Senin Besok, 150 Siswa dari Keluarga Miskin di Padang Mulai Menempuh Pendidikan Gratis di Sekolah Rakyat
D'On, Padang — Sebuah harapan baru menyapa dunia pendidikan Kota Padang. Mulai Senin, 14 Juli 2025, sebanyak 150 siswa dari keluarga kurang mampu akan resmi menjalani pendidikan di Sekolah Rakyat, sebuah program pendidikan alternatif setingkat SMP yang digagas oleh pemerintah pusat dan diluncurkan serentak secara nasional.
Sekolah ini bukan sekadar tempat menimba ilmu. Ia menjadi tempat lahirnya harapan baru, terutama bagi anak-anak yang selama ini berada di garis kemiskinan ekstrem. Program ini diperuntukkan khusus bagi siswa yang berasal dari kelompok ekonomi desil I dan II, atau kelompok masyarakat paling miskin menurut klasifikasi Kementerian Sosial Republik Indonesia.

Kepala Dinas Sosial Kota Padang Heriza Syafani
Dipusatkan di BBPPKS Padang: Sekolah dengan Sistem Asrama Gratis

Di Kota Padang, Sekolah Rakyat ini dipusatkan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) yang berlokasi di Kecamatan Pauh. Para siswa tidak hanya belajar di sini, namun juga diasramakan secara penuh, dengan segala kebutuhan pendidikan dan kehidupannya ditanggung oleh negara secara gratis.
"Mulai besok, anak-anak dari keluarga miskin ekstrem akan mendapatkan pendidikan yang layak tanpa perlu memikirkan biaya. Semua difasilitasi dari tempat tidur, makanan, buku, hingga pembinaan karakter," ujar Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Heriza Syafani, saat ditemui pada Minggu (13/7/2025).
Heriza menambahkan bahwa Sekolah Rakyat merupakan perwujudan nyata dari komitmen pemerintah untuk menembus sekat-sekat ketimpangan sosial dalam akses pendidikan.
“Kita ingin pendidikan itu tidak lagi menjadi hak istimewa bagi yang mampu, tapi menjadi hak dasar semua anak bangsa, termasuk mereka yang hidup dalam kemiskinan ekstrem,” tegasnya.
Kurikulum Nasional & Pendidikan Karakter
Menurut penjelasan Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos), Ricky Januar, proses belajar-mengajar di Sekolah Rakyat mengadopsi kurikulum nasional sebagaimana sekolah formal lainnya. Namun ada muatan tambahan yang menjadikannya berbeda dan lebih menyeluruh.
“Ada pendidikan karakter dan pelatihan keterampilan sosial yang ditambahkan untuk membentuk kemandirian, etika, dan rasa tanggung jawab siswa. Sekolah ini dirancang bukan hanya untuk mendidik secara akademik, tetapi juga membentuk manusia utuh,” jelas Ricky.
Setiap siswa akan ditempatkan di kamar asrama yang terdiri dari empat orang. Fasilitas disediakan lengkap mulai dari tempat tidur pribadi, meja belajar, lemari pakaian, hingga ruang makan bersama yang nyaman dan higienis.
Seluruh proses perekrutan pengelola mulai dari kepala sekolah, wali asrama hingga wali asuh telah selesai dilakukan oleh Kementerian Sosial RI.
“Kami sudah siapkan enam rombongan belajar atau rombel. Masing-masing rombel berisi 25 siswa, jadi totalnya 150 anak. Semuanya sudah melewati proses seleksi dan verifikasi oleh Kemensos,” tambah Ricky Januar.
Hari Pertama: Masa Orientasi dan Pengenalan Lingkungan
Sebelum proses belajar dimulai secara formal, pada hari pertama seluruh siswa akan mengikuti masa orientasi dan pengenalan lingkungan sekolah. Kegiatan ini juga melibatkan para orang tua atau wali murid, agar tercipta sinergi yang baik antara rumah dan asrama.
“Kami ingin siswa dan orang tua merasa bahwa mereka tidak sendiri. Negara hadir, dan kami hadir sebagai perpanjangan tangannya,” ujar Heriza Syafani, menyampaikan harapannya agar Sekolah Rakyat ini menjadi pionir transformasi sosial berbasis pendidikan.
Lebih dari Sekadar Sekolah
Lebih dari sekadar tempat belajar, Sekolah Rakyat menjadi simbol perubahan. Ia menjadi pintu masuk bagi anak-anak dari latar belakang termiskin untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik, untuk keluar dari lingkaran kemiskinan yang membelenggu keluarga mereka selama ini.
Dengan segala fasilitas dan pendekatan pendidikan yang menyeluruh, program ini diharapkan tidak hanya mencetak lulusan yang cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara mental dan sosial.
“Ini adalah investasi masa depan. Kalau kita ingin Indonesia maju, maka hari ini kita harus memastikan tidak ada satu anak pun yang tertinggal dalam pendidikan apalagi karena alasan ekonomi,” pungkas Heriza.
(Mond)
#SekolahRakyat #DinasSosialPadang #Padang #Pendidikan