Kasus HIV 2.026, PKB Tegur Keras Pemko Padang: Jangan Lalai Berantas Asusila dan Penyimpangan Seksual!

Sekretaris DPC PKB Kota Padang Nofri Effendi (Dok: Mond)
D'On, Padang – Angka kasus HIV/AIDS di Kota Padang kembali mencatatkan lonjakan mencemaskan. Berdasarkan data terbaru, total kasus telah menembus 2.026 orang, menjadikan ibu kota Sumatera Barat ini sebagai salah satu daerah dengan jumlah kasus tertinggi di wilayah barat Indonesia. Tingginya angka ini memicu sorotan tajam dari berbagai kalangan, terutama terkait lemahnya pengawasan sosial serta ketidaktegasan pemerintah dalam menangani perilaku asusila, LGBT, dan penyimpangan seksual.
Rumah Kost Eksklusif Jadi Sarang Perilaku Menyimpang
Salah satu sorotan serius datang dari maraknya rumah kost eksklusif yang kini tumbuh bak jamur di sejumlah titik keramaian. Fasilitas yang tertutup dan minim kontrol ini dinilai menjadi ruang aman bagi praktik prostitusi terselubung, hubungan bebas, hingga pertemuan kelompok tertentu yang berpotensi memicu penyebaran penyakit seksual.
Banyak rumah kost tersebut beroperasi tanpa pengawasan ketat, bahkan sebagian tidak terdaftar secara resmi. Hal ini membuat aktivitas penghuni sulit dipantau baik oleh masyarakat sekitar maupun oleh aparat kelurahan.
Tokoh Masyarakat dan Pemuda Dinilai Lemah dalam Pengawasan
Pihak masyarakat menilai bahwa tokoh adat, tokoh masyarakat, dan pemuda di banyak kawasan mulai kehilangan fungsi pengawasan mereka. Padahal, secara budaya, masyarakat Minangkabau menempatkan pengawasan sosial sebagai benteng utama mencegah perilaku menyimpang.
Namun kini, banyak generasi muda dibiarkan keluyuran hingga larut malam tanpa arahan. Minimnya teguran sosial dan hilangnya peran "paga nagari" membuat ruang gerak perilaku negatif semakin terbuka lebar.
Pemko Padang Klaim Satgas dan Dubalang Sudah Maksimal, Namun Hasilnya Masih Jauh
Pemerintah Kota Padang sebenarnya telah menurunkan Dubalang, Satgas Penegak Perda, dan tim gabungan untuk melakukan razia serta patroli malam. Aksi ini ditujukan untuk membubarkan remaja yang berkeliaran, menertibkan tempat hiburan, hingga mengawasi titik-titik rawan maksiat.
Namun upaya tersebut dinilai belum menyentuh akar persoalan. Razia meski sering dilakukan hanya menyelesaikan masalah di permukaan. Pada saat yang sama, kasus HIV/AIDS terus naik, perilaku seks bebas makin terbuka, dan aktivitas LGBT semakin sulit dibendung.
Banyak pihak menilai bahwa Pemko Padang hanya seremonial, tanpa program jangka panjang yang menyentuh edukasi, pengawasan lingkungan, dan penegakan aturan secara tegas.
Ninik Mamak dan Orang Tua Diminta Kembali Berperan Besar
Dalam budaya Minangkabau, ninik mamak memiliki tanggung jawab terhadap anak kemenakan. Namun kini, posisi itu melemah karena perubahan sosial dan kurangnya kepedulian.
Sekretaris DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Padang, Nofri Effendi, didampingi Wakil Sekretaris Anggy Crisye, S.Kom, menegaskan bahwa ninik mamak dan orang tua harus kembali mengaktifkan fungsi pengawasan ini.
“Jangan sampai generasi kita dibiarkan hanyut oleh arus pergaulan bebas. Ninik mamak dan orang tua harus turun tangan, bukan hanya menyerahkan semua kepada pemerintah,” tegas Nofri.
Ia menambahkan bahwa banyak kasus terjadi karena remaja dibiarkan keluar malam tanpa arah, tanpa kontrol, tanpa pegangan moral.
Pesan Keras untuk Pemko Padang: Jangan Lalai, Taruh Nyawa Generasi di Ujung Tanduk
PKB Kota Padang menilai bahwa Pemko telah lalai dan kurang serius dalam memberantas perilaku asusila, LGBT, prostitusi terselubung, dan penyimpangan seksual. Kenaikan kasus HIV/AIDS hingga 2.026 orang adalah sinyal nyata bahwa penanganan tidak berjalan efektif.
“Ini bukan sekadar angka statistik. Ini nyawa manusia, ini masa depan generasi. Jika pemerintah terus lamban dan setengah hati, maka Padang akan kehilangan generasi emasnya,” ungkap Nofri.
Lebih jauh, ia juga menekankan bahwa pemerintah jangan sekadar mengandalkan razia, tetapi harus membangun sistem pengawasan, edukasi, dan evaluasi yang menyeluruh:
- Penindakan tegas terhadap rumah kost yang disalahgunakan.
- Edukasi kesehatan seksual di sekolah dan masyarakat.
- Pengawasan rutin oleh perangkat kelurahan hingga RT/RW.
- Menghidupkan kembali peran ninik mamak sebagai pengarah moral.
- Pelibatan pemuda sebagai penjaga keamanan sosial.
Kota Padang Menuju Zona Merah Moral dan Kesehatan Jika Tidak Bertindak Cepat
Dengan jumlah kasus HIV/AIDS yang menembus ribuan, Kota Padang kini memasuki kondisi darurat moral dan kesehatan. Jika tidak ada tindakan tegas dan menyeluruh, maka masa depan generasi muda berada dalam ancaman serius.
Sorotan dan teguran keras yang datang dari masyarakat, ninik mamak, tokoh adat, hingga partai politik semestinya menjadi alarm bagi Pemko Padang untuk bangun dari tidur dan mengambil langkah nyata, bukan sekadar wacana.
(Mond)
#Kesehatan #HIV #AIDS #Padang