Tato Sikerei Mentawai: Jejak Tertua Seni Merajah Tubuh di Dunia
Ilustrasi Tetua Suku Sikerei
Dirgantaraonline - Di jantung hutan tropis Pulau Siberut, Sumatera Barat, hidup sebuah suku yang menjaga warisan budaya paling purba dalam sejarah manusia: Suku Mentawai. Lebih dari sekadar tradisi, tato (disebut tiktik dalam bahasa lokal) yang menghiasi tubuh para Sikerei tabib atau dukun suku adalah simbol spiritualitas, filosofi hidup, dan hubungan manusia dengan alam. Namun siapa sangka, tato Mentawai ini diyakini sebagai salah satu tradisi tato tertua di dunia, bahkan mungkin yang tertua.
Bukti Tato Tertua dari Mentawai
Penelitian arkeologis dan antropologis menyebut bahwa praktik menato tubuh manusia telah ada sejak zaman prasejarah. Namun, tato Mentawai memiliki keunikan: ia bukan sekadar estetika, tapi merupakan sistem kepercayaan turun-temurun yang diwariskan secara lisan dan visual selama ribuan tahun.
Dalam studi yang dilakukan oleh sejumlah antropolog internasional seperti Lars Krutak peneliti tato suku-suku asli dunia disebutkan bahwa pola dan filosofi tato Mentawai menunjukkan ciri-ciri kuno yang sangat khas dan berkesinambungan secara budaya selama ribuan tahun tanpa interupsi besar. Ini menjadi indikator kuat bahwa tradisi ini adalah salah satu jika bukan yang paling tua sistem tato hidup di dunia.
Sejarah dan Fungsi Tato Mentawai
Tato dalam budaya Mentawai bukan sekadar hiasan tubuh. Setiap garis, titik, dan pola memiliki makna mendalam. Prosesnya disebut tiktik, dan dilakukan oleh seorang ahli tato tradisional dengan alat sederhana seperti jarum dari duri pohon jeruk hutan (pisau atau sikarak), palu kayu kecil, dan tinta dari arang yang dicampur cairan buah atau daun tertentu.
Fungsi tato Mentawai meliputi:
- Identitas sosial: Tato menandakan asal-usul klan, status sosial, dan profesi. Seorang pemburu, misalnya, memiliki pola berbeda dari petani atau perajin.
- Spiritualitas dan keseimbangan alam: Bagi Sikerei, tato adalah simbol keharmonisan antara tubuh, jiwa, dan alam. Tato dianggap “rumah” bagi ketsat (jiwa), dan jika tubuh tak dihias, jiwa bisa tersesat.
- Penanda kedewasaan: Tato juga menandai tahap-tahap kehidupan seseorang, dari remaja ke dewasa, dan dari dewasa ke tetua adat.
Lebih Tua dari Tato Ötzi si Manusia Es?
Sampai kini, tato tertua yang ditemukan secara arkeologis adalah milik Ötzi the Iceman, mumi berusia 5.300 tahun yang ditemukan di pegunungan Alpen. Ia memiliki lebih dari 60 tato garis-garis sederhana yang diduga berkaitan dengan terapi atau penyembuhan.
Namun, tato Ötzi adalah sisa bukti fisik yang membatu. Sementara tradisi tato Mentawai meskipun tidak ditemukan secara arkeologis hidup terus secara lisan dan praksis hingga kini. Inilah yang membedakan: living tradition versus artefak mati. Jika usia sebuah budaya diukur dari kesinambungan, maka tato Mentawai mungkin sudah ada jauh sebelum Ötzi, dan yang lebih penting: masih terus berlangsung hingga hari ini.
Ancaman dan Pelestarian
Sayangnya, budaya ini terancam punah. Modernisasi, masuknya agama luar, serta tekanan ekonomi membuat generasi muda Mentawai mulai meninggalkan tradisi leluhur mereka. Tato dianggap kuno, bahkan sesat oleh sebagian masyarakat yang telah mengadopsi nilai-nilai luar.
Namun, upaya pelestarian terus dilakukan. Beberapa Sikerei muda bangkit menyuarakan pentingnya menjaga budaya mereka. Festival budaya Mentawai mulai digelar rutin, dokumentasi visual dilakukan oleh peneliti dan sineas, dan tato Mentawai mulai dikenal dunia sebagai heritage yang langka dan tak ternilai.
Sebuah Warisan Dunia
Tato Mentawai bukan sekadar goresan di kulit. Ia adalah manifestasi hubungan spiritual manusia dengan semesta. Dengan usia yang bisa melampaui 10.000 tahun secara kultural bahkan lebih tua dari peradaban Mesir Kuno tradisi tiktik ini layak diakui sebagai bagian penting dari sejarah umat manusia.
Apakah tato Mentawai adalah yang tertua di dunia? Mungkin iya, jika kita bicara soal tradisi yang masih hidup. Dalam dunia yang terus berubah, tato Sikerei adalah pengingat bahwa manusia dulu hidup selaras dengan alam dan meninggalkan jejaknya dalam bentuk garis-garis abadi di tubuh.
Sumber & Referensi:
- Krutak, Lars. Spiritual Skin: Magical Tattoos and Scarification.
- Dokumentasi LIPI dan Puslit Arkenas tentang kebudayaan Mentawai.
- Wawancara dan film dokumenter “Mentawai: The Ancient Tattoo Culture” (Vimeo & YouTube).
- Penelitian University of Vienna terkait asal-usul tato pada manusia prasejarah.
(Mond)
#Sikerei #Mentawai #Tato #Budaya