Wali Kota Sibolga Ditemukan Selamat Jalan Kaki 3 Hari Menembus Longsor, Hutan, dan Perbukitan

Wali Kota Sibolga Ahmad Syukri Nazri Penarik hadir di Sibolga, Jumat (28/11/2025), setelah berjalan tiga hari lewati longsor dan hutan
D'On, Sibolga — Wali Kota Sibolga, Akhmad Syukri Nazri Penarik, akhirnya tiba di Kota Sibolga setelah sempat hilang kontak selama beberapa hari ketika dalam perjalanan pulang dari Medan. Menurut keterangan pejabat dan rekannya, Syukri berjalan kaki selama sekitar tiga hari (dua malam) menembus jalur yang dilanda longsor dan banjir sebuah perjalanan ekstrem yang berujung pada luka-luka ringan namun keselamatan yang akhirnya terkonfirmasi.
Perjalanan berat: dari Medan ke Sibolga lewat Sitahuis
Sumber internal partai dan pejabat daerah menyatakan bahwa Wali Kota Syukri berangkat dari Medan setelah mendapat kabar banjir bandang yang melanda wilayah Sibolga. Saat mencoba kembali, rombongan sempat terjebak di kawasan Sitahuis, Tapanuli Tengah, dimana terjadi longsor yang menutup akses jalan dan memutus sinyal komunikasi. Dalam kondisi tanpa jaringan, Syukri bersama ajudannya memutuskan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melalui hutan, perbukitan, dan sejumlah titik longsor untuk mencapai Sibolga.
Luka ringan, kondisi stabil konfirmasi dari berbagai pihak
Ketua DPP NasDem Teritori Aceh, Bakhtiar Akhmad Sibarani, mengatakan lewat keterangan pers dan komunikasi video call bahwa Syukri dalam kondisi baik meski menderita “luka-luka sedikit” pada tangan dan kaki akibat medan yang terjal. Pernyataan serupa juga datang dari pejabat Kementerian Dalam Negeri dan Wakil Menteri Dalam Negeri, yang mengonfirmasi kedatangan Syukri di Sibolga setelah perjalanan tiga hari.
Jarak dan rute ekstrem: sampai 50 km dan puluhan titik longsor
Beberapa laporan lokal menyebut jarak yang ditempuh mencapai puluhan kilometer ada yang melaporkan hingga sekitar 50 km dan melewati puluhan titik longsor sebelum akhirnya berhasil mencapai akses jalan yang dapat dilalui. Sumber-sumber lapangan menggambarkan bagaimana medan berubah-ubah: dari jalur lumpur hasil longsor, aliran sungai yang melebar, hingga jalur sempit di sela-sela perbukitan yang memaksa mereka “masuk-keluar” hutan demi terus bergerak menuju kota.
Mengapa Wali Kota tetap maju? Tekad bertemu warga terdampak
Rekan-rekan dekatnya menyebut motivasi utama Syukri adalah keinginan kuat untuk segera berada di samping warga yang terdampak bencana. Bakhtiar menuturkan bahwa Wali Kota “tak sabar” ingin memastikan bantuan dan respons pemerintah kota berjalan cepat, sehingga memilih menempuh rute berat ketimbang menunggu jalur normal terbuka. Sikap ini sekaligus meredam desas-desus dan fitnah yang sempat beredar di media sosial tentang ketidakhadiran wali kota di tengah bencana.
Respons pemerintah dan upaya penanganan darurat
Kementerian Dalam Negeri dan BNPB telah menerima laporan kondisi lapangan yang menutup beberapa akses utama antara Sibolga - Tarutung—Tapteng. Tim darurat gabungan (BPBD, TNI/Polri, relawan lokal) dikerahkan untuk membuka akses, mengevakuasi korban terdampak banjir-longsor, dan memastikan kebutuhan dasar warga. Sementara itu, otoritas setempat diminta meningkatkan koordinasi logistik dan titik distribusi bantuan mengingat banyaknya jalur yang terputus.
Suara warga dan reaksi publik
Kabar kembalinya Wali Kota disambut lega oleh sejumlah warga dan tokoh daerah yang sebelumnya khawatir. Di sisi lain, insiden ini memicu kritik terutama dari pihak yang mempertanyakan kesiapan infrastruktur darurat dan sistem komunikasi di wilayah rawan bencana. Para pengamat mendesak evaluasi cepat soal mitigasi longsor, peringatan dini, serta pemetaan akses alternatif agar pejabat dan warga tak kembali terjebak ketika bencana menyerang.
Pelajaran dari perjalanan tiga hari
Kisah Wali Kota Syukri yang menembus longsor dan hutan untuk kembali ke Sibolga menjadi gambaran ekstrem tentang bagaimana bencana alam dapat mengganggu akses sekaligus memaksa keputusan sulit di lapangan. Meski keselamatan akhirnya terjaga, pengalaman ini menyorot perlunya langkah preventif lebih kuat dari infrastruktur jalan, konektivitas komunikasi darurat, hingga kesiapsiagaan masyarakat setempat agar ketika cuaca ekstrem datang lagi, respons bisa lebih cepat tanpa menempatkan siapa pun dalam risiko tambahan.
(MD)
#Peristiwa #AkhmadSyukriNazriPenarik #WalikotaSibolga