusnya menjadi bagian dari upaya pemerintah meningkatkan asupan gizi anak sekolah.

Badan Gizi Nasional (BGN) langsung merespons dengan langkah investigasi menyeluruh. Juru Bicara BGN, Redy Hendra, dalam keterangan resmi pada Senin (11/8/2025) menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menoleransi kelalaian dalam program vital ini.

“Dengan adanya insiden ini, BGN mengambil langkah tegas dengan melakukan pemantauan langsung, mengawal proses evaluasi, dan memastikan SPPG mengatasi insiden ini secara tuntas,” kata Redy.

Ia menambahkan, BGN bersama seluruh petugas SPPG Klamasen menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada pihak-pihak terdampak, mulai dari siswa penerima manfaat, pihak sekolah, hingga orang tua. “Kami berkomitmen penuh mengatasi masalah ini dan menerapkan langkah pencegahan yang lebih ketat,” tegasnya.

Evaluasi Internal dan Dugaan Celah di Proses Produksi

Menurut Redy, BGN telah melakukan evaluasi internal mendalam bersama seluruh staf dapur SPPG Klamasen. Pemeriksaan difokuskan pada kemungkinan adanya celah atau kelalaian di tiga tahap penting: penyiapan bahan baku, proses pengolahan, dan pengemasan makanan.

Temuan belatung ini menjadi tamparan keras bagi program MBG yang sejak awal dirancang untuk memberikan makanan sehat, bergizi, dan aman kepada anak-anak sekolah. Insiden tersebut pun memunculkan pertanyaan publik: bagaimana hama seperti belatung bisa sampai masuk ke dalam paket makanan yang baru saja diproduksi?

SPPG Klamasen Klaim Sudah Sesuai SOP

Kepala SPPG Klamasen, Rizky Irana, menegaskan bahwa pihaknya selalu mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan BGN, baik dalam pengadaan, pengolahan, maupun distribusi paket MBG setiap hari.

“Seluruh tahapan mulai dari persiapan bahan baku, proses pemasakan, pemorsian, hingga distribusi, kami lakukan sesuai SOP,” kata Rizky.

Namun, ia mengakui bahwa begitu insiden terdeteksi, pihaknya segera melakukan respon cepat. Langkah pertama adalah menghentikan distribusi, menarik kembali seluruh paket MBG yang telah disalurkan pada hari itu, dan melaporkan kejadian kepada BGN, yayasan, sekolah penerima manfaat, Kodim, serta Dinas Kesehatan setempat.

Koordinasi Lintas Pihak dan Pengujian Makanan

Rizky menuturkan, pihaknya bersama yayasan langsung melakukan pemeriksaan terhadap sampel makanan yang diambil dari dapur produksi. Hasil pemeriksaan awal menyatakan bahwa sebagian besar sampel masih layak konsumsi.

“Selanjutnya kami melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat dan Kodim. Kami juga memutuskan menghentikan sementara operasional MBG sembari memperbaiki SOP dan menerapkan rekomendasi Dinas Kesehatan,” jelasnya.

Salah satu rekomendasi itu adalah penerapan uji organoleptik (pemeriksaan berdasarkan pancaindra) pada setiap pengiriman makanan ke sekolah-sekolah penerima manfaat, guna memastikan kualitas tetap terjaga sebelum sampai di tangan siswa.

Program MBG: Harapan yang Tercoreng Insiden

Program MBG sendiri merupakan inisiatif nasional yang bertujuan memperbaiki gizi anak-anak sekolah, terutama di wilayah-wilayah yang rentan kekurangan gizi. Di Papua Barat Daya, program ini menjadi harapan besar bagi keluarga, mengingat keterbatasan akses terhadap makanan sehat dan bergizi.

Insiden di SPPG Klamasen ini bukan hanya memunculkan kekhawatiran soal keamanan pangan, tetapi juga berpotensi memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap program.

BGN Janji Tindak Tegas

BGN memastikan investigasi akan menyasar seluruh rantai produksi dan distribusi MBG di SPPG Klamasen. Jika ditemukan kelalaian, langkah pembinaan bahkan sanksi administratif akan diterapkan.

“Kami ingin memastikan bahwa kejadian ini adalah yang terakhir. Anak-anak berhak mendapatkan makanan yang tidak hanya bergizi, tetapi juga aman dikonsumsi,” tutup Redy.

Dengan sorotan publik yang semakin tajam, kasus ini menjadi ujian serius bagi BGN dalam menjaga integritas dan kualitas program MBG yang selama ini digadang-gadang sebagai tonggak perbaikan gizi nasional.

(Mond)

#MBG #MBGBerbelatung