Apa Itu Hari Tasyrik? Ini Tanggal, Larangan, dan Keutamaannya
Dirgantaraonline - Setelah puncak ibadah haji pada 10 Dzulhijjah (Hari Raya Iduladha), umat Islam memasuki masa yang tak kalah penting dalam kalender hijriyah: Hari Tasyrik. Meski tidak sepopuler Hari Arafah atau Iduladha, Hari Tasyrik menyimpan banyak keutamaan dan nilai spiritual yang dalam, baik bagi jemaah haji maupun umat Islam secara umum.
Apa Itu Hari Tasyrik?
Hari Tasyrik adalah tiga hari berturut-turut setelah Hari Raya Iduladha, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Dalam istilah fiqih, ketiga hari ini disebut Ayyāmu al-Tasyrīq (أيام التشريق), yang secara harfiah berarti "hari-hari pengeringan".
Nama "tasyrik" berasal dari kebiasaan masyarakat Arab dahulu yang menjemur atau mengeringkan daging kurban di bawah sinar matahari agar bisa bertahan lebih lama. Namun, dalam konteks ibadah, Hari Tasyrik memiliki makna yang jauh lebih luas dari sekadar mengeringkan daging.
Tanggal Hari Tasyrik
- 11 Dzulhijjah
- 12 Dzulhijjah
- 13 Dzulhijjah
Ketiganya adalah bagian dari hari-hari yang Allah sebut sebagai Ayyām Ma‘dūdāt (hari-hari tertentu) dalam Al-Qur’an:
وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ فِىٓ أَيَّامٍۢ مَّعْدُودَٰتٍۢ ۚ
"Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang tertentu."
(QS. Al-Baqarah: 203)
Mayoritas ulama tafsir menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan "hari-hari tertentu" dalam ayat ini adalah Hari Tasyrik.
Larangan Saat Hari Tasyrik
Salah satu hal penting terkait Hari Tasyrik adalah larangan berpuasa. Rasulullah SAW secara tegas melarang umat Islam berpuasa pada hari-hari ini karena termasuk hari makan, minum, dan bersyukur kepada Allah.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim:
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرٍ لِلَّهِ
"Hari-hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah."
(HR. Muslim)
Oleh karena itu, puasa pada Hari Tasyrik diharamkan, kecuali bagi jamaah haji yang tidak mampu menyembelih hewan kurban, mereka diperbolehkan berpuasa tiga hari di tanah suci, termasuk di antaranya Hari Tasyrik, menurut sebagian ulama.
Keutamaan Hari Tasyrik
Hari Tasyrik bukan hanya hari istirahat pasca-Iduladha. Ia memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
1. Hari Dzikir
Hari Tasyrik adalah momentum untuk memperbanyak dzikir kepada Allah. Allah memerintahkan kaum Muslimin agar memperbanyak menyebut-Nya di hari-hari tersebut.
وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ فِىٓ أَيَّامٍۢ مَّعْدُودَٰتٍۢ ۚ
"Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang tertentu."
(QS. Al-Baqarah: 203)
Termasuk dzikir yang dianjurkan adalah takbir setelah salat wajib, yang dikenal dengan takbir muqayyad, dimulai sejak Subuh 9 Dzulhijjah (Hari Arafah) hingga Ashar 13 Dzulhijjah.
2. Hari Makan, Minum, dan Syukur
Nabi menyebut hari-hari Tasyrik sebagai hari untuk menikmati nikmat Allah dan bersyukur:
إِنَّهَا أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرٍ لِلَّهِ
"Sesungguhnya hari-hari itu adalah hari makan, minum, dan mengingat Allah."
(HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Artinya, Hari Tasyrik adalah kesempatan untuk menikmati hasil kurban dan memperkuat rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah.
3. Penyempurna Ibadah Haji
Bagi para jemaah haji, Hari Tasyrik adalah waktu untuk melontar jumrah, sebuah ritual penting dalam rangkaian ibadah haji. Ini adalah simbol perlawanan terhadap godaan setan dan pengukuhan ketaatan total kepada Allah.
4. Hari yang Dipenuhi Rahmat dan Keamanan
Menurut sebagian riwayat, Hari Tasyrik juga dikenal sebagai hari yang diliputi rahmat dan penjagaan malaikat, di mana Allah melimpahkan ampunan kepada hamba-hamba-Nya yang berzikir dan berdoa.
Amalan yang Dianjurkan di Hari Tasyrik
Meskipun tidak ada puasa atau ritual khusus bagi Muslim yang tidak berhaji, berikut ini beberapa amalan utama yang dianjurkan di Hari Tasyrik:
- Memperbanyak dzikir dan takbir
- Memakan daging kurban dan berbagi kepada sesama
- Menjaga shalat tepat waktu dan memperbanyak doa
- Menghindari perbuatan dosa dan maksiat
- Menghidupkan suasana syukur dan silaturahmi
Penutup
Hari Tasyrik bukanlah sekadar sisa dari perayaan Iduladha. Ia adalah bagian dari rangkaian ibadah besar yang mengajarkan kita tentang kesyukuran, dzikir, dan ukhuwah. Dalam tiga hari ini, kita diajak untuk tidak hanya memaknai pengorbanan, tetapi juga menikmati karunia Allah dengan hati yang penuh syukur dan lisan yang dipenuhi dzikir.
Sebagai bagian dari Ayyām Ma‘dūdāt, Hari Tasyrik adalah momen spiritual yang sangat istimewa. Mari isi hari-hari ini dengan amal saleh, mempererat tali persaudaraan, dan memperbanyak mengingat Allah — karena sesungguhnya dalam dzikir, hati menjadi tenang.
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."
(QS. Ar-Ra’d: 28)
(***)
#HariTasyrik #Islami #Religi