Semangat Ratusan Relawan Pulihkan Pesisir Padang Lewat Aksi “Naturavita X EnviroXplore”
Aksi bertajuk “Naturavita X EnviroXplore” ini diinisiasi oleh Tim Pelaksana PPK ORMAWA BEM KM Universitas Andalas (UNAND)
D'On, Padang – Suara debur ombak bercampur dengan teriknya matahari menjadi latar dari sebuah gerakan besar yang berlangsung di pesisir Kelurahan Pasia Nan Tigo, Padang, pada akhir pekan 27–28 September 2025. Selama dua hari penuh, ratusan relawan lintas generasi turun tangan memulihkan wajah pantai yang selama ini dihantam abrasi dan dicemari sampah.
Mereka datang dari berbagai latar belakang mahasiswa, pelajar, akademisi, komunitas lokal, hingga masyarakat umum. Perbedaan usia dan profesi tidak menjadi sekat, justru melebur dalam satu semangat: mengembalikan kehidupan bagi pesisir yang terluka. Aksi bertajuk “Naturavita X EnviroXplore” ini diinisiasi oleh Tim Pelaksana PPK ORMAWA BEM KM Universitas Andalas (UNAND) bersama mitra strategis seperti Rumah Zakat, Gugah Nurani Indonesia, Asik.id, serta kelompok konservasi Jambak Sea Turtle Camp.
Ketua pelaksana, Rifqi, menyebut aksi ini bukan sekadar acara seremonial, melainkan sebuah gerakan nyata yang lahir dari kepedulian mendalam terhadap kondisi pesisir.
“Naturavita X EnviroXplore adalah pernyataan sikap generasi muda: bahwa kami peduli, kami siap bertindak, dan kami ingin membangun kesadaran kolektif bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Dampaknya harus terasa, nyata, dan berkelanjutan,” tegasnya.
Hari Pertama: Membersihkan Luka, Menanam Harapan
Sabtu pagi di Pantai Pasia Jambak, deretan relawan dibagi menjadi kelompok kecil dan menyebar di sepanjang garis pantai. Pemandangan awal cukup memilukan: pasir pantai dipenuhi plastik, botol, dan limbah rumah tangga yang terbawa arus laut. Namun pemandangan muram itu segera berganti dengan gerak cepat para relawan yang mengisi kantong-kantong sampah, memilah antara plastik, organik, dan residu.
Dalam waktu hanya beberapa jam, kerja keras itu membuahkan hasil: 499,87 kilogram sampah berhasil diangkat dari pesisir. Angka itu setara hampir setengah ton beban yang setiap hari menggerogoti ekosistem laut.
Tak berhenti di situ, para relawan kemudian beralih pada upaya jangka panjang: mitigasi abrasi. Sebanyak 100 bibit Cemara Laut ditanam berjejer di bibir pantai. Panitia sudah menyiapkan pagar pelindung sederhana agar bibit tidak rusak akibat gelombang atau aktivitas manusia. Harapannya, pohon-pohon ini kelak tumbuh menjadi benteng hijau yang melindungi garis pantai dari kikisan ombak.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh aparat setempat. Kanit Binmas Polsek Koto Tangah, Zulkifli, yang hadir sekaligus membuka acara, menyampaikan apresiasi mendalam.
“Apa yang dilakukan generasi muda hari ini adalah contoh nyata. Kepedulian yang dibangun bersama akan menjadi kekuatan besar dalam menjaga lingkungan,” ujarnya.
Hari Kedua: Belajar dan Menanam di Muaro Anai
Minggu, semangat para relawan tidak surut. Justru, energi mereka semakin membara ketika kegiatan bergeser ke Muaro Anai, pusat konservasi mangrove di Pasia Nan Tigo.
Sebelum turun ke lapangan, peserta dibekali ilmu dari para ahli. Dr. Ir. Eni Kamal, M.Sc., pakar lingkungan, memberikan pemaparan mendalam mengenai peran vital mangrove sebagai benteng alami pesisir sekaligus rumah bagi ribuan makhluk hidup.
“Setiap bibit mangrove adalah investasi jangka panjang. Ia menyerap karbon, melindungi daratan dari abrasi, dan menopang kehidupan laut. Menanam mangrove berarti menanam masa depan,” jelasnya.
Tak hanya teori, teknis penanaman juga dijelaskan oleh Pati Hariyose dari Jambak Sea Turtle Camp. Dengan penuh kesabaran, ia menunjukkan cara menanam yang benar agar tingkat kelangsungan hidup bibit maksimal. Setelah memahami arahan, para relawan kemudian turun ke lumpur, kaki mereka tenggelam, namun wajah tetap penuh senyum.
Hasilnya, sebanyak 450 bibit mangrove dan 37 bibit Pohon Pinago berhasil ditanam. Perlahan, bagian pesisir yang tadinya gersang mulai dihiasi tunas-tunas hijau—sebuah simbol harapan bagi ekosistem laut dan kehidupan masyarakat pesisir.
Lebih dari Sekadar Angka
Aksi “Naturavita X EnviroXplore” berakhir dengan catatan statistik: hampir setengah ton sampah berhasil dikumpulkan, 100 pohon Cemara Laut ditanam, 450 mangrove dan 37 Pinago menancap di tanah basah Muaro Anai. Namun, di balik angka itu tersimpan makna yang jauh lebih dalam.
Ini bukan sekadar tentang sampah yang diangkut atau pohon yang ditanam, melainkan tentang energi kolektif, semangat gotong royong, dan kepedulian yang diwariskan dari generasi muda kepada bumi. Jejak kaki para relawan di pasir pantai mungkin akan segera terhapus ombak, tetapi jejak kepedulian mereka akan terus tumbuh bersama setiap pohon yang berakar di tanah pesisir.
(*)