Breaking News

Junius Waker, Anggota KKB Penembak 4 Anggota TNI, Kabur dari Lapas Nabire

KKB Pembunuh Berdarah Dingin Junius Waker Ikut Kabur dari Lapas Nabire/ist

D'On, Nabire, Papua Tengah
– Awan hitam kembali menyelimuti keamanan di Papua Tengah. Sosok yang selama ini dikenal sebagai "algojo berdarah dingin", Junius Waker alias Lupa Waker, resmi masuk dalam daftar buron setelah melarikan diri dari Lapas Kelas IIB Nabire. Ia bukan pelaku kriminal biasa. Waker adalah anggota aktif Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang terlibat dalam sederet aksi mematikan, termasuk penembakan brutal terhadap empat anggota TNI.

Peristiwa pelarian itu terjadi secara dramatis, menyeret 19 narapidana lainnya dalam aksi kabur massal yang mengejutkan aparat. Akibatnya, tiga petugas lapas mengalami luka-luka saat berusaha menghalau upaya pelarian tersebut. Meski rinciannya belum seluruhnya dibuka ke publik, situasi di Lapas Nabire kini dinyatakan siaga penuh.

Jaringan Kekerasan di Balik Nama Waker

Junius Waker bukan nama asing dalam catatan aparat keamanan. Di usianya yang baru menginjak 21 tahun, jejak kejahatannya sudah membentang panjang dan berdarah. Ia merupakan bagian dari jaringan KKB pimpinan Goliath Tabuni, kelompok separatis yang dikenal paling radikal dan paling kejam di tanah Papua.

"Ini bukan sekadar pelarian napi biasa. Kami menghadapi ancaman nyata dari aktor bersenjata yang terlibat dalam aksi kekerasan sistematis," tegas Brigjen Pol Faizal Ramadhan, Kepala Operasi Damai Cartenz, dalam pernyataannya, Selasa (3/6/2025). “Kami tidak akan mentolerir, apalagi jika ini terkait langsung dengan jaringan KKB,” lanjutnya dengan nada tegas.

Rekam Jejak Kematian: Penembak WNA hingga TNI

Nama Junius Waker mulai mencuat ke permukaan setelah ia diduga terlibat dalam sejumlah aksi penembakan yang menewaskan warga sipil hingga aparat keamanan. Catatan kelamnya dimulai pada 3 November 2017, ketika ia diduga terlibat dalam penembakan terhadap sebuah kendaraan LWB putih di Mile Point 69 – wilayah yang sering jadi titik panas konflik bersenjata di Papua.

Aksi brutalnya berlanjut tiga tahun kemudian, tepatnya 27 Maret 2020, ketika ia dan kelompoknya menyerang area Kuala Kencana, salah satu kawasan strategis industri tambang. Dalam serangan itu, seorang warga negara asing tewas di tempat, sementara dua lainnya mengalami luka serius.

Namun aksi paling mematikan terjadi pada 19 Desember 2019, ketika Junius Waker diduga menyerang pasukan TNI yang sedang melakukan patroli dalam Operasi Nemangkawi. Serangan itu menewaskan satu prajurit dan melukai tiga lainnya. Bagi aparat keamanan, ini bukan sekadar kriminalitas – ini adalah aksi perang.

Tertangkap Tapi Kini Lolos

Setelah buron selama bertahun-tahun, Satgas Damai Cartenz berhasil menangkap Junius Waker di Distrik Tembagapura, Mimika, pada Minggu, 19 Mei 2024. Penangkapannya kala itu dianggap sebagai kemenangan besar dalam upaya meredam kekerasan di Papua. Tapi kebanggaan itu hanya bertahan setahun. Kini, bayang-bayang kekerasan kembali menghantui.

Pelarian Waker dari penjara tak hanya menandakan kelengahan sistem pengamanan, tapi juga memperlihatkan kemungkinan adanya jaringan bantuan dari dalam atau luar lembaga pemasyarakatan.

Pengejaran Diperluas: Operasi Gabungan Dikerahkan

Menanggapi pelarian ini, aparat keamanan bergerak cepat. Operasi gabungan antara Satgas Damai Cartenz, Polda Papua Tengah, serta instansi terkait langsung dikerahkan untuk memburu para napi kabur, terutama Junius Waker yang dianggap sangat berbahaya.

"Dia tidak bisa dibiarkan berkeliaran. Ancaman terhadap warga sipil dan aparat sangat nyata," ujar salah satu perwira di lapangan yang enggan disebutkan namanya.

Operasi penyisiran diperluas hingga ke wilayah hutan dan pegunungan yang selama ini dikenal sebagai basis pelarian anggota KKB. Pintu-pintu keluar masuk Nabire juga dijaga ketat. Semua armada laut dan darat diawasi, termasuk kemungkinan pelarian melalui jalur udara.

Masyarakat Diimbau Waspada

Polisi meminta masyarakat tetap tenang namun waspada. Warga di sekitar Nabire, Mimika, dan Paniai diminta segera melapor jika melihat gerak-gerik mencurigakan. Pihak keamanan menjamin identitas pelapor akan dirahasiakan demi keselamatan bersama.

Kaburnya Junius Waker bukan sekadar insiden penjara. Ini adalah lonceng peringatan bahwa jaringan kekerasan di Papua masih hidup  dan berbahaya. Seiring aparat memperluas perburuan, publik hanya bisa berharap agar sang algojo berdarah dingin tak sempat menebar luka lagi.

(Mond)

#KKB #NapiKabur #LapasNabire