Duka Nelayan Sumatera Barat: Empat Musibah Laut dalam Dua Pekan, BMKG Ingatkan Waspada Cuaca Ekstrem

Ilustrasi Cuaca Ekstrem
D'On, Padang – Dalam dua pekan terakhir, duka beruntun menyelimuti masyarakat pesisir Sumatera Barat. Empat peristiwa musibah laut menimpa nelayan di berbagai daerah, menelan korban jiwa dan meninggalkan luka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.
Gelombang tinggi, angin kencang, serta perubahan cuaca yang tidak menentu diduga menjadi faktor utama rentetan musibah ini. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahkan telah mengeluarkan peringatan dini agar masyarakat pesisir dan nelayan lebih berhati-hati menghadapi potensi cuaca ekstrem di perairan barat Sumatera.
Rentetan Musibah Laut
-
6 September 2025 – Mentawai
Seorang nelayan bernama Mateus Taileu (63) hilang setelah sampannya terbalik dihantam ombak besar. Setelah pencarian intensif, tim SAR gabungan akhirnya menemukan korban dalam kondisi meninggal dunia pada 8 September. -
12 September 2025 – Maninjau
Dodi Prinando (40) hilang saat mencari ikan di perairan Danau Maninjau. Hingga kini, pencarian masih terus dilakukan oleh tim SAR dengan bantuan penyelam. -
13 September 2025 – Mentawai
Sebuah sampan nelayan kembali terbalik akibat hantaman ombak. Dari dua orang korban, satu berhasil selamat, sementara satu lainnya masih dalam pencarian. -
14 September 2025 – Padang
Perahu nelayan yang ditumpangi tiga orang terbalik. Dari tiga korban, satu berhasil menyelamatkan diri, namun dua lainnya, yakni Dian (54) dan Zulhendri, ditemukan meninggal dunia. Satu korban lain bernama Afrizal berhasil diselamatkan.
Imbauan Keselamatan
Kepala Kantor SAR Padang mengingatkan bahwa kondisi cuaca di perairan Sumatera Barat saat ini relatif berbahaya. “Gelombang tinggi, angin kencang, serta cuaca yang cepat berubah sangat berisiko bagi kapal kecil dan nelayan tradisional. Kami mengimbau agar masyarakat betul-betul memperhatikan peringatan BMKG sebelum melaut,” ujarnya.
BMKG sendiri mencatat adanya peningkatan potensi gelombang tinggi 2,5–4 meter di perairan Samudra Hindia barat Sumatera dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini berpotensi membahayakan aktivitas pelayaran, khususnya kapal nelayan dan kapal tradisional.
Pesan untuk Nelayan dan Masyarakat Pesisir
Para ahli keselamatan laut menekankan beberapa langkah penting untuk mengurangi risiko:
- Selalu memeriksa prakiraan cuaca sebelum berangkat melaut.
- Pastikan kondisi perahu dan perlengkapan keselamatan dalam keadaan baik.
- Wajib menggunakan jaket pelampung (life jacket).
- Jangan melaut sendirian dan sampaikan rute serta jadwal melaut kepada keluarga atau petugas setempat.
Duka yang Menjadi Peringatan
Rentetan peristiwa tragis ini menjadi pengingat keras akan pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem. Selain duka keluarga korban, masyarakat luas juga dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa aktivitas mencari nafkah di laut kini semakin berisiko.
Semoga pencarian terhadap korban yang belum ditemukan segera membuahkan hasil terbaik, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan menghadapi cobaan ini.
(Mond)
#Peristiwa #SumateraBarat #CuacaEkstrem