Breaking News

Pascabencana Banjir Bandang Sumbar, BNPB: Sejumlah Wilayah di Agam Masih Terisolasi, Pemulihan Infrastruktur Butuh Rp13,52 Triliun

Banjir dan longsor kembali melanda Kabupaten Agam, Sumatera Barat hingga memutus akses utama ke Bukittinggi. (Foto: iNews)

D'On, Kabupaten Agam - Kabupaten Agam, Sumatra Barat, masih menghadapi tantangan berat pascabencana banjir bandang dan longsor
yang menerjang sejumlah wilayah dalam beberapa waktu terakhir. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, hingga awal Desember 2025, sebagian daerah masih dalam kondisi terisolasi akibat rusaknya akses transportasi dan infrastruktur vital.

Hal itu disampaikan langsung Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam rapat terbatas bersama Presiden RI Prabowo Subianto yang digelar di Istana Negara pada Minggu, 7 Desember 2025. Laporan tersebut menegaskan bahwa proses pemulihan di Sumatra Barat belum sepenuhnya pulih dan masih memerlukan penanganan khusus.

“Di Kabupaten Agam, khususnya di wilayah Limo Nagari, masih ada kecamatan yang terisolasi. Sementara di Pesisir Selatan juga masih terdapat satu kecamatan dan di Tigo Nagari yang aksesnya belum sepenuhnya terbuka,” ujar Suharyanto, Senin (8/12/2025).

Distribusi Logistik Tetap Berjalan Lewat Udara, Darat, dan Air

Meski sejumlah wilayah masih terputus secara akses darat, BNPB memastikan distribusi bantuan logistik kepada korban bencana tidak terhenti. Upaya pengiriman bantuan kini dilakukan melalui berbagai jalur, mulai dari udara, darat, hingga jalur air.

Di wilayah Pesisir Selatan, bantuan masih mengandalkan transportasi udara karena akses darat belum sepenuhnya aman. Sementara di Kabupaten Agam, pengiriman bantuan kini sudah dapat dilakukan melalui kombinasi jalur darat dan air, di samping jalur udara.

“Di Pesisir Selatan masih lewat udara. Di Agam, selain lewat udara, sekarang juga sudah bisa lewat darat dan lewat air,” jelas Suharyanto.

BNPB mencatat, stok logistik di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dalam kondisi aman. Total bantuan yang tersedia saat ini mencapai 24,22 ton, sementara 98,8 ton bantuan telah berhasil disalurkan ke berbagai wilayah terdampak.

Akses Jalur Nasional dan Provinsi Bertahap Dibuka

Dari sisi konektivitas, BNPB menegaskan bahwa jalur nasional Padang–Bukittinggi melalui kawasan Bukit Anai tidak terputus total. Kendaraan masih dapat melintas dengan memanfaatkan jalur alternatif yang disiapkan oleh pemerintah daerah dan instansi terkait.

Namun, sejumlah jalur provinsi masih dalam tahap perbaikan intensif. Di antaranya:

  • Jalur Sicincin (Padang Pariaman) – Malalak (Agam) diperkirakan baru akan rampung dalam tiga minggu ke depan.
  • Jalur Padang Luar Bukittinggi – Maninjau ditargetkan dapat kembali normal dalam waktu satu minggu berdasarkan laporan dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

Kondisi ini membuat aktivitas ekonomi warga, distribusi hasil pertanian, hingga mobilitas sosial masyarakat masih belum sepenuhnya pulih.

Listrik dan Komunikasi Pulih 100 Persen, Air Bersih Masih Bermasalah

BNPB juga melaporkan bahwa pemulihan jaringan komunikasi dan listrik di wilayah terdampak Sumatra Barat telah mencapai 100 persen. Layanan telepon seluler, internet, dan aliran listrik kini kembali normal, sehingga memudahkan koordinasi penanganan darurat dan aktivitas masyarakat.

Namun, persoalan air bersih masih menjadi pekerjaan rumah besar. Hingga kini, perbaikan jaringan air bersih masih berlangsung di 21 kecamatan yang tersebar di tujuh kabupaten/kota di Sumatra Barat.

Kondisi ini memaksa sebagian warga masih bergantung pada bantuan air bersih dari pemerintah dan relawan.

Kebutuhan Anggaran Pemulihan Capai Rp13,52 Triliun

Dalam rapat bersama Presiden, BNPB juga menyampaikan besarnya kebutuhan anggaran untuk pemulihan infrastruktur pascabencana. Berdasarkan penghitungan sementara dari Kementerian Pekerjaan Umum, dana yang dibutuhkan untuk memulihkan kondisi infrastruktur ke keadaan semula bahkan menjadi lebih baik mencapai Rp13,52 triliun.

“Kami laporkan untuk Sumatra Barat, hasil penghitungan sementara dari Kementerian PU untuk pemulihan membutuhkan anggaran Rp13,52 triliun,” ungkap Suharyanto.

Anggaran tersebut mencakup perbaikan jalan nasional dan provinsi, jembatan, fasilitas umum, jaringan air bersih, hingga infrastruktur pendukung permukiman warga.

BNPB Tegaskan Pemulihan Agam Jadi Prioritas Nasional

BNPB menegaskan bahwa penanganan pascabencana banjir dan longsor di Sumatra Barat, khususnya di Kabupaten Agam, menjadi prioritas utama pemerintah pusat. Selain pemulihan fisik, pemerintah juga fokus pada pemulihan sosial, ekonomi, serta trauma healing bagi masyarakat terdampak.

Suharyanto memastikan bahwa alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk mendukung distribusi logistik, termasuk helikopter dan alat berat, masih dalam kondisi cukup dan siap digunakan kapan pun dibutuhkan.

Dengan masih adanya wilayah terisolasi, rusaknya infrastruktur, serta besarnya kebutuhan anggaran pemulihan, bencana banjir bandang dan longsor di Sumatra Barat menjadi salah satu ujian besar bagi ketahanan daerah dan negara dalam menghadapi bencana hidrometeorologi ekstrem.

(IN)

#BanjirSumbar #BNPB #SumateraBarat