Tragedi Ledakan Maut di Garut: 9 Nyawa Warga Sipil dan 2 Anggota TNI Melayang Saat Pemusnahan Amunisi Kedaluwarsa, Ini Identitasnya!
Ilustrasi ledakan. Foto: Simply Photos/shutterstock
D'On, Garut, Jawa Barat — Sebuah insiden memilukan mengguncang warga Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Senin (12/5). Ledakan dahsyat yang terjadi saat kegiatan pemusnahan amunisi kedaluwarsa menewaskan 11 orang terdiri dari dua anggota TNI dan sembilan warga sipil.
Suasana desa yang biasanya tenang mendadak berubah menjadi kepanikan total ketika suara ledakan menggema keras di sekitar area lokasi pemusnahan. Asap hitam membumbung tinggi, disertai jeritan warga yang berlarian mencari perlindungan. Beberapa saat kemudian, pasukan keamanan dan tim evakuasi mulai berdatangan untuk mengamankan area dan mengevakuasi korban.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, membenarkan kejadian tersebut. “Benar telah terjadi ledakan. Data korban sejauh ini berasal dari keterangan Pasi Intel Kodim Garut. Saat ini Kapolres Garut sedang menuju lokasi,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Rangkaian Peristiwa Tragis
Ledakan terjadi ketika sejumlah personel militer tengah menjalankan prosedur standar pemusnahan amunisi yang sudah melewati masa aktif. Namun, entah karena kesalahan teknis, ketidakhati-hatian, atau faktor lain yang kini masih dalam penyelidikan, proses tersebut berubah menjadi tragedi mematikan.
Belum ada keterangan resmi mengenai jarak antara warga sipil dengan lokasi pemusnahan saat kejadian. Namun, kehadiran sembilan warga sipil yang ikut menjadi korban menimbulkan banyak pertanyaan. Apakah mereka berada terlalu dekat dari lokasi tanpa pengamanan yang memadai? Ataukah mereka tidak diberi informasi cukup soal potensi bahaya kegiatan tersebut?
Daftar Korban Tewas
Dua anggota TNI yang gugur dalam tugas:
- Kolonel Cpl Antonius Hermawan, ST., MM. – seorang perwira menengah yang dikenal berdedikasi tinggi, dengan pengalaman panjang dalam bidang logistik dan persenjataan.
- Mayor Cpl Anda Rohanda – seorang perwira lapangan yang juga dikenal memiliki rekam jejak disiplin dan tangguh.
Sementara itu, sembilan warga sipil yang turut menjadi korban jiwa adalah:
- Agus bin Kasmin
- Ipan bin Obur
- Anwar bin Inon
- Iyus Ibing bin Inon
- Iyus Rizal bin Saepuloh
- Toto
- Dadang
- Rustiawan
- Endang
Sebagian besar korban warga sipil diketahui sebagai warga sekitar yang sehari-harinya bekerja sebagai petani atau buruh. Beberapa di antara mereka disebut berada di sekitar lokasi untuk menyaksikan proses pemusnahan amunisi, yang semestinya hanya dilakukan di area steril.
Investigasi dan Pertanyaan yang Menggantung
Saat ini, tim gabungan dari kepolisian dan militer tengah melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti ledakan. Apakah ada pelanggaran prosedur keamanan? Apakah area tersebut telah benar-benar steril saat kegiatan dilakukan?
Tragedi ini menjadi pengingat pahit bahwa prosedur militer, betapapun rutinnya, tetap menyimpan potensi risiko besar. Terlebih jika tidak dilakukan dengan pengamanan maksimal dan komunikasi yang jelas kepada warga sekitar.
Suasana Duka Menyelimuti Garut
Keluarga korban kini hanya bisa menangisi kepergian orang-orang tercinta. Beberapa rumah duka dipenuhi pelayat, sementara tangis histeris mewarnai pemakaman korban satu per satu. Pemerintah setempat diminta turun tangan untuk memastikan hak-hak keluarga korban terpenuhi, termasuk pemberian santunan dan dukungan psikologis.
Tragedi ini menjadi luka mendalam bagi Garut, dan menjadi pelajaran penting bagi semua pihak bahwa keselamatan tak boleh dikompromikan, terutama dalam aktivitas berisiko tinggi seperti pemusnahan bahan peledak.
(Mond)
#TNI #LedakanPemusnahanAmuniasi #Peristiwa