"Mulutnya Bau Tanah": Hercules Hina Eks Wadanjen Kopassus, Kapolda Metro Angkat Bicara dan Tegaskan Potensi Pelanggaran Hukum
Hercules Hina Mantan Wadanjen Kopassus Bau Tanah, Kapolda Metro: Masuk Kategori Penghinaan
D'On, Jakarta – Sebuah konflik panas yang melibatkan tokoh ormas dan purnawirawan jenderal TNI tengah menyita perhatian publik. Rosario de Marshall alias Hercules, tokoh preman yang menjelma jadi pemimpin ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, melontarkan pernyataan pedas yang menyulut kontroversi nasional. Ucapannya yang menyindir mantan Gubernur DKI Jakarta, Letjen TNI (Purn) Sutiyoso, sebagai "bau tanah" dinilai bukan sekadar bentuk ketidaksopanan, tetapi juga dapat dikategorikan sebagai penghinaan.
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto, angkat bicara terkait polemik ini. Dalam pernyataan yang dikutip pada Sabtu (10/5/2025), ia menyebut bahwa perkataan Hercules bisa saja masuk dalam ranah pidana, khususnya pasal penghinaan atau penistaan secara lisan.
“Sebelum ada laporan pun, kami sudah mendiskusikan ini. Pernyataan seperti yang dilontarkan oleh Hercules, bisa masuk dalam kategori penghinaan terhadap orang-orang yang secara umum sangat dihormati,” ujar Karyoto kepada wartawan.
Dari Kritik ke Sindiran Pedas
Kontroversi bermula dari kritik Sutiyoso yang menyuarakan keprihatinannya terhadap aksi premanisme yang dilakukan oleh sejumlah oknum ormas. Ia juga menyentil penampilan para anggota ormas yang dinilainya menyerupai tentara—baik dari cara berpakaian hingga gestur mereka di ruang publik.
Pernyataan Sutiyoso ini rupanya membuat Hercules tersulut. Dalam video yang beredar luas di media sosial, Hercules dengan nada keras menyebut, "Mulutnya sudah bau tanah. Nggak usah nyinggung-nyinggung kita."
Ucapan ini segera memantik reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk dari Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo, mantan Panglima TNI, yang menyebut pernyataan Hercules sebagai bentuk ketidaksopanan yang tak bisa ditoleransi.
Permintaan Maaf Tak Meredam Dampak Hukum
Meski kemudian Hercules menyampaikan permintaan maaf kepada Sutiyoso dan mengaku menghormati serta mengaguminya, dampak dari ucapannya masih terus bergulir. Kapolda Metro Jaya mengimbau masyarakat yang merasa dirugikan atau dihina untuk tidak ragu melapor kepada pihak kepolisian.
“Kalau ada yang merasa dihina, dilecehkan, silakan lapor. Polisi pasti akan memberikan layanan dan menindaklanjuti sesuai aturan hukum yang berlaku,” tegas Karyoto.
Ketegangan Dua Dunia: Sipil vs Militer
Insiden ini menguak kembali ketegangan yang kerap muncul antara tokoh-tokoh ormas dan para purnawirawan militer. Di satu sisi, Hercules dikenal sebagai tokoh berpengaruh di dunia ormas dengan sejarah panjang yang tidak lepas dari citra kekerasan dan dominasi wilayah. Di sisi lain, Sutiyoso adalah simbol ketegasan dan wibawa militer yang kini terusik oleh gaya komunikasi jalanan ala Hercules.
Pakar hukum pidana menilai, bila Sutiyoso menginginkan, kasus ini bisa dilaporkan sebagai penghinaan terhadap pribadi maupun institusi militer yang ia representasikan. Terlebih, menyebut seseorang sebagai "bau tanah" dalam konteks Indonesia bisa dimaknai sebagai penghinaan terhadap usia dan kondisi fisik, yang berdampak pada martabat.
Apa Selanjutnya?
Mata publik kini tertuju pada langkah Sutiyoso: apakah ia akan membawa masalah ini ke ranah hukum atau memilih menanggapinya secara moral. Yang jelas, peristiwa ini menyoroti pentingnya etika dalam ruang publik, terlebih ketika melibatkan tokoh-tokoh dengan latar belakang yang kuat dan simbolik di masyarakat.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa di era keterbukaan informasi dan media sosial, satu kalimat bisa menjelma menjadi ledakan konflik sosial. Di atas semuanya, publik berharap konflik ini tidak berlanjut menjadi gesekan di lapangan, dan para tokoh bangsa dapat kembali menunjukkan sikap yang mengedepankan kebijaksanaan.
(Mond)
#Penghinaan #Hercules