Breaking News

Pemko Payakumbuh Tingkatkan Kemampuan Tim Dalam Penyelamatan Air (Water Rescue)

D'On, Payakumbuh (Sumbar),- Tanggap Bencana sebagai tim relawan kemanusiaan dibidang kebencanaan tidak terlepas dari peran membantu operasi penyelamatan dan pencarian korban bencana. Berbagai medan di darat maupun di air pun harus siap dihadapi oleh tim BPBD, Basarnas, dan Satpol PP.

Hal ini tentu saja membutuhkan kemampuan dan keterampilan khusus yang tidak main-main mengingat operasi penyelamatan yang dilakukan seringkali mempertaruhkan nyawa korban yang diselamatkan maupun nyawa tim penyelamat itu sendiri. Oleh karena itu, kemampuan dan keterampilan penyelamatan harus terus dilatih secara rutin.

Puluhan personil BPBD, Damkar, dan Satpol PP Kota Payakumbuh mengikuti pelatihan penyelamatan di air (Water Rescue). Kegiatan Upgrading Skill Water Rescue dilaksanakan di bantaran sungai Batang Agam, Jumat (14/2).

Kegiatan ini merupakan yang pertama kali di tahun 2020, hadir memimpin pelatihan ini Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Payakumbuh Yufnani Away didampingi Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi, An Denitral, Kabid Kedaruratan dan Logistik Atrimon, Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan Syamsir Alam dan seluruh kasi, Kasatpol PP dan Damkar Kota Payakumbuh Devitra didampingi Kabid Tibum Joni Parlin dan Kabid PPD Syafrizal dan seluruh kasi, serta Tim Basarnas.

Dimulai di kawasan Balai Panjang dengan peserta diberi pembekalan terlebih dahulu Jum'at (14/2) pagi, dan dilanjut siangnya dengan simulasi water resque yang berakhir di kawasan Balai Wilayah Sungai Sumatra Lima (BWSS5), di depan Water Treatment Processing (WTP).

Dijelaskan Kalaksa BPBD Yufnani Away, sebelum melakukan aksi penyelamatan, hal pertama yang harus diperhatikan adalah keselamatan diri sebagai tim penyelamat. Oleh karena itu, Alat Perlindungan Diri (APD) menjadi hal wajib yang harus dipakai dalam melakukan operasi penyelamatan. Dalam operasi penyelamatan di air, APD yang wajib dikenakan meliputi helm pelindung, jaket pelampung (life jacket) dan sepatu air (water shoes).

"Penyelamatan di air umumnya dilakukan menggunakan perahu karet sehingga setiap tim harus memiliki kemampuan mendayung perahu karet dengan cepat dan efisien termasuk mengarahkan perahu karet dengan benar untuk mendekati korban," katanya.

Lebih lanjut, setelah mampu mengarahkan perahu karet dan mendekati korban, salah seorang dari tim akan terjun kedalam air untuk membawa korban mendekati perahu karet. Dalam hal ini, tim penyelamat harus mampu menenangkan korban karena pergerakan berlebihan akibat kepanikan justru dapat membahayakan korban dan tim penyelamat. Korban yang telah dekat dengan perahu kemudian ditarik ke atas perahu secara serempak oleh tim penyelamat.

"Jika korban dalam keadaan pingsan, maka tim penyelamat segera memberikan tindakan pertolongan pertama untuk mengembalikan kesadaran korban. Selanjutnya korban dibawa ke daratan dan segera dilakukan tindakan medis yang diperlukan," terangnya.

Sementara itu, Wali Kota Riza Falepi mengatakan melalui latihan yang akan digelar secara kontiniu ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan tim untuk mampu melakukan operasi penyelamatan yang aman dan benar.

"Dengan demikian, tim dapat senantiasa memberikan pelayanan dan pertolongan terbaik kepada korban-korban bencana yang membutuhkan bantuan," pungkas Riza.

(hms)