Breaking News

Kisah Fatimah Az-Zahra, Putri Rasulullah yang Sedekahkan Kalung Hadiah Pernikahan kepada Musafir

Dirgantaraonline.co.id,- Rasulullah saw dikaruniai seorang putri cantik bernama Fatimah Az-Zahra buah pernikahannya dengan Siti Khadijah. Nama Fatimah Az-Zahra berarti gadis yang lembut hatinya dan selalu berseri-seri.

Banyak pendapat yang menyebutkan tentang kapan perempuan mulia ini dilahirkan. Salah satunya yang paling populer di kalangan Ahlussunah wal jamaah adalah tanggal 20 Jumadil Akhir sebagai tanggal lahir Fatimah Az-Zahra.

Perempuan mulia ini memiliki keyakinan, keteguhan dan ketakwaan yang luar biasa. Sebagai seorang perempuan yang tumbuh mengesankan, banyak laki-laki yang berniat untuk meminang Putri Rasulullah tersebut.

Hingga akhirnya Fatimah Az-Zahra memilih sosok Ali bin Abi Thalib sebagai suaminya yang kelak menjadi khalifah melanjutkan risalah kepemimpinan Nabi Muhammad saw.

Pernikahannya dengan Ali bin Abi Thalib menurut Nabi saw bukan Pernikahan yang sembarangan.

Nabi Muhammad saw ketika menolak lamaran banyak laki-laki selain Ali beliau berkata, "Pernikahan Fatimah adalah urusan langit dan membutuhkan keputusan dan hukum Tuhan."

Di hari pernikahannya, Fatimah Az-Zahra mendapat hadiah berupa kalung dari Ali bin Abi Thalib. Di kemudian hari, terdapat kisah menarik antara Fatimah Az-Zahra dengan kalung istimewa tersebut.

Suatu ketika, ada seorang musafir yang menemui Rasulullah saw di sebuah masjid. Musafir itu kemudian meminta belas kasih Rasulullah karena bekal makanan dan seluruh hartanya telah habis.

Bahkan si musafir juga menjelaskan bahwa pakaian yang dimilikinya hanya yang menempel di badannya ketika itu.

Rasulullah saw kemudian meminta maaf kepada si musafir karena saat itu beliau tidak memiliki makanan atau benda lain yang bisa diberikan kepada si musafir. Lantas Rasulullah menyuruh si musafir untuk pergi ke rumah Rasulullah agar meminta bantuan kepada putrinya, Fatimah Az-Zahra.

Sesampainya di rumah Rasulullah, si musafir langsung menemui Fatimah dan menjelaskan maksud kedatangannya.

Fatimah Az-Zahra yang memiliki kelembutan hati lantas berpikir bagaimana cara agar bisa membantu musafir tersebut meski saat itu Fatimah juga tidak memiliki sesuatu yang bisa diberikan kepada musafir.

Akhirnya, Fatimah teringat bahwa dirinya masih memiliki kalung pemberian Ali bin Abi Thalib, hadiah spesial pernikahannya.

Kalung bersejarah itu pun diberikan kepada si musafir agar dijual dan hasilnya bisa digunakan untuk membeli keperluan perjalanannya.

Setelah menerima kalung dari Fatimah, si musafir kemudian kembali kepada Rasulullah dan menceritakan kejadian yang baru dialaminya.

Mendengar cerita si musafir, sahabat Nabi bernama Ammar bin Yasir lantas membeli kalung Fatimah itu. Sahabat Ammar membelinya dengan harga fantastis yakni 20 dinar ditambah sebuah pakaian dan seekor unta.

Setelah kalung itu di tangan Ammar, ia pun segera mengutus budaknya untuk memberikan kalung tersebut kepada pemiliknya, Fatimah Az-Zahra.

Ammar berkata kepada budaknya, "Pergilah engkau menghadap Rasulullah dan katakan aku menghadiahkan kalung ini dan juga engkau kepadanya. Jadi, mulai hari ini kamu bukan budakku lagi tetapi budak Rasulullah."

Budak Ammar itu pun memenuhi amanah yang diberikan majikannya dan menyerahkan kalung bersejarah tersebut.

Mengetahui itu, Fatimah kemudian menerima kalungnya kembali sekaligus memerdekakan budak tersebut hingga membuat si budak tertawa.

Budak itu berkata, "Aku tertawa karena kagum dan takjub akan berkah kalung tersebut. Kalung tersebut telah mengenyangkan orang yang lapar, menutup tubuh orang yang telanjang, memenuhi hajat seorang yang fakir dan akhirnya telah membebaskan seorang budak."

Begitulah kisah ketulusan hati Fatimah Az-Zahra dan barokahnya kalung pernikahannya. Semoga kita dapat mengambil hikmahnya.

Wallahu a'lam.