Breaking News

Tak Kenal Libur, Perumda Air Minum Kota Padang Berpacu Amankan Pasokan Air di Tengah Krisis Produksi

Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Padang Hendra Pebrizal 

D'On, Padang 
— Krisis pasokan air bersih yang melanda sebagian wilayah Kota Padang tak membuat jajaran Perumda Air Minum Kota Padang surut langkah. Di tengah kualitas air baku yang memburuk akibat lumpur dan kerusakan sejumlah intake, para petugas tetap berjibaku siang dan malam agar air tetap mengalir ke rumah-rumah warga.

Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Padang, Hendra Pebrizal, menegaskan bahwa pihaknya bersama Pemerintah Kota Padang bekerja tanpa mengenal tanggal merah, hari libur, ataupun kondisi darurat.

“Kami dari Perumda Air Minum Kota Padang dan Pemerintah Kota Padang tidak mengenal kata tanggal merah maupun hari libur. Prinsip kami satu, bagaimana persoalan air ini bisa kami selesaikan sampai tuntas,” tegas Hendra, Rabu (10/12/2025).

Kualitas Air Baku Memburuk, Produksi Turun Drastis

Saat ini, tantangan terbesar yang dihadapi Perumda Air Minum Kota Padang adalah kualitas air baku yang sangat buruk, dipenuhi lumpur tebal akibat cuaca ekstrem dan gangguan hidrologi di hulu.

Kondisi ini membuat kapasitas produksi air tidak dapat dimaksimalkan sepenuhnya.

“Dari kualitas air baku yang ada sekarang, kita hanya mampu memproduksi sekitar 60 persen saja dari potensi normal,” ungkap Hendra.

Secara angka, saat ini Perumda hanya mampu melakukan produksi sekitar 1.800 liter per detik, dengan kapasitas pengolahan efektif 1.200 liter per detik. Angka ini masih jauh dari kondisi ideal untuk melayani kebutuhan masyarakat Kota Padang secara optimal.

7 Intake Rusak Parah, 5 Sudah Ditangani Darurat

Tak hanya persoalan kualitas air baku, kerusakan berat pada infrastruktur intake turut memperparah kondisi produksi. Dari total intake yang terdampak, sebanyak 7 unit mengalami kerusakan parah.

Namun di tengah keterbatasan, upaya darurat terus dilakukan.

“Dari tujuh intake yang rusak, lima sudah berhasil kami tangani secara darurat agar tetap bisa berfungsi walau belum maksimal,” jelasnya.

Kini, tinggal dua titik krusial yang masih menjadi pekerjaan besar:

  • Intake Palukahan dengan kapasitas 300 liter per detik
  • Pompa Latung dengan kapasitas 200 liter per detik

Kedua titik ini menjadi kunci penting untuk memulihkan distribusi air ke ribuan pelanggan yang terdampak.

Petugas Bekerja Tanpa Kenal Lelah

Di balik angka-angka produksi tersebut, terdapat perjuangan berat para petugas di lapangan. Mereka harus bergulat dengan lumpur tebal, arus sungai yang tidak stabil, serta risiko keselamatan yang tinggi. Tak jarang, pekerjaan dilakukan hingga larut malam bahkan menjelang subuh.

Dengan peralatan terbatas dan tekanan kebutuhan masyarakat yang tinggi, para teknisi Perumda Air Minum tetap berdiri di garis depan. Mereka memastikan pompa tetap berfungsi, pipa tetap tersambung, dan distribusi tetap berjalan meski dengan tekanan yang tidak normal.

“Air adalah kebutuhan hidup paling dasar. Selama masyarakat masih membutuhkan, kami tidak akan berhenti bekerja,” ujar salah seorang petugas di lokasi perbaikan intake.

Pemko Padang Turun Tangan, Pemulihan Terus Dipercepat

Hendra menegaskan bahwa Pemerintah Kota Padang juga turun langsung dalam upaya percepatan pemulihan, baik dari sisi pendanaan darurat, logistik peralatan, hingga dukungan personel.

Fokus utama saat ini adalah menyelesaikan dua titik intake tersisa agar kapasitas produksi dapat kembali meningkat secara bertahap.

Harapan untuk Warga: Bersabar, Pemulihan Terus Dikebut

Perumda Air Minum Kota Padang menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pelanggan atas gangguan distribusi yang masih terjadi di beberapa wilayah. Masyarakat diminta bersabar, karena seluruh sumber daya saat ini difokuskan untuk memulihkan produksi dan stabilitas distribusi air.

“Kami mohon doa dan dukungan masyarakat. Insyaallah, semua permasalahan ini akan kami tuntaskan secara bertahap. Target kami satu: air tetap mengalir ke rumah warga,” pungkas Hendra.

(Mond)

#PerumdaAirMinum #Padang