Breaking News

Selamat Jalan, Uni: Harimau Sumatera Tertua di Jambi Tutup Usia di Pengujung Hidupnya yang Sunyi

Uni, Harimau Sumatera Tertua di Jambi, Mati Karena Sakit dan Usia – Dok. foto: ANTARA/Agus Suprayitno

D'On, Jambi 
— Kamis siang yang muram menyelimuti Taman Rimba Jambi. Tepat pukul 12.20 WIB, seekor harimau betina bernama Uni salah satu penghuni tertua dan paling dikenal di kebun binatang itu ditemukan tak lagi bernyawa di dalam kandangnya. Dengan kepergiannya, Indonesia kembali kehilangan satu lagi wakil dari spesies ikonik dan langka: Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), satwa endemik yang kini berada di ujung tanduk kepunahan.

Kematian Uni bukan hanya menandai akhir dari kehidupan seekor hewan, tetapi juga mengakhiri sebuah perjalanan panjang penuh cerita, penuh perjuangan yang telah dilaluinya selama 23 tahun, usia yang luar biasa bagi seekor harimau Sumatera di penangkaran. Di tengah rata-rata harapan hidup harimau di penangkaran yang hanya berkisar 10 hingga 15 tahun, Uni menjadi simbol ketahanan sekaligus pengingat rapuhnya kehidupan satwa liar di bawah pengawasan manusia.

Sosok Legendaris di Balik Jeruji Besi

Uni bukan harimau biasa. Ia adalah salah satu dari sedikit individu harimau Sumatera yang berhasil bertahan melewati dua dekade dalam kurungan konservasi. Ia telah menyaksikan generasi demi generasi pengunjung berlalu dari anak-anak hingga dewasa yang datang ke Taman Rimba, menatap kagum pada sosoknya yang agung, dan mungkin, menyadari untuk pertama kalinya betapa megah dan memikatnya makhluk ciptaan alam ini.

Namun, seperti halnya usia yang tak bisa dilawan, Uni mulai menunjukkan tanda-tanda kemunduran sejak awal Mei. Penurunan drastis pada nafsu makan, tubuh yang makin kurus, dan sorot matanya yang memudar karena katarak di kedua mata, menjadi pertanda bahwa harimau tua ini tengah menjalani babak akhir dalam hidupnya.

Konfirmasi Duka dari Balai Konservasi

Kabar duka ini disampaikan secara resmi oleh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi, Agung Nugroho, dalam keterangannya kepada media pada Sabtu (31/5). Dengan nada prihatin namun penuh penghormatan, ia mengungkapkan bahwa usia lanjut dan komplikasi penyakit menjadi faktor utama kematian Uni.

“Benar, harimau koleksi Taman Rimba Jambi bernama Uni telah mati. Usianya sudah sangat tua, dan memang ada sejumlah penyakit yang menyertainya,” ujar Agung, dikutip dari pernyataan resminya melalui Antara.

Agung menambahkan bahwa dalam dua minggu terakhir, kondisi Uni memang terus menurun. Tim medis kebun binatang telah melakukan segala yang bisa dilakukan untuk menjaga kenyamanan hari-hari terakhirnya, namun usia dan penyakit akhirnya mengambil alih.

Nekropsi untuk Mencari Jawaban

Sebagai bagian dari protokol konservasi dan untuk memastikan penyebab kematian secara pasti, prosedur nekropsi—autopsi untuk hewan—langsung dilakukan oleh tim dokter hewan dari Taman Rimba. Sampel darah, organ dalam, serta usapan dari tubuh Uni telah dikumpulkan untuk dianalisis di laboratorium.

“Langkah nekropsi sudah dilakukan oleh tim medis kami. Hasil resminya akan kami sampaikan setelah analisis laboratorium selesai,” ujar Agung.

Proses ini penting tidak hanya untuk mengetahui akar penyebab kematian Uni, tetapi juga sebagai pembelajaran bagi pengelolaan konservasi satwa di masa mendatang. Setiap kematian adalah data, dan setiap data adalah bekal untuk menyelamatkan yang tersisa.

Lebih dari Sekadar Satwa, Sebuah Warisan

Kehidupan Uni menjadi refleksi dari dilema konservasi satwa langka di Indonesia. Di satu sisi, keberadaannya di penangkaran memperpanjang hidup spesies yang nyaris punah akibat perburuan dan deforestasi. Namun di sisi lain, jeruji besi dan ruang terbatas tak bisa sepenuhnya menggantikan luasnya rimba tempat ia seharusnya hidup bebas.

Kini, Uni telah tiada. Namun jejaknya tetap ada di ingatan para pengunjung, dalam catatan para konservasionis, dan di hati mereka yang pernah melihat langsung pancaran mata harimau Sumatera yang begitu dalam, seolah menyimpan seribu kisah.

Selamat jalan, Uni. Semoga engkau kini kembali ke hutan yang tak berbatas, bebas berlari di antara pepohonan, tanpa sakit, tanpa sekat.

(Mond)

#HarimauSumatera #TamanRimba #Jambi