Breaking News

Berikut 8 Program Andika Perkasa saat Fit and Proper Test dengan Komisi 1 DPR

D'On, Jakarta,- Calon Panglima TNI, KSAD Jenderal Andika Perkasa mengikuti fit and proper test (FPT) yang digelar oleh Komisi I DPR pada Sabtu (6/11).


FPT itu digelar dua sesi, secara terbuka dan tertutup. Jenderal Andika di bagian pemaparan yang digelar terbuka mengungkap 8 program 'TNI adalah Kita' di hadapan anggota Komisi 1 DPR.

"Berangkat dari vision statement, saya memilih 'TNI adalah kita'. Saya ingin masyarakat Indonesia, masyarakat internasional, melihat TNI sebagai bagian dari mereka," kata Andika di Komisi I DPR, Sabtu (6/11).

Andika kemudian memaparkan slide visi program kerjanya ketika nanti menjadi Panglima TNI. Dalam slide itu, ada 8 poin. Di antaranya adalah penguatan tugas TNI, penguatan operasi TNI, peningkatan operasi siber hingga diplomasi militer.

Berikut pernyataan lengkap Andika saat pemaparan terbuka di fit and proper test calon Panglima TNI:Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi, salam sejahtera. Yang terhormat Ibu Ketua Komisi I DPR RI, para Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Ibu-ibu dan Bapak-bapak anggota Komisi I DPR RI.

Pertama-pertama, saya mohon maaf karena hari Sabtu, seharusnya libur, bapak-bapak- ibu harus bekerja, permohonan maaf saya yang sebesar-besarnya.

Sesuai dengan perintah Komisi I, saya akan menjelaskan, paling lama 5 menit. Memang ini yang saya siapkan, jadi berangkat vision statement saya memilih TNI adalah Kita. Memang sangat singkat, tetapi justru di sini saya ingin masyarakat Indonesia, masyarakat internasional, melihat TNI sebagai bagian dari mereka. Ini sebetulnya menunjukkan saya tidak ingin melihat kita berharap terlalu tinggi, kita dengan segala keterbatasan, dengan kelebihan keanekaragaman semuanya, ya, ini lah kita, bisa saja ingin profesional, ingin lebih banyak lagi tetapi itu kan proses yang terus kami bangun.

Saya ingin masyarakat kita sesuai public policy and administration, masyarakat kita melihat TNI sebagai organisasi yang apa adanya, dengan segala kekurangan dan perbaikan yang kami jalani, tapi juga bukan berarti kita tidak bisa berbuat apa-apa, tetap banyak yang bisa kita lakukan.

Keterbatasan pun punya cara berbeda, mengejar yang kita selesaikan, itu adalah vision statement saya.

Kemudian kalau mission statement, saya tidak ingin keluar dari UU Nomor 34 tentang TNI yang secara umum ada 3, menegakkan kedaulatan negara, keutuhan NKRI dan melindungi segenap bangsa dan tumpah darah. Tapi memang kami punya fokus. Dari sebetulnya 15 tugas.

Satu OMP atau operasi militer untuk perang dan selain perang. Kami ada beberapa fokus. Yang pertama dan terpenting adalah bagaimana kita melaksanakan tugas-tugas TNI dengan lebih mengembalikan kepada peraturan Undang-undang yang ada.

Tugas-tugas yang kami laksanakan selama ini sudah diatur dalam UU, tapi memang detailnya, implementasinya yang masih banyak kelemahan-kelemahan dan itu yang jadi prioritas pertama saya bagaimana mengembalikan tugas-tugas yang kita lakukan ini dengan benar-benar berpegang kepada UU. Jangan kelebihan dan harapan saya juga tidak akan mengambil sektornya kementerian atau lembaga lain.

Kemudian yang kedua dan ini kan sudah diatur dan sudah keluar peraturan Kemenhannya pun bahwa operasi pengamanan perbatasan sesuatu yang harus jadi fokus dalam hal peningkatan.

Peningkatannya nanti bagaimana detailnya saya siap menjawab. Kemudian peningkatan kesiapsiagaan satuan TNI juga ini fokus, karena sebetulnya banyak yang bisa kita lakukan untuk membuat kita jauh lebih siap, baik menghadapi tugas-tugas operasi militer untuk perang dan selain perang.

Cyber adalah fokus kami berikutnya karena memang saat ini sudah hadir di mana-mana, sehingga kita tidak bisa menghindar dan menurut saya harus jadi fokus yang penting dibandingkan dengan keperluan-keperluan lain yang juga sebetulnya penting.

Kemudian untuk intelijen, khususnya di daerah-daerah yang ada gangguan keamanan mau pun konflik, apakah horizontal, apakah vertikal, sesuatu yang menurut kami perlu mendapatkan prioritas pada era ke depan.

Berikutnya interoperabilitas harus terus menerus dan semakin sering kita satukan, sehingga semakin tahu kekurangan dan kelemahan kita, dan bagaimana di dalam kondisi yang belum terpenuhi ini bisa melakukan operasi bersama dengan 3 angkatan, karena itu suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari saat ini.

Kemudian penguatan integrasi, penataan organisasi masih banyak ruang untuk perbaikan. Di sana sini masih banyak kekurangan yang bisa diperbaiki untuk membuat team work jadi lebih bagus

Dan terakhir diplomasi militer yang sesuai kebijakan politik luar negeri kita pun semakin penting. Saya melihat ini juga suatu hal yang memang harus jadi lebih perhatian saya apabila suatu saat dipercayakan jadi Panglima TNI. Jadi Ibu Ketua dan seluruh anggota, demikianlah apa yang bisa saya paparkan dan saya siap untuk menerima pertanyaan dan pendalaman tentang apa yang saya anggap cukup penting ini dengan sesi tertutup apabila dimungkinkan.


(*)