Breaking News

Tidur Kurang dari 6 Jam? Ini yang Sebenarnya Terjadi pada Tubuhmu

Ilustrasi begadang, bekerja sampai larut malam. (Photo by Jonas Leupe on Unsplash)

Dirgantaraonline
- Bayangkan tubuhmu seperti sebuah ponsel pintar. Sepanjang hari, kamu menggunakannya untuk bekerja, belajar, berinteraksi, bahkan bermain. Lambat laun, baterainya terkuras. Saat malam tiba, tidur adalah “charger” utama yang mengembalikan energimu. Tapi bagaimana jika setiap malam kamu hanya memberikan waktu pengisian kurang dari 6 jam? Bukan hanya baterai yang tak terisi penuh—komponen-komponennya pun mulai rusak perlahan.

1. Otak Kehilangan Kemampuannya untuk Bekerja Optimal

Tidur yang cukup (7–9 jam) memberi kesempatan otak untuk melakukan proses housekeeping. Sel-sel glial di otak bekerja seperti petugas kebersihan, membersihkan sisa-sisa racun metabolik, termasuk beta-amyloid—protein yang terkait dengan penyakit Alzheimer.
Jika kamu tidur kurang dari 6 jam, proses pembersihan ini terganggu. Hasilnya:

  • Konsentrasi menurun: Fokus buyar, mudah terdistraksi.
  • Memori terganggu: Sulit mengingat informasi baru atau mengakses ingatan lama.
  • Pengambilan keputusan melambat: Otak seperti terjebak dalam kabut.

2. Sistem Kekebalan Tubuh Melemah

Sebuah studi dari University of California menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki kemungkinan 4 kali lebih besar terkena flu setelah terpapar virus. Saat tidur, tubuh memproduksi sitokin—protein yang membantu melawan infeksi dan peradangan. Tanpa cukup tidur, jumlah sitokin menurun, membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit.

3. Hormon Jadi Kacau

Tidur singkat mengacaukan keseimbangan hormon, terutama:

  • Kortisol (hormon stres) meningkat, membuat tubuh terus berada dalam mode “siaga”.
  • Leptin (hormon kenyang) menurun, sedangkan ghrelin (hormon lapar) meningkat—mengundang nafsu makan berlebihan, terutama pada makanan tinggi gula dan lemak.
  • Insulin jadi kurang efektif, meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

4. Jantung Bekerja Lebih Berat

Tidur kurang dari 6 jam secara konsisten meningkatkan risiko hipertensi, serangan jantung, dan stroke. Saat kamu tidur, tekanan darah biasanya turun 10–20%. Tapi jika tidur terlalu sebentar, penurunan ini tidak terjadi maksimal, membuat pembuluh darah terus tertekan.

5. Kulit Menua Lebih Cepat

Kurang tidur membuat tubuh memproduksi lebih sedikit kolagen—protein yang menjaga kulit tetap elastis. Wajah akan lebih mudah tampak lelah, lingkar hitam di bawah mata semakin jelas, dan garis-garis halus mulai muncul. Bukan hanya penuaan alami yang dipercepat, tetapi juga proses regenerasi sel kulit yang terganggu.

6. Risiko Kecelakaan Meningkat Drastis

Efek kurang tidur pada refleks hampir setara dengan pengaruh alkohol. Studi National Highway Traffic Safety Administration di AS mencatat bahwa pengemudi yang tidur kurang dari 6 jam memiliki risiko kecelakaan 1,3 kali lipat lebih tinggi. Otak yang kelelahan memproses informasi lebih lambat, meningkatkan kemungkinan kesalahan fatal.

7. Gangguan Emosi dan Kesehatan Mental

Tidur pendek memengaruhi amigdala—bagian otak yang mengatur emosi. Hasilnya, kamu jadi lebih mudah marah, cemas, atau sedih. Kurang tidur kronis bahkan terkait erat dengan depresi dan gangguan kecemasan.

Bukan Sekadar Lelah

Kurang tidur bukan hanya membuatmu menguap seharian. Ini adalah proses merusak tubuh secara perlahan—mulai dari otak, hormon, kekebalan tubuh, hingga kesehatan jantung. Tubuh memang bisa “bertahan” dengan 5–6 jam tidur untuk sementara, tetapi jika ini menjadi kebiasaan, efeknya akan terasa jauh lebih besar dari yang kamu bayangkan.

Mulailah prioritaskan tidur seperti kamu memprioritaskan makan dan bernapas. Karena tidur bukan kemewahan, melainkan kebutuhan biologis yang menentukan kualitas hidupmu.

(***)

#Gayahidup #Lifestyle #Begadang #Kesehatan