Breaking News

Dampak Guncangan Gempa di Bengkulu: 140 Rumah Rusak dan Warga Mengungsi, BPBD Lakukan Penanganan Cepat

Kondisi rumah warga di Kelurahan Betungan Kota Bengkulu yang rusak parah pasca gempa bumi bermagnitudo 6.0 yang terjadi pada pukul 02.53 WIB, Jumat (23/5/2025). ANTARA/Anggi Mayasari

D'On, Bengkulu
Jumat dini hari yang seharusnya menjadi waktu istirahat, berubah menjadi kepanikan massal bagi warga Kota Bengkulu. Pada pukul 02.53 WIB, bumi berguncang cukup hebat. Getaran selama beberapa detik itu membawa dampak serius: 140 rumah warga rusak, mulai dari kerusakan ringan hingga bangunan yang rata dengan tanah.

Gempa berkekuatan magnitudo 6,0 yang mengguncang wilayah tersebut tidak hanya merusak hunian, tapi juga menghantam fasilitas umum. Dua sekolah mengalami kerusakan, dua masjid roboh sebagian, satu kantor camat retak parah, dan satu balai pertemuan kini tak lagi bisa difungsikan.

Reaksi Cepat di Tengah Kekacauan

Tak lama setelah gempa terjadi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bengkulu langsung mengaktifkan protokol darurat. Posko utama didirikan dan tim reaksi cepat diterjunkan ke titik-titik terdampak, termasuk ke wilayah Betungan salah satu area dengan kerusakan paling parah.

“Kami langsung mendirikan tenda pleton di beberapa lokasi. Di Betungan, misalnya, ada puluhan warga yang harus mengungsi karena rumah mereka sudah tidak layak huni,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Bengkulu, Will Hopi, saat memberikan keterangan resmi pada Jumat siang.

Tenda-tenda pengungsian dibangun di lapangan terbuka, sementara dapur umum mulai disiapkan untuk mencukupi kebutuhan logistik dasar. Bantuan juga didatangkan dari TNI, Polri, Basarnas, serta lembaga kemanusiaan lokal.

Pendataan dan Bantuan Terus Dijalankan

BPBD bersama aparat kelurahan dan relawan masih menyisir sejumlah kecamatan, melakukan pendataan korban dan kerusakan. “Kami harus memastikan tidak ada warga yang luput dari perhatian. Tim kami bergerak dari pintu ke pintu,” tambah Will.

Bagi warga yang kehilangan tempat tinggal, BPBD berjanji menyediakan tempat perlindungan sementara. Logistik seperti makanan siap saji, selimut, obat-obatan, dan air bersih didistribusikan secara bertahap sejak pagi hari.

Will juga mengimbau warga untuk tetap tenang dan tidak mempercayai informasi yang belum terverifikasi. “Kami terus memperbarui informasi melalui kanal resmi. Jangan panik. Tetap waspada dan siaga.”

Penyebab Gempa dan Peringatan dari BMKG

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kepahiang mengonfirmasi bahwa gempa yang terjadi disebabkan oleh aktivitas deformasi di bawah kerak bumi. Fenomena ini dikenal sebagai intarslab earthquake, atau gempa akibat pergeseran lempeng di lapisan dalam bumi.

“Guncangan dirasakan hampir di seluruh provinsi Bengkulu, dari skala intensitas III MMI (getaran ringan) hingga VI MMI (getaran kuat). Belum ada gempa susulan sejauh ini, tapi masyarakat harus tetap siaga,” ujar Muhammad Najib, pengamat BMKG.

Najib juga memperingatkan agar masyarakat tidak termakan kabar palsu atau hoaks yang beredar di media sosial. “Kita semua ingin aman. Maka satu-satunya cara adalah mengikuti informasi dari lembaga resmi seperti BMKG dan BPBD.”

Komitmen Pemerintah Daerah

Pemerintah Kota Bengkulu menyatakan komitmennya untuk memberikan penanganan maksimal selama masa tanggap darurat ini. Fokus utama mereka adalah keselamatan dan pemulihan cepat bagi warga terdampak.

“Kami tidak akan membiarkan warga sendirian dalam situasi ini. Semua sumber daya kami kerahkan,” tegas Will Hopi.

Sementara langit Bengkulu mulai cerah setelah pagi yang penuh kecemasan, bayang-bayang gempa masih tersisa di tengah masyarakat. Namun dengan kerja sama lintas sektor dan ketangguhan warga, harapan untuk pulih perlahan mulai terbit.

(Mond)

#Peristiwa #GempaBumi #GempaBengkulu