Breaking News

Hati-Hati! Inilah Kebiasaan Sehari-hari yang Tanpa Disadari Bisa Merusak Liver Anda

Ilustrasi 

Dirgantaraonline
- Bayangkan sebuah laboratorium supercanggih di dalam tubuh manusia yang bekerja 24 jam tanpa henti. Itulah liver organ vital seberat sekitar 1,5 kilogram yang bertanggung jawab atas lebih dari 500 fungsi penting, termasuk detoksifikasi, produksi empedu, dan pengolahan nutrisi. Namun sayangnya, banyak dari kita justru tanpa sadar merusaknya, bukan dengan racun keras atau bahan kimia berbahaya, melainkan lewat kebiasaan sehari-hari yang tampak sepele.

Berikut adalah daftar kebiasaan yang sering dianggap biasa, namun bisa menjadi "pembunuh diam-diam" bagi liver Anda:

1. Konsumsi Alkohol Berlebihan: Racun Legal yang Paling Umum

Alkohol adalah penyebab paling dikenal dari kerusakan hati kronis, termasuk fatty liver, hepatitis alkoholik, hingga sirosis. Liver memang mampu memetabolisme alkohol, tetapi dalam jumlah besar, kerja keras ini justru memicu peradangan dan kerusakan sel.

Fakta: Menurut WHO, lebih dari 3 juta kematian tiap tahun disebabkan oleh konsumsi alkohol, dan mayoritas terkait langsung dengan gangguan hati.

Ciri awal kerusakan: kelelahan kronis, nyeri perut bagian kanan atas, dan pembengkakan perut.

2. Terlalu Sering Konsumsi Obat Tanpa Resep

Beberapa obat yang umum digunakan, seperti paracetamol, jika dikonsumsi dalam dosis tinggi atau dalam jangka panjang, dapat menyebabkan keracunan hati. Ironisnya, paracetamol adalah obat yang dianggap “aman” karena dijual bebas.

Catatan penting: Paracetamol yang dikombinasikan dengan alkohol meningkatkan risiko kerusakan hati secara drastis.

Selain itu, suplemen herbal tertentu (terutama yang tidak terstandarisasi) juga dilaporkan menyebabkan hepatotoksisitas.

3. Pola Makan Tinggi Lemak dan Gula: Pemicu Fatty Liver Non-Alkoholik

Hidup di era makanan cepat saji dan minuman manis membuat banyak orang tanpa sadar menderita Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD), yaitu penumpukan lemak di hati yang tidak berhubungan dengan alkohol.

Makanan tinggi fruktosa (seperti sirup jagung tinggi fruktosa dalam soda dan camilan), makanan olahan, dan gorengan adalah pemicu utama.

Studi menunjukkan bahwa orang dengan obesitas memiliki risiko NAFLD hingga 90%, dan sebagian dapat berkembang menjadi sirosis bahkan kanker hati.

4. Kurang Tidur dan Stres Kronis

Tidur bukan hanya untuk otak, tapi juga penting bagi kesehatan hati. Saat tidur, tubuh melakukan regenerasi, termasuk memperbaiki jaringan hati. Kurang tidur kronis bisa meningkatkan peradangan sistemik, termasuk pada liver.

Stres kronis juga memicu pelepasan hormon kortisol secara berlebihan, yang dalam jangka panjang mengganggu metabolisme hati.

5. Gaya Hidup Sedentari: Duduk Terlalu Lama, Bergerak Terlalu Sedikit

Gaya hidup yang minim aktivitas fisik berkontribusi langsung terhadap resistensi insulin dan akumulasi lemak di liver. Ini memperparah risiko NAFLD dan menurunkan kemampuan liver dalam mengolah lemak dan gula.

Solusinya: Jalan kaki minimal 30 menit sehari, latihan kekuatan 2–3 kali seminggu, dan hindari duduk lebih dari satu jam tanpa bergerak.

6. Merokok: Racun yang Tidak Langsung, Tapi Mematikan

Meski lebih dikenal sebagai penyebab penyakit paru-paru, merokok juga berdampak buruk pada liver. Zat kimia dalam rokok memperparah stres oksidatif, merusak sel-sel hati, dan mengganggu metabolisme obat di liver.

Perokok kronis memiliki risiko lebih tinggi terhadap fibrosis hati, terutama jika disertai dengan penyakit hati lainnya.

7. Mengabaikan Vaksinasi Hepatitis

Virus hepatitis B dan C adalah musuh laten bagi liver. Infeksi kronis bisa menyebabkan peradangan hati menahun, sirosis, dan kanker hati. Vaksin hepatitis B sangat efektif namun sering diabaikan.

Langkah pencegahan: Tes darah berkala, vaksinasi hepatitis B, dan hindari perilaku berisiko seperti berbagi jarum suntik atau alat cukur.

8. Tidak Cek Kesehatan Secara Rutin

Kerusakan liver sering tidak menunjukkan gejala hingga mencapai tahap lanjut. Oleh karena itu, tes fungsi hati (Liver Function Test - LFT) sangat penting dilakukan secara berkala, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti diabetes, obesitas, atau riwayat keluarga dengan penyakit hati.

Merawat Liver Itu Investasi Jangka Panjang

Liver tidak pernah mengeluh. Ia bekerja keras tanpa henti, menyaring racun, mengatur metabolisme, dan menjaga keseimbangan kimiawi tubuh. Namun begitu rusak, perbaikannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Maka, menghindari kebiasaan-kebiasaan di atas bukan sekadar pilihan, tetapi keharusan jika Anda ingin hidup sehat dan panjang umur.

Mulailah dengan hal kecil: kurangi alkohol, perhatikan dosis obat, gerak lebih aktif, makan lebih sehat, dan periksakan diri secara rutin. Liver Anda akan berterima kasih.

(***)

#Kesehatan #Gayahidup #Lifestyle #KebiasaanMerusakLiver