Breaking News

Stop Boros Pangan! Rp551 Triliun Melayang Setiap Tahun, Padang Mulai Bergerak Tekan Food Waste


D'On, Padang 
— Di tengah meningkatnya kesadaran akan krisis pangan global, Indonesia masih menghadapi masalah klasik namun krusial: pemborosan makanan. Tanpa disadari, masyarakat masih sering membuang makanan layak konsumsi, seolah sumber daya pangan tak akan pernah habis. Padahal, data menunjukkan bahwa kerugian akibat food waste mencapai angka fantastis: Rp551 triliun per tahun. Jumlah ini setara dengan lebih dari 16 kali APBD Kota Padang.

Hal itu diungkapkan secara tegas oleh Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Kota Padang, Alfiadi, dalam Rapat Persiapan Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-DG) di ruang kerjanya, Kamis (24/7/2025). Rapat ini melibatkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemko Padang dan menjadi momentum awal menyusun strategi konkret menghadapi krisis pangan dari hulu ke hilir.

“Kita masih melihat masyarakat boros pangan, terutama saat pesta atau hajatan. Semua hidangan ingin dicoba, tapi tak habis dimakan. Akhirnya, banyak yang berujung di tempat sampah,” tegas Alfiadi dengan nada prihatin.

Pesta Jadi Ladang Pemborosan Pangan

Ia secara blak-blakan mencontohkan fenomena yang kerap terjadi di masyarakat Minang: Baralek, atau pesta pernikahan tradisional. Di momen ini, tamu undangan biasanya menyantap hampir seluruh menu yang disajikan, namun tak semuanya dihabiskan. Akibatnya, nasi, daging rendang, gulai, hingga sayur-mayur tersisa dan terbuang begitu saja.

“Padahal makanan itu masih layak konsumsi. Tapi karena terlalu banyak mengambil, akhirnya mubazir. Ini harus kita hentikan,” ujarnya.

Menurut Alfiadi, kebiasaan boros pangan tak hanya berdampak pada lingkungan, namun juga menyebabkan kerugian ekonomi masif. Dalam skala nasional, Rp551 triliun terbuang setiap tahunnya hanya karena makanan yang tidak dimakan.

“Bayangkan saja, jika kita bisa hemat separuhnya saja, itu bisa dialokasikan untuk memperbaiki gizi anak-anak, mengatasi stunting, atau memperkuat ketahanan pangan nasional,” katanya menekankan.

Mindset “Belum Makan Kalau Belum Nasi” Harus Diubah

Masalah lain yang juga disorot Alfiadi adalah ketergantungan masyarakat terhadap nasi sebagai sumber utama karbohidrat. Meski Indonesia memiliki ragam sumber pangan seperti ubi, singkong, jagung, kentang, hingga sagu, namun semua seakan terpinggirkan oleh hegemoni beras.

“Mindset kita ini masih kaku. Kalau belum makan nasi, rasanya belum makan. Padahal sebelumnya sudah makan mie, gorengan, atau cemilan berat. Ini yang perlu kita ubah secara bertahap,” ungkapnya.

Untuk itu, diversifikasi pangan lokal menjadi salah satu langkah strategis yang mulai didorong. Tidak hanya untuk mengurangi ketergantungan pada beras, tetapi juga untuk memperkuat ketahanan pangan berbasis kearifan lokal.

“Penting bagi kita untuk mengonsumsi pangan bergizi seimbang, tidak melulu beras. Kita harus terbiasa dengan pangan alternatif yang juga sehat dan bergizi,” tambahnya.

Langkah Nyata: Susun RAD-DG, Libatkan Semua OPD

Sebagai langkah konkret, Dinas Perikanan dan Pangan Kota Padang kini tengah menyusun Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-DG). Dokumen ini akan menjadi panduan kerja lintas sektor dalam mengatasi berbagai tantangan pangan, mulai dari produksi, distribusi, konsumsi, hingga pengelolaan sisa makanan.

Dalam rapat tersebut, seluruh OPD terkait dilibatkan untuk mematangkan matriks kerja dan memastikan sinergi lintas dinas berjalan maksimal.

“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Pangan dan gizi adalah isu lintas sektor: ada pendidikan, ada kesehatan, ada ekonomi. Semua harus terlibat,” jelas Alfiadi.

Imbauan Tegas: Makan Sesuai Kebutuhan, Jangan Serakah

Sebagai penutup, Alfiadi menyerukan seruan moral kepada seluruh warga Kota Padang: "Stop boros pangan. Makanlah sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Jangan serakah saat melihat makanan melimpah. Jika tak sanggup habiskan, jangan ambil banyak."

Seruan ini bukan sekadar himbauan biasa. Di tengah gejolak krisis pangan global, perubahan perilaku di tingkat individu menjadi kunci penting dalam menjaga ketersediaan pangan dan mencegah kerusakan lingkungan akibat limbah makanan.

(Mond)

#FoodWasted #Padang